28.4 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Maratua Dilirik 14 Investor

DESTINASI wisata
di Bumi Etam mulai dilirik investor. Akan ada 14 perusahaan yang siap
mengembangkan Maratua sebagai destinasi wisata andalan di Kalimantan Timur
bahkan Indonesia bersama Seychelles.

Kepala Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Zairin Zain menyatakan, akan ada dana hibah Rp 50
miliar dari Pemerintah Seychelles untuk mengembangkan Maratua. Namun sampai
hari ini belum masuk karena masih dalam penyusunan masterplan pembangunan oleh
konsorsium.

Adapun saat ini, Bappeda
Kaltim juga melakukan peninjauan ulang tata ruang sebagai bahan penyusunan
masterplan pembangunan Maratua. “Kita juga sudah siapkan tata ruang dari
Maratua. Kita batasi di mana saja yang akan kita kembangkan. Jangan sampai
merusak terumbu karang yang ada,” tuturnya, Minggu (26/5).

Selain untuk menjaga kawasan
terumbu karang, peninjauan tata ruang ini kata Zairin untuk mencegah kerugian
masyarakat. Pasalnya, sudah banyak home stay milik penduduk lokal yang perlu
dipastikan tidak terkena dampak pembangunan dari perusahaan yang akan masuk di
Maratua. Sebaliknya, justru geliat usaha masyarakat setempat ikut bertumbuh.
“Tidak terdampak ya. Di Seychelles juga yang berkembang itu home stay dari
masyarakat,” jelas Zairin.

Baca Juga :  Ajak Anak Naik Gunung Bareng Backpacker

Dia menyatakan, nantinya 14
perusahaan tersebut akan membangun hotel, resort, dan beberapa fasilitas bagi
wisatawan di Kepulauan Maratua. Zairin menyebut salah satu perusahaan yang ikut
konsorsium adalah perusahaan yang berafiliasi dengan perusahaan rokok lokal
yakni Djarum Group. Namun ketika dikonfirmasi lebih lanjut, Zairin enggan
memberi komentar.

Selain itu juga perluasan
runway untuk memberi ruang lebih bagi pendaratan pesawat pribadi wisatawan.
Pembenahan infrastruktur dan fasilitas home stay masyarakat lokal menjadi
sangat penting untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. “Rp 50 miliar baru awal
persiapan. Tapi keseluruhan pembangunan bisa Rp 2 triliun sampai Rp 3 triliun.
Penggunaan Rp 50 miliar itu nanti konsorsium yang gunakan,” terang Zairin.

Baca Juga :  Besei Kambe Salah Satu Kearifan Lokal

Zairin menyebut, dengan
kerja sama dan pembangunan ini, Pemprov Kaltim akan menerima pendapatan.
Misalnya dari retribusi usaha yang berada di lokasi tersebut. Selain itu
Pemprov Kaltim akan menerima pendapatan dari sejumlah pajak yang dibebankan
kepada pelaku usaha di Maratua.

Plt. Sekretaris Daerah
Meiliana mengatakan, dalam upaya menjadikan Maratua sebagai area wisata blue
ecotourism, telah ada rencana kesepakatan 14 perusahaan swasta lokal asal
Indonesia untuk membentuk konsorsium bersama Pemerintah Seychelles. “Itu
(kesepakatan) belum ditandatangani. Nanti statusnya swasta. Di dalamnya ada 13
konsorsium perusahaan lokal,” kata Meiliana.

Perusahaan hasil konsorsium
yang direncanakan bernama PT Pembangunan Pulau Nusantara sebagai modal awal
akan mengumpulkan Rp 100 juta untuk setiap perusahaan. Selain itu, pengembangan
Kepulauan Maratua akan didukung dengan dana hibah dari Pemerintah Seychelles
sekitar Rp 50 miliar. Adapun dana hibah itu digunakan untuk peningkatan
sanitasi, pelabuhan, dan infrastruktur penunjang. (aji/ndu/k18)

DESTINASI wisata
di Bumi Etam mulai dilirik investor. Akan ada 14 perusahaan yang siap
mengembangkan Maratua sebagai destinasi wisata andalan di Kalimantan Timur
bahkan Indonesia bersama Seychelles.

Kepala Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Zairin Zain menyatakan, akan ada dana hibah Rp 50
miliar dari Pemerintah Seychelles untuk mengembangkan Maratua. Namun sampai
hari ini belum masuk karena masih dalam penyusunan masterplan pembangunan oleh
konsorsium.

Adapun saat ini, Bappeda
Kaltim juga melakukan peninjauan ulang tata ruang sebagai bahan penyusunan
masterplan pembangunan Maratua. “Kita juga sudah siapkan tata ruang dari
Maratua. Kita batasi di mana saja yang akan kita kembangkan. Jangan sampai
merusak terumbu karang yang ada,” tuturnya, Minggu (26/5).

Selain untuk menjaga kawasan
terumbu karang, peninjauan tata ruang ini kata Zairin untuk mencegah kerugian
masyarakat. Pasalnya, sudah banyak home stay milik penduduk lokal yang perlu
dipastikan tidak terkena dampak pembangunan dari perusahaan yang akan masuk di
Maratua. Sebaliknya, justru geliat usaha masyarakat setempat ikut bertumbuh.
“Tidak terdampak ya. Di Seychelles juga yang berkembang itu home stay dari
masyarakat,” jelas Zairin.

Baca Juga :  Ajak Anak Naik Gunung Bareng Backpacker

Dia menyatakan, nantinya 14
perusahaan tersebut akan membangun hotel, resort, dan beberapa fasilitas bagi
wisatawan di Kepulauan Maratua. Zairin menyebut salah satu perusahaan yang ikut
konsorsium adalah perusahaan yang berafiliasi dengan perusahaan rokok lokal
yakni Djarum Group. Namun ketika dikonfirmasi lebih lanjut, Zairin enggan
memberi komentar.

Selain itu juga perluasan
runway untuk memberi ruang lebih bagi pendaratan pesawat pribadi wisatawan.
Pembenahan infrastruktur dan fasilitas home stay masyarakat lokal menjadi
sangat penting untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. “Rp 50 miliar baru awal
persiapan. Tapi keseluruhan pembangunan bisa Rp 2 triliun sampai Rp 3 triliun.
Penggunaan Rp 50 miliar itu nanti konsorsium yang gunakan,” terang Zairin.

Baca Juga :  Besei Kambe Salah Satu Kearifan Lokal

Zairin menyebut, dengan
kerja sama dan pembangunan ini, Pemprov Kaltim akan menerima pendapatan.
Misalnya dari retribusi usaha yang berada di lokasi tersebut. Selain itu
Pemprov Kaltim akan menerima pendapatan dari sejumlah pajak yang dibebankan
kepada pelaku usaha di Maratua.

Plt. Sekretaris Daerah
Meiliana mengatakan, dalam upaya menjadikan Maratua sebagai area wisata blue
ecotourism, telah ada rencana kesepakatan 14 perusahaan swasta lokal asal
Indonesia untuk membentuk konsorsium bersama Pemerintah Seychelles. “Itu
(kesepakatan) belum ditandatangani. Nanti statusnya swasta. Di dalamnya ada 13
konsorsium perusahaan lokal,” kata Meiliana.

Perusahaan hasil konsorsium
yang direncanakan bernama PT Pembangunan Pulau Nusantara sebagai modal awal
akan mengumpulkan Rp 100 juta untuk setiap perusahaan. Selain itu, pengembangan
Kepulauan Maratua akan didukung dengan dana hibah dari Pemerintah Seychelles
sekitar Rp 50 miliar. Adapun dana hibah itu digunakan untuk peningkatan
sanitasi, pelabuhan, dan infrastruktur penunjang. (aji/ndu/k18)

Terpopuler

Artikel Terbaru