31.4 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Sering Pesan Makanan Online? Waspadai Risiko Obesitas

Kegemukan berlebih atau obesitas adalah salah satu masalah kesehatan yang patut mendapatkan perhatian khusus. Maraknya makanan cepat saji berkalori tinggi semakin meningkatkan risiko obesitas, khususnya di kalangan anak dan dewasa muda. Apalagi, kini makin mudah untuk mendapatkan makanan secara online, dengan hanya beberapa klik lewat aplikasi online. 

Beberapa tahun terakhir, memesan makanan menjadi lebih mudah dilakukan. Hanya dengan mengetik di aplikasi Anda, makanan akan sampai ke depan pintu rumah dalam waktu singkat. Dengan begitu, aktivitas fisik pun akan semakin rendah, sehingga turut menjadi faktor yang menyebabkan peningkatan angka obesitas.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang dampak tren ini terhadap peningkatan angka obesitas, simak penjelasannya di bawah ini.

Hubungan obesitas dan tren delivery makanan secara online

Pemesanan makanan dengan menggunakan jasa aplikasi online mungkin memiliki banyak kemudahan. Tetapi sayangnya kemudahan ini juga memiliki risiko kesehatan yang perlu diwaspadai. Bahaya tersembunyi dari fenomena baru ini adalah potensi peningkatan angka obesitas.

Memang belum ada penelitian yang mempelajari hubungan pasti antara tren pengiriman makanan secara online dengan peningkatan angka obesitas. Tapi yang pasti, pengiriman makanan ini bisa mempermudah akses ke berbagai makanan tinggi kalori, tanpa mengeluarkan energi lewat aktivitas fisik untuk mendapatkannya. Misalnya jalan kaki untuk menuju warung atau bersepeda untuk membeli makanan tersebut.

Baca Juga :  Soal Vaksin Covid-19, Begini Kata Ketua Umum PB IDI

Hal inilah yang dapat meningkatkan asupan kalori tanpa pengeluaran energi yang signifikan. Selain itu, hal tersebut juga mendorong generasi muda saat ini pada pola hidup sedenter yang sangat minim dengan aktivitas fisik, sehingga pada akhirnya turut menyebabkan peningkatan berat badan.

Di sisi lain, penggunaan jasa pengiriman makanan secara online ini juga menghilangkan aspek pemeriksaan makanan. 

Pada metode pembelian konvensional, pembeli dapat melihat secara langsung ukuran dan porsi makanan, sehingga dapat memilih yang tepat dan sesuai untuk mereka. Jasa pengiriman makanan online telah menghilangkan aspek tersebut. 

Sebenarnya, fenomena pemesanan makanan secara online tidak hanya terjadi di Indonesia. Hal ini juga terjadi di berbagai negara lain, seperti Australia, Inggris, dan Singapura. 

Menghadapi bahaya obesitas pada anak akibat fenomena tersebut, bahkan pemerintah Inggris sudah melakukan langkah signifikan untuk mencegahnya. Salah satunya dengan pembatasan jarak minimal antara tempat makan cepat saji dengan sekolah.

Tips memilih makanan dengan aplikasi

Baca Juga :  Benarkah Main Ponsel Sebelum Tidur bisa Sebabkan Insomnia?

Sudah sepatutnya Anda dapat menggunakan kemajuan teknologi dengan bijak, termasuk dalam hal memesan makanan secara online. 

Berbagai promosi yang ditawarkan aplikasi pengiriman makanan online memang sangat menggiurkan. Namun, jangan sampai berat badan Anda naik berlebih karena asupan makanan yang tidak terkontrol. 

Agar berat badan tetap terkontrol, ada beberapa tips yang dapat Anda lakukan ketika memesan makanan menggunakan aplikasi online, yaitu:

1. Jangan mudah tergiur dengan promosi 

Jika Anda sudah makan, tapi kemudian melihat ada promosi, jangan langsung tergiur untuk membelinya. Patuhilah jadwal makan yang teratur untuk mencegah asupan yang berlebih.

2. Pilihlah makanan yang sehat

Daripada memesan makanan yang digoreng, pilihlah makanan segar seperti salad atau jus buah tanpa tambahan gula.

3. Perhatikan porsi makanan yang Anda pesan

Jangan memesan makanan secara berlebih karena tentu saja hal ini akan mendorong Anda untuk makan secara berlebih juga.

Kemajuan teknologi tentu memberikan banyak kemudahan, termasuk dengan aplikasi pengiriman makanan online. Namun waspadai risiko obesitas yang bisa terjadi. Apalagi jika Anda terlena oleh kemudahan aplikasi online tersebut, yang membuat Anda jadi malas melakukan aktivitas fisik.(MS/RVS/klikdokter)

Kegemukan berlebih atau obesitas adalah salah satu masalah kesehatan yang patut mendapatkan perhatian khusus. Maraknya makanan cepat saji berkalori tinggi semakin meningkatkan risiko obesitas, khususnya di kalangan anak dan dewasa muda. Apalagi, kini makin mudah untuk mendapatkan makanan secara online, dengan hanya beberapa klik lewat aplikasi online. 

Beberapa tahun terakhir, memesan makanan menjadi lebih mudah dilakukan. Hanya dengan mengetik di aplikasi Anda, makanan akan sampai ke depan pintu rumah dalam waktu singkat. Dengan begitu, aktivitas fisik pun akan semakin rendah, sehingga turut menjadi faktor yang menyebabkan peningkatan angka obesitas.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang dampak tren ini terhadap peningkatan angka obesitas, simak penjelasannya di bawah ini.

Hubungan obesitas dan tren delivery makanan secara online

Pemesanan makanan dengan menggunakan jasa aplikasi online mungkin memiliki banyak kemudahan. Tetapi sayangnya kemudahan ini juga memiliki risiko kesehatan yang perlu diwaspadai. Bahaya tersembunyi dari fenomena baru ini adalah potensi peningkatan angka obesitas.

Memang belum ada penelitian yang mempelajari hubungan pasti antara tren pengiriman makanan secara online dengan peningkatan angka obesitas. Tapi yang pasti, pengiriman makanan ini bisa mempermudah akses ke berbagai makanan tinggi kalori, tanpa mengeluarkan energi lewat aktivitas fisik untuk mendapatkannya. Misalnya jalan kaki untuk menuju warung atau bersepeda untuk membeli makanan tersebut.

Baca Juga :  Soal Vaksin Covid-19, Begini Kata Ketua Umum PB IDI

Hal inilah yang dapat meningkatkan asupan kalori tanpa pengeluaran energi yang signifikan. Selain itu, hal tersebut juga mendorong generasi muda saat ini pada pola hidup sedenter yang sangat minim dengan aktivitas fisik, sehingga pada akhirnya turut menyebabkan peningkatan berat badan.

Di sisi lain, penggunaan jasa pengiriman makanan secara online ini juga menghilangkan aspek pemeriksaan makanan. 

Pada metode pembelian konvensional, pembeli dapat melihat secara langsung ukuran dan porsi makanan, sehingga dapat memilih yang tepat dan sesuai untuk mereka. Jasa pengiriman makanan online telah menghilangkan aspek tersebut. 

Sebenarnya, fenomena pemesanan makanan secara online tidak hanya terjadi di Indonesia. Hal ini juga terjadi di berbagai negara lain, seperti Australia, Inggris, dan Singapura. 

Menghadapi bahaya obesitas pada anak akibat fenomena tersebut, bahkan pemerintah Inggris sudah melakukan langkah signifikan untuk mencegahnya. Salah satunya dengan pembatasan jarak minimal antara tempat makan cepat saji dengan sekolah.

Tips memilih makanan dengan aplikasi

Baca Juga :  Benarkah Main Ponsel Sebelum Tidur bisa Sebabkan Insomnia?

Sudah sepatutnya Anda dapat menggunakan kemajuan teknologi dengan bijak, termasuk dalam hal memesan makanan secara online. 

Berbagai promosi yang ditawarkan aplikasi pengiriman makanan online memang sangat menggiurkan. Namun, jangan sampai berat badan Anda naik berlebih karena asupan makanan yang tidak terkontrol. 

Agar berat badan tetap terkontrol, ada beberapa tips yang dapat Anda lakukan ketika memesan makanan menggunakan aplikasi online, yaitu:

1. Jangan mudah tergiur dengan promosi 

Jika Anda sudah makan, tapi kemudian melihat ada promosi, jangan langsung tergiur untuk membelinya. Patuhilah jadwal makan yang teratur untuk mencegah asupan yang berlebih.

2. Pilihlah makanan yang sehat

Daripada memesan makanan yang digoreng, pilihlah makanan segar seperti salad atau jus buah tanpa tambahan gula.

3. Perhatikan porsi makanan yang Anda pesan

Jangan memesan makanan secara berlebih karena tentu saja hal ini akan mendorong Anda untuk makan secara berlebih juga.

Kemajuan teknologi tentu memberikan banyak kemudahan, termasuk dengan aplikasi pengiriman makanan online. Namun waspadai risiko obesitas yang bisa terjadi. Apalagi jika Anda terlena oleh kemudahan aplikasi online tersebut, yang membuat Anda jadi malas melakukan aktivitas fisik.(MS/RVS/klikdokter)

Terpopuler

Artikel Terbaru