Migrain adalah istilah umum dari berbagai jenis penyakit saraf yang memiliki banyak subtipe. Gejala yang dirasakan dapat berupa nyeri kepala intensitas sedang hingga berat, yang dirasakan pada satu sisi kepala.
Meski bukan penyakit yang asing, ada beberapa jenis migrain yang mungkin belum Anda tahu gejalanya.
Secara umum, gejala migrain adalah sakit kepala yang terasa seperti berdenyut dengan tingkat sedang hingga parah. Sebagian orang juga dapat mengalami gejala tambahan, seperti merasa mual, ingin muntah, sensitif terhadap rangsangan suara, dan cahaya berlebihan.
Migrain sering kali ditemukan pada 1 dari 5 wanita, dan dimulai ketika dewasa muda.
Secara umum, pemicu migrain dapat berupa makanan, obat-obatan, stres, keadaan lelah, sakit dan kelaparan.
Selain itu, perubahan kadar hormon tubuh, adanya cahaya yang berkedip-kedip atau menyinari dengan sangat terang, serta perubahan tekanan udara maupun ketinggian juga bisa menyebabkan migrain.
Jenis-jenis Migrain
Meskipun punya gejala umum, ada beberapa jenis migrain yang memiliki gejala spesifik tambahan, serta cara penanganan yang berbeda. Berikut ulasannya.
1. Migrain dengan Aura
Sekitar seperempat jumlah penderita migrain juga mengalami migrain aura, yakni perubahan sensoris dan visual, seperti melihat titik-titik hitam atau garis zigzag, hingga rasa kesemutan pada satu sisi tubuh.
Penderita migrain dengan aura juga dapat mengalami ketidakmampuan berbicara secara baik.
Aura terjadi sejenak sebelum migrain muncul dan dapat berlangsung sekitar 10-30 menit. Aura merupakan tahapan kedua dari empat tahapan migrain.
Jadi, siapa pun yang mengalaminya akan mengartikan ini sebagai suatu pertanda akan nyeri kepala hebat yang akan datang.
Untuk meredakan gejalanya, pergilah ke ruangan yang gelap dan hening. Berikan kompres es pada area kepala yang nyeri. Pereda nyeri seperti anti-inflamasi non-steroid, seperti ibuprofen, dapat dikonsumsi. Obat golongan triptan juga efektif dalam mengatasi nyeri migrain.
2. Migrain Tanpa Aura
Subtipe migrain ini sedikit lebih sulit untuk didiagnosis karena gejalanya mirip dengan migrain lainnya.
Antara lain, nyeri berdenyut pada salah satu sisi kepala, fotofobia (nyeri pada mata ketika terpajan dengan sinar matahari), fonofobia (takut akan mendengar suara keras), nyeri kepala yang diperparah oleh aktivitas fisik, serta mual dan muntah adalah gejala klasik migrain tanpa aura.
Yang membedakan jenis ini dengan migrain biasa adalah tidak adanya fase peringatan (seperti yang terjadi pada aura). Untuk penanganan, migrain tanpa aura sama dengan migrain dengan aura.
3. Migrain tanpa Nyeri Kepala
Pria Migrain
Jenis ini juga disebut dengan silent migraine. Tipe ini dapat mengejutkan ketika datang karena Anda akan mengalami aura yang membuat pusing serta gangguan penglihatan, mual, tapi tanpa disertai nyeri kepala. Penderita migrain tanpa nyeri kepala rentan mendapatkan migrain tipe lainnya pula.
Migrain tanpa nyeri kepala tak lepas dari pemicu, yang sering kali bersifat individual. Pastikan Anda makan yang bergizi, berolahraga rutin, serta mengontrol tingkat stres untuk menghindari kekambuhan.
4. Migrain Hemiplegi
Pernahkah Anda mengalami migrain yang lebih terasa seperti serangan stroke? Kemungkinan itu adalah migrain hemiplegi, yakni kelemahan pada salah satu sisi tubuh, yang sering disertai dengan gejala aura visual dan sensasi kesemutan. Hal ini dapat bertahan selama beberapa jam, bahkan beberapa hari.
Mirip dengan migrain tanpa nyeri kepala, migrain hemiplegi tidak selalu melibatkan adanya nyeri kepala hebat. Jika Anda mengira mengalami migrain hemiplegi, segera periksakan diri ke dokter.
5. Migrain Retina
Migrain retina adalah kondisi nyeri kepala yang membuat Anda mengalami penurunan penglihatan pada satu mata secara temporer. Kebutaan dapat berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa bulan, tapi biasanya penglihatan dapat kembali normal seutuhnya.
Kondisi ini sering terjadi pada wanita dalam rentang usia subur. Saat Anda mengalami migrain retina, pastikan untuk memeriksakannya ke dokter spesialis mata.
6. Migrain Kronis
Jika Anda mengalami nyeri kepala lebih dari 15 hari dalam sebulan, Anda mungkin menderita migrain kronis. Beberapa hari akan terasa seperti mengalami migrain biasa, tapi terdapat variasi dalam keparahan gejala yang dirasakan.
Terkadang, Anda dapat mengira nyeri yang terjadi akibat tension headache, atau nyeri kepala akibat infeksi sinusitis.
Jika Anda mengalami gejala migrain yang terus-menerus terjadi dan hilang timbul, konsultasikan kepada dokter spesialis saraf agar Anda dapat mengetahui masalah yang terjadi dan juga penanganan yang tepat.
Dengan mengenali jenis-jenis migrain ini, Anda dapat mengetahui cara penanganan yang paling sesuai. Konsultasikan kepada dokter spesialis saraf jika migrain Anda tidak kunjung mereda usai diberikan beberapa pertolongan pertama.(HNS/RPA/klikdokter)