32 C
Jakarta
Monday, November 25, 2024

Ubah Pola Hidup, Pentingnya Literasi Gizi pada Anak

Hidup
sehat di tengah pandemi Covid-19 memang terus dikedepankan masyarakat. Salah
satu upayanya adalah dengan memenuhi kebutuhan gizi seimbang guna memperkuat
tubuh. Tak terkecuali pada pada anak.

Namun
sayangnya, tak semua anak paham akan pentingnya gizi seimbang. Untuk itu perlu
mengenalkan dan menumbuhkan literasi gizi untuk anak, yang dilakukan orang tua
bahkan guru.

Lantas,
kenapa sangat penting menerapkan literasi gizi pada anak?

Seperti
diungkapkan Pakar gizi Kesehatan Masyarakat dan Guru Besar FKM UI Prof. Dr.
drg. Sandra Fikawati, MPH, pentingnya sikap dan semangat untuk mempraktikkan
pengetahuan dalam hal literasi gizi. Terlebih di tengah krisis kesehatan, yang
tidak hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia.

Sebab,
jika dikenalkan sejak dini, maka bisa membantu mengubah pola hidup lebih sehat
hingga dewasa kelak. Sehingga, mereka sudah terbiasa dan memiliki pengetahuan
akan gizi yang baik. Tentunya bisa membuat hidup lebih aktif dan sehat.

Baca Juga :  Jantung Berdebar Setelah Kebanyakan Minum Kopi? Ini Penyebabnya

“Literasi
gizi tidak hanya menjadi tanggung jawab guru dan siswa tapi juga membutuhkan
peran aktif orang tua, yang membantu meningkatkan perubahan perilaku terhadap
kesadaran gizi dan pola konsumsi pangan sehat dan gaya hidup aktif, baik di
sekolah maupun di rumah,” ujarnya dalam webinar Gerakan Nusantara (Gernus)
bertema ‘Menjadi Orang Tua Tangguh di Era Adaptasi Kebiasaan Baru’ yang
diadakan Frisian Flag beberapa waktu lalu.

Sebenarnya,
menumbuhkan literasi gizi bisa berawal dengan memperkenalkan ‘Isi Piringku’.
Biasanya hal ini diajarkan di sekolah mencakup pemahaman dasar tentang gizi
seimbang.

Bagaimana
dalam satu piring harus ada lauk-pauk, sayuran, hingga buah. Termasuk
pentingnya konsumsi minimal segelas susu setiap hari untuk memenuhi kebutuhan
gizi bagi perkembangan otak dan fisik yang optimal bagi anak-anak usia
prasekolah dan sekolah.

Baca Juga :  Kapan Tubuh Paling Banyak Membakar Kalori?

Perlu
diketahui, sejak diluncurkan pada 2013, Gernus terus memaksimalkan
kontribusinya untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya dalam hal
literasi gizi kepada siswa-siswa sekolah dasar. Gernus mengutamakan
kegiatan-kegiatannya untuk mendukung Program Gizi Anak Sekolah (ProGAS) yang
digagas Kemendikbud RI.

Bersama
Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia (PKGK FKMUI), Gernus mengukur dampak positif bagi perilaku sehat dan
aktif anak melalui studi PSP (Pengetahuan-Sikap-Perilaku). Hasilnya, sejak 2015
hingga 2018, terjadi peningkatan yang signifikan terhadap pengetahuan gizi dan
perilaku sehat aktif yang lebih baik.

Hidup
sehat di tengah pandemi Covid-19 memang terus dikedepankan masyarakat. Salah
satu upayanya adalah dengan memenuhi kebutuhan gizi seimbang guna memperkuat
tubuh. Tak terkecuali pada pada anak.

Namun
sayangnya, tak semua anak paham akan pentingnya gizi seimbang. Untuk itu perlu
mengenalkan dan menumbuhkan literasi gizi untuk anak, yang dilakukan orang tua
bahkan guru.

Lantas,
kenapa sangat penting menerapkan literasi gizi pada anak?

Seperti
diungkapkan Pakar gizi Kesehatan Masyarakat dan Guru Besar FKM UI Prof. Dr.
drg. Sandra Fikawati, MPH, pentingnya sikap dan semangat untuk mempraktikkan
pengetahuan dalam hal literasi gizi. Terlebih di tengah krisis kesehatan, yang
tidak hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia.

Sebab,
jika dikenalkan sejak dini, maka bisa membantu mengubah pola hidup lebih sehat
hingga dewasa kelak. Sehingga, mereka sudah terbiasa dan memiliki pengetahuan
akan gizi yang baik. Tentunya bisa membuat hidup lebih aktif dan sehat.

Baca Juga :  Jantung Berdebar Setelah Kebanyakan Minum Kopi? Ini Penyebabnya

“Literasi
gizi tidak hanya menjadi tanggung jawab guru dan siswa tapi juga membutuhkan
peran aktif orang tua, yang membantu meningkatkan perubahan perilaku terhadap
kesadaran gizi dan pola konsumsi pangan sehat dan gaya hidup aktif, baik di
sekolah maupun di rumah,” ujarnya dalam webinar Gerakan Nusantara (Gernus)
bertema ‘Menjadi Orang Tua Tangguh di Era Adaptasi Kebiasaan Baru’ yang
diadakan Frisian Flag beberapa waktu lalu.

Sebenarnya,
menumbuhkan literasi gizi bisa berawal dengan memperkenalkan ‘Isi Piringku’.
Biasanya hal ini diajarkan di sekolah mencakup pemahaman dasar tentang gizi
seimbang.

Bagaimana
dalam satu piring harus ada lauk-pauk, sayuran, hingga buah. Termasuk
pentingnya konsumsi minimal segelas susu setiap hari untuk memenuhi kebutuhan
gizi bagi perkembangan otak dan fisik yang optimal bagi anak-anak usia
prasekolah dan sekolah.

Baca Juga :  Kapan Tubuh Paling Banyak Membakar Kalori?

Perlu
diketahui, sejak diluncurkan pada 2013, Gernus terus memaksimalkan
kontribusinya untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya dalam hal
literasi gizi kepada siswa-siswa sekolah dasar. Gernus mengutamakan
kegiatan-kegiatannya untuk mendukung Program Gizi Anak Sekolah (ProGAS) yang
digagas Kemendikbud RI.

Bersama
Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia (PKGK FKMUI), Gernus mengukur dampak positif bagi perilaku sehat dan
aktif anak melalui studi PSP (Pengetahuan-Sikap-Perilaku). Hasilnya, sejak 2015
hingga 2018, terjadi peningkatan yang signifikan terhadap pengetahuan gizi dan
perilaku sehat aktif yang lebih baik.

Terpopuler

Artikel Terbaru