Site icon Prokalteng

Bisakah Corona Menyebar Lewat Asap Rokok? Ini Pendapat Dokter Ahli Pen

bisakah-corona-menyebar-lewat-asap-rokok-ini-pendapat-dokter-ahli-pen

KALTENGPOS.CO – Dengan banyaknya para perokok di luar sana, Anda
mungkin pernah bertanya,  “bisakah virus
corona disebarkan melalui asap rokok, oleh mereka yang positif corona?”

Well, menurut pendapat dokter
osteopati Robert K. Roland, dari Atlantic Health System’s Overclock Medical
Center, hal itu belum bisa dikonfirmasi secara medis.

Menurut kepala seksi divisi
penyakit menular itu, potensi ini masih terus dipelajari oleh para ahli. Untuk
saat ini, penularan virus corona secara garis besar, masih didominasi lewat
droplet, yang keluar saat seseorang bersin atau batuk.

Dengan demikian, untuk sementara
ini, belum ditemukan adanya indikasi penyebaran corona lewat asap rokok, dan
bahwa droplet hanya mampu menyebar setidaknya sejauh dua meter.

Akan tetapi, teramat sangat
dianjurkan, untuk tetap selalu waspada akan penyebaran virus yang pertama kali
diidentifitasi di Wuhan, China itu,

Penggunaan masker, selain tetap
berakitifas di rumah, adalah sesuatu yang bijak yang bisa Anda lakukan, untuk
terlibat dalam pencegahan penyebarannya.

Selain itu, Virus corona
(Covid-19) lebih banyak menyerang orang lanjut usia dan orang-orang dengan
penyakit penyerta.

Selain dua kondisi tersebut,
perokok dan pengguna vape ( rokok elektrik) ternyata juga lebih berisiko
mengalami infeksi virus corona. Temuan tersebut didapatkan dari laporan terbaru
publikasi ilmu pengetahuan Scientific American.

Kepada Express.co.uk, Imunolog
Dr. Jenna Macciochi menyarankan para perokok dan pengguna vape untuk berhenti. “Jika
ada waktu yang paling tepat untuk berhenti merokok, itu adalah sekarang,”
katanya.

Merokok menekan fungsi kekebalan
di paru-paru dan memicu peradangan.

“Merokok adalah salah satu
faktor risiko influenza,” kata seorang profesor biologi sel dan fisiologi
di Chapel Hill, Robert Tarran.

Ia menambahkan, orang-orang yang
merokok tertekan kekebalannya sampai batas tertentu. Tubuh mereka memproduksi
lebih banyak lendir.

Kondisi itu tidak membersihkan
paru-paru. Selain itu, ada perubahan menuju peradangan dan perubahan sel imun
juga. Semua itu mengarah pada satu kemungkinan, bahwa mereka pada dasarnya
lebih mungkin terkena virus dan mengalami kondisi yang lebih buruk jika
terinfeksi.

Exit mobile version