26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Tips Mencegah Pembengkakan pada Gusi

PALANGKA RAYA – Fungsi gusi
dalam mulut sangatlah penting. Jika terjadi gangguan sedikit saja pada gusi
dapat merambat pada bagian lainnya dalam mulut. Untuk itu, pentingnya menjaga
kebersihan mulut dan melaksanakan perawatan gigi dengan rutin ke dokter gigi,
yaitu setiap enam bulan sekali demi memiliki gusi dan gigi yang sehat.

Dokter gigi (drg) Agnes
Frethernety menjelaskan, perlu masyarakat ketahui, gusi tidak akan menimbulkan
darah saat menggosok gigi. Apabila mengalami gusi berdarah saat sedang menyikat
gigi, berkumur, atau saat gusi bersentuhan dengan makanan, tandanya gusi dan
mulut dalam keadaan tidak sehat.

“Ciri-ciri gusi yang sehat dan
ideal biasanya, gusi berwarna merah muda, kencang, dan dapat menahan gigi
dengan kuat, ketiga ciri gusi yang ideal tersebut wajib kita miliki, asalkan
rutin menyikat dan membersihkan pada sela-sela gigi,” jelas dokter murah senyum
tersebut saat diwawancara Kalteng Pos di ruang kerjanya, Jumat (28/2).

Menurut dokter gigi  yang akrab disapa Agnes ini, penyebab gusi
bengkak biasanya ditandai meradang, dengan ciri berwarna kemerahan, kemudian
menggelembung, bahkan bisa sampai menutupi sebagian besar gigi.

Baca Juga :  Guru Besar Unair: Riset Eucalyptus Harus Dilanjutkan

Beberapa hal faktor penyebab yang
dapat meningkatkan risiko gusi menjadi bengkak, menurut drg Agnes, yaitu :

•           Terjadi penumpukan pada plak gigi. Plak banyak mengandung
kuman dan bakteri yang dapat mengganggu kesehatan gusi.

•           Peradangan pada gusi (Gingivitis)

•           Keterbiasaan merokok

•           Inveksi jamur atau virus

•           Pemasangan gigi palsu atau perlengkapan gigi lainnya yang
dirasa kurang tepat.

•           Sensitivitas gusi akibat penggunaan pasta gigi tertentu
atau penggunaan cairan kumur yang berlebihan.

•           Kurangnya gizi (Skorbut), dimana kondisi tubuh kekurangan
asupan vitamin C.

 

Selain itu, menurut Agnes,
gangguan ringan seperti kasus gusi bengkak pada umumnya dapat ditangani dengan
memberikan lebih banyak perhatian pada kebersihan mulut. Tentunya dengan rutin menyikat
gigi dua kali sehari, kemudian melengkapi kebersihannya dengan menggunakan
benang gigi (dental floss) secara teratur.

Namun ada cara lain yang bisa
dilakukan apabila mengalami gangguan ringan (gusi bengkak), yaitu dengan:

Baca Juga :  Amankah Ibu Menyusui Divaksin COVID-19, Ini Jawabannya

•           Dengan memberikan kompres dingin pada gusi untuk mengurangi
pembengkakan.

•           Perbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan.

•           Berhenti merokok, minum minuman beralkohol, serta makanan
yang banyak mengandung kadar gula tinggi.

•           Menggunakan pasta gigi yang sesuai dan cocok dengan
kondisi gusi. Jika terjadi pembengkakan  dengan
penggunaan obat kumur, disarankan agar tidak menggunakannya kembali.

•           Prosesur dalam ‘Scalling’ untuk pembersihan plak gigi
biasanya juga membawa pengaruh.

 

Berbeda apabila peradangan
gusi yang sudah mengalami tingkat yang tergolong parah, menurut Agnes,
membutuhkan penanganan yang lebih lanjut. Kondisi seperti ini memerlukan
pemberian obat pereda nyeri, antibiotik, dan obat kumur khusus yang mengandung
klorheksidin, atau hidrogen peroksida.

“Namun untuk mendapatkan
perawatan tersebut biasanya harus disertai dengan resep dari dokter. Jika hanya
gangguan ringan saja cukup dengan memberi perhatian pada kebersihan mulut,
sebagaimana yang telah diuraikan di atas,” tegasnya. (*yud/ens)

PALANGKA RAYA – Fungsi gusi
dalam mulut sangatlah penting. Jika terjadi gangguan sedikit saja pada gusi
dapat merambat pada bagian lainnya dalam mulut. Untuk itu, pentingnya menjaga
kebersihan mulut dan melaksanakan perawatan gigi dengan rutin ke dokter gigi,
yaitu setiap enam bulan sekali demi memiliki gusi dan gigi yang sehat.

Dokter gigi (drg) Agnes
Frethernety menjelaskan, perlu masyarakat ketahui, gusi tidak akan menimbulkan
darah saat menggosok gigi. Apabila mengalami gusi berdarah saat sedang menyikat
gigi, berkumur, atau saat gusi bersentuhan dengan makanan, tandanya gusi dan
mulut dalam keadaan tidak sehat.

“Ciri-ciri gusi yang sehat dan
ideal biasanya, gusi berwarna merah muda, kencang, dan dapat menahan gigi
dengan kuat, ketiga ciri gusi yang ideal tersebut wajib kita miliki, asalkan
rutin menyikat dan membersihkan pada sela-sela gigi,” jelas dokter murah senyum
tersebut saat diwawancara Kalteng Pos di ruang kerjanya, Jumat (28/2).

Menurut dokter gigi  yang akrab disapa Agnes ini, penyebab gusi
bengkak biasanya ditandai meradang, dengan ciri berwarna kemerahan, kemudian
menggelembung, bahkan bisa sampai menutupi sebagian besar gigi.

Baca Juga :  Guru Besar Unair: Riset Eucalyptus Harus Dilanjutkan

Beberapa hal faktor penyebab yang
dapat meningkatkan risiko gusi menjadi bengkak, menurut drg Agnes, yaitu :

•           Terjadi penumpukan pada plak gigi. Plak banyak mengandung
kuman dan bakteri yang dapat mengganggu kesehatan gusi.

•           Peradangan pada gusi (Gingivitis)

•           Keterbiasaan merokok

•           Inveksi jamur atau virus

•           Pemasangan gigi palsu atau perlengkapan gigi lainnya yang
dirasa kurang tepat.

•           Sensitivitas gusi akibat penggunaan pasta gigi tertentu
atau penggunaan cairan kumur yang berlebihan.

•           Kurangnya gizi (Skorbut), dimana kondisi tubuh kekurangan
asupan vitamin C.

 

Selain itu, menurut Agnes,
gangguan ringan seperti kasus gusi bengkak pada umumnya dapat ditangani dengan
memberikan lebih banyak perhatian pada kebersihan mulut. Tentunya dengan rutin menyikat
gigi dua kali sehari, kemudian melengkapi kebersihannya dengan menggunakan
benang gigi (dental floss) secara teratur.

Namun ada cara lain yang bisa
dilakukan apabila mengalami gangguan ringan (gusi bengkak), yaitu dengan:

Baca Juga :  Amankah Ibu Menyusui Divaksin COVID-19, Ini Jawabannya

•           Dengan memberikan kompres dingin pada gusi untuk mengurangi
pembengkakan.

•           Perbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan.

•           Berhenti merokok, minum minuman beralkohol, serta makanan
yang banyak mengandung kadar gula tinggi.

•           Menggunakan pasta gigi yang sesuai dan cocok dengan
kondisi gusi. Jika terjadi pembengkakan  dengan
penggunaan obat kumur, disarankan agar tidak menggunakannya kembali.

•           Prosesur dalam ‘Scalling’ untuk pembersihan plak gigi
biasanya juga membawa pengaruh.

 

Berbeda apabila peradangan
gusi yang sudah mengalami tingkat yang tergolong parah, menurut Agnes,
membutuhkan penanganan yang lebih lanjut. Kondisi seperti ini memerlukan
pemberian obat pereda nyeri, antibiotik, dan obat kumur khusus yang mengandung
klorheksidin, atau hidrogen peroksida.

“Namun untuk mendapatkan
perawatan tersebut biasanya harus disertai dengan resep dari dokter. Jika hanya
gangguan ringan saja cukup dengan memberi perhatian pada kebersihan mulut,
sebagaimana yang telah diuraikan di atas,” tegasnya. (*yud/ens)

Terpopuler

Artikel Terbaru