33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Kenali, Ini Beda Demam Gejala DBD dengan Covid dan Penyakit Lainnya

PROKALTENG.CO – Deman Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu
penyakit musiman di Indonesia, terutama saat musim hujan seperti ini. Untuk
wajib bagi masyarakat mengetahui apa saja gejala DBD dan apa yang membedakannya
dengan penyakit lain, seperti Covid-19 atau campak.

Menjawab hal tersebut, dr. Heru
Wijono, Sp.PD, seorang dokter internist mengatakan, gejala yang khas dari DBD
ialah demam bifasik.

“Demam bifasik, demam yang
timbul kembali. Demam ini biasanya tiba-tiba datang, kemudian setelah 3 atau 4
hari panasnya turun, setelah beberapa hari panasnya berkurang atau stabil,
kemudian naik lagi demamnya. Kenaikan suhu yang kedua ini kita bilang bifasik
khas dari DBD dan saat suhu naik, trombosit juga ikut turun,” ujar dokter
yang bertugas di RS Husada Utama.

Baca Juga :  4 Kiat Sukses Kembali Olahraga Rutin setelah Liburan

Ada juga gejala lain selain
demam, ujar Dokter Heru,  seperti nyeri
tenggorokan, mual, sering buang air besar, nyeri perut dan kepala, tapi
gejala-gejala ini tidak khas. Gejala paling khas yaitu deman bifasik.

Selain deman bifasik, gejala khas
lainnya yang membedakan DBD dengan virus lainnya adalah munculnya bercak
-bercak merah kecil pada permukaan lengan bagian bawah saat dilakukan pemeriksaan
rumpel leed.

“Pemeriksaan rumpel leed
bisa dilakukan oleh dokter keluarga atau di puskesmas. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan melakukan pengukuran tekanan darah pasien, lalu pada bagian lengan bawah
ditekan dengan manset dibiarkan 5 menit dan dilihat apakah muncul becak merah
kecil. Kalau muncul berarti positif DBD dan harus segera melakukan pengecekan
trombosit,” kata dokter Heru, Kamis, 28 Januari 2021.

Baca Juga :  Hindari Klaster Rapat, Hasil Rapid atau Swab Negatif Belum Tentu Aman

Tambahnya, perbedaan bintik DBD
dengan campak ialah bintik DBD saat ditekan dengan jari tidak akan hilang,
karena bukan pelebaran pembuluh darah. Melainkan bintik tersebut adalah sel-sel
darah yang merembes keluar dari pembuluh darah.

Menurutnya, di era pandemi
Covid-19 ini untuk benar-benar membedakan gejala DBD dengan gejala Covid-19
atau penyakit lainnya juga harus melakukan pemeriksaan laboratorium, cek
rongten dan swab.

Dokter Heru juga kembali
mengingatkan, masyarakat untuk senatiasa melakukan 3M, yakni mengurus tempat
penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas. “Sampai
saat ini 3M adalah pencegahan DBD masih dirasa sangat efektif,” tandasnya.

PROKALTENG.CO – Deman Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu
penyakit musiman di Indonesia, terutama saat musim hujan seperti ini. Untuk
wajib bagi masyarakat mengetahui apa saja gejala DBD dan apa yang membedakannya
dengan penyakit lain, seperti Covid-19 atau campak.

Menjawab hal tersebut, dr. Heru
Wijono, Sp.PD, seorang dokter internist mengatakan, gejala yang khas dari DBD
ialah demam bifasik.

“Demam bifasik, demam yang
timbul kembali. Demam ini biasanya tiba-tiba datang, kemudian setelah 3 atau 4
hari panasnya turun, setelah beberapa hari panasnya berkurang atau stabil,
kemudian naik lagi demamnya. Kenaikan suhu yang kedua ini kita bilang bifasik
khas dari DBD dan saat suhu naik, trombosit juga ikut turun,” ujar dokter
yang bertugas di RS Husada Utama.

Baca Juga :  4 Kiat Sukses Kembali Olahraga Rutin setelah Liburan

Ada juga gejala lain selain
demam, ujar Dokter Heru,  seperti nyeri
tenggorokan, mual, sering buang air besar, nyeri perut dan kepala, tapi
gejala-gejala ini tidak khas. Gejala paling khas yaitu deman bifasik.

Selain deman bifasik, gejala khas
lainnya yang membedakan DBD dengan virus lainnya adalah munculnya bercak
-bercak merah kecil pada permukaan lengan bagian bawah saat dilakukan pemeriksaan
rumpel leed.

“Pemeriksaan rumpel leed
bisa dilakukan oleh dokter keluarga atau di puskesmas. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan melakukan pengukuran tekanan darah pasien, lalu pada bagian lengan bawah
ditekan dengan manset dibiarkan 5 menit dan dilihat apakah muncul becak merah
kecil. Kalau muncul berarti positif DBD dan harus segera melakukan pengecekan
trombosit,” kata dokter Heru, Kamis, 28 Januari 2021.

Baca Juga :  Hindari Klaster Rapat, Hasil Rapid atau Swab Negatif Belum Tentu Aman

Tambahnya, perbedaan bintik DBD
dengan campak ialah bintik DBD saat ditekan dengan jari tidak akan hilang,
karena bukan pelebaran pembuluh darah. Melainkan bintik tersebut adalah sel-sel
darah yang merembes keluar dari pembuluh darah.

Menurutnya, di era pandemi
Covid-19 ini untuk benar-benar membedakan gejala DBD dengan gejala Covid-19
atau penyakit lainnya juga harus melakukan pemeriksaan laboratorium, cek
rongten dan swab.

Dokter Heru juga kembali
mengingatkan, masyarakat untuk senatiasa melakukan 3M, yakni mengurus tempat
penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas. “Sampai
saat ini 3M adalah pencegahan DBD masih dirasa sangat efektif,” tandasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru