PROKALTENG.CO – Di tengah pandemi Covid-19, masyarakat kini juga
dihadapkan pada wabah Demam Berdarah Dengue (DBD). Gejala DBD yang mirip
Covid-19, seperti demam tinggi memang membuat sebagian orang cemas. Maka
terkadang orang mengira demam tinggi disebabkan gejala DBD, padahal itu tanda
Covid-19 atau sebaliknya. Lantas, bagaimana membedakannya?
Demam tinggi tersebut bisa
mengukur suhu tubuh dengan termometer di atas 37,5 derajat celcius. Dokter Spesialis
Alergi-imunologi, Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, KAI membenarkan kedua
penyakit itu memang mirip gejalanya.
“Gejala awal kadang mirip, (tapi)
gejala lanjutnya yang bisa membedakan,†tegasnya kepada JawaPos.com, Rabu
(24/6).
Gejala awal kedua penyakit itu
yaitu demam tinggi dan sakit kepala. Namun, untuk Covid-19 ada gejala
lanjutannya, yakni disertai batuk, pilek, dan sesak napas.
Gejala mirip lainnya misalnya
pasien dengan penyakit ini juga sama-sama merasakan gejala mual. Sehingga
seseorang harus segera melakukan tes darah dan swab ketika sudah merasakan
gejala ini.
“Maka hanya dengan tes
laboratorium baru bisa dibedakan. Dua-dua nya bisa ada mual. Harus tes darah
dan swab,†kata Prof Iris.
Lalu kapan pasien harus segera
tes darah dan swab jika sudah mengalami gejala awal? Seperti gejala demam
tinggi dan sakit kepala.
Prof Iris menjelaskan, tak ada
alasan bagi seseorang di masa pandemi ini menunda pergi ke laboratorium jika
demam tak kunjung turun. Maksimal adalah 3 hari tergantung daya tahan tubuh
seseorang.
“Untuk pandemi ini, batas
toleransi secepatnya. Panas 3 hari tidak turun, konsul ke dokter untuk
diperiksa dan cek darah,†tegasnya.