30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Mengenal Penyakit Autoimun, Ketika Kekebalan Tubuh Menyerang Diri Send

KALTENGPOS.CO – Normalnya, sistem kekebalan tubuh menjaga tubuh
dari serangan organisme asing, seperti bakteri atau virus. Namun sebaliknya,
bagi seorang yang menderita penyakit autoimun, maka sistem kekebalan tubuh
justru menyerang sel-sel sehat dalam tubuhnya sendiri.

Dikutip dari Alodokter, penyakit
kelainan kekebalan tubuh ini bisa berdampak kepada banyak sekali bagian tubuh
seseorang. Saking banyaknya, tercatat ada 80 jenis penyakit autoimun dengan
sebagian gejala yang sama. Hal ini membuat seseorang sulit diketahui apakah
menderita gangguan ini atau tidak, dan pada jenis yang mana.

Sementara, penyebab dari penyakit
autoimun juga masih belum dapat dipastikan.

Kebanyakan dari penyakit autoimun
belum dapat disembuhkan, namun gejala yang timbul dapat ditekan dan dijaga agar
tidak timbul flare. Pengobatan untuk menangani penyakit autoimun tergantung
pada jenis penyakit yang diderita, gejala yang dirasakan, dan tingkat
keparahannya. Untuk mengatasi nyeri, penderita bisa mengkonsumsi aspirin atau
ibuprofen.

Pasien juga bisa menjalani terapi
pengganti hormon jika menderita penyakit autoimun yang menghambat produksi
hormon dalam tubuh. Misalnya, untuk penderita diabetes tipe 1, dibutuhkan
suntikan insulin untuk mengatur kadar gula darah, atau bagi penderita
tiroiditis diberikan hormon tiroid.

Pengobatan penyakit autoimun
berpotensi menghabiskan biaya yang tidak sedikit dan mungkin perlu dilakukan
secara berkelanjutan.

Penyakit Autoimun yang Paling Sering Ditemui

Dari sekian banyaknya jenis
penyakit autoimun, beberapa penyakit autoimun di bawah ini merupakan yang sering
sekali ditemui, di antaranya:

1. Rheumatoid arthritis

Rheumatoid arthritis adalah
penyakit autoimun yang sering ditemui. Sistem kekebalan tubuh memproduksi
antibodi yang menyerang pelapis sendi. Akibat dari serangan antibodi ini adalah
peradangan, pembengkakan, dan nyeri pada sendi. Reaksi radang yang parah juga
bisa menimbulkan kerusakan pada bagian tubuh lain, seperti kulit, mata, dan
paru-paru. Terkadang, gejala rheumatoid arthritis bisa mirip dengan penyakit
lain, seperti osteoarthritis dan polimialgia reumatik.

Jika tidak diobati, penyakit ini
akan menyebabkan kerusakan permanen pada sendi. Untuk mencegahnya memburuk,
penderita rheumatoid arthritis biasanya akan diberikan obat minum atau suntik
yang berfungsi mengurangi aktivitas sistem kekebalan tubuh.

2. Lupus

Penyakit autoimun lainnya yang
sering kita dengar adalah systemic lupus erythematosus (SLE), atau biasa kita
sebut dengan lupus saja. Penyakit ini menyebabkan terbentuknya antibodi yang
justru menyerang hampir seluruh jaringan tubuh penderitanya. Beberapa bagian
tubuh yang paling sering diserang adalah sendi, paru-paru, ginjal, kulit,
jaringan penyambung tubuh, pembuluh darah, sumsum tulang, dan jaringan saraf.
Lupus yang menyerang sumsum tulang dapat menyebabkan anemia aplastik.

Baca Juga :  Hilang Indra Penciuman, Obati dengan 4 Minyak Esensial dan Obat Kumur

Hingga saat ini belum ada obat
yang dapat menyembuhkan lupus. Pengobatan lupus umumnya bertujuan untuk menekan
sistem kekebalan tubuh, sehingga mengurangi peradangan dan mencegah kerusakan
organ lebih lanjut.

3. Diabetes tipe 1

Penyakit ini biasanya akan
terdiagnosis sejak usia kanak-kanak atau dewasa muda. Penyakit diabetes tipe 1
disebabkan oleh serangan sistem kekebalan tubuh pada sel-sel pankreas yang
memiliki tugas memproduksi insulin. Hal ini menyebabkan terganggunya produksi
insulin sehingga tubuh tidak mampu mengontrol kadar gula darah.

Jika hal ini tidak dihentikan,
maka berisiko menimbulkan kerusakan pada berbagai organ, seperti ginjal, mata,
otak, jantung, atau pembuluh darah. Untuk penanganannya, penderita diabetes
tipe-1 akan diberikan suntikan insulin. Selain itu, penderita juga wajib
melakukan pemantauan kadar gula darah, menerapkan pola makan yang sehat, dan
olahraga teratur.

4. Multiple sclerosis (MS)

Pada saat sistem kekebalan tubuh
seseorang menyerang sel-sel saraf sendiri, beberapa gejala yang mengerikan
berisiko muncul sebagai akibatnya. Kondisi ini biasa disebut dengan multiple
sclerosis alias MS. Beberapa gejala yang bisa timbul adalah nyeri, kebutaan,
gangguan koordinasi tubuh, dan spasme otot. Gejala lainnya yang mungkin timbul
adalah tremor, mati rasa di area tungkai, kelumpuhan, susah bicara, atau susah
berjalan.

Untuk mengobatinya, obat-obatan
tertentu bisa digunakan untuk menekan sistem kekebalan tubuh. Fisioterapi dan
terapi okupasi dapat dilakukan untuk membantu pasien MS dalam melakukan
kegiatan sehari-hari.

5. Penyakit Graves

Penyakit Graves adalah penyakit
autoimun yang menyebabkan kelenjar tiroid menjadi terlalu aktif. Orang yang
menderita penyakit ini kemungkinan akan mengalami beragam gejala yang bisa
mengganggu kegiatan sehari-harinya. Kesulitan tidur, mudah tersulut emosi,
berat badan turun tanpa sebab, dan mata menonjol adalah sebagian gejalanya.
Gejala lain yang mungkin timbul adalah terlalu peka pada hawa panas, otot
lemah, tremor (tangan bergetar), dan gangguan menstruasi.

Untuk mengobati penyakit Graves,
penderita kemungkinan akan diberikan pil radioaktif iodium. Pil ini digunakan
untuk membunuh sel-sel kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Pasien dapat juga
diberikan obat anti-tiroid, obat hipertensi golongan beta blocker, dan
kortikosteroid. Beberapa kasus penyakit Graves perlu ditangani dengan prosedur
pembedahan.

6. Psoriasis

Psoriasis adalah kondisi terlalu
aktifnya sistem kekebalan tubuh sehingga menyebabkan kulit mengalami kondisi
kronis. Kondisi ini disebabkan oleh salah satu sel darah dalam sistem kekebalan
tubuh yang terlalu aktif, yaitu sel-T. Berkumpulnya sel-T di kulit merangsang
kulit untuk tumbuh lebih cepat dari seharusnya.

Gejala psoriasis yaitu muncul
bercak di kulit yang bersisik dan pengelupasan kulit yang meninggalkan lapisan
berwarna putih mengkilap. Untuk menanganinya, dokter akan memberikan obat
penekan sistem kekebalan tubuh, seperti kortikosteroid, juga terapi cahaya.

Baca Juga :  Seperti Ini Proses Penyembuhan Pasca-Serangan Jantung

7. Sindrom Guillain-Barre

Sindrom Guillain-Barré adalah
penyakit autoimun yang tergolong langka. Pada penyakit ini, sistem kekebalan
tubuh yang seharusnya melindungi justru menyerang sistem saraf perifer yang
bertanggung jawab mengendalikan pergerakan tubuh.

Sebagai akibatnya, penderita
sindrom Guillain-Barré bisa mengalami gejala bertahap yang diawali dari
kesemutan dan nyeri pada otot kaki serta tangan. Selanjutnya penderita penyakit
ini mengalami pelemahan pada kedua sisi otot tubuh dari kaki dan menjalar ke
bagian tubuh atas, bahkan hingga ke otot mata. Dapat pula terjadi gangguan
koordinasi.

Beberapa Faktor Risiko Terkena Penyakit Autoimun

Sejauh ini penyebab penyakit
autoimun masih belum diketahui. Meski demikian, ada beberapa faktor yang
menyebabkan seseorang lebih berisiko menderita penyakit autoimun, yaitu:

1. Genetik atau keturunan

Faktor risiko utama dari penyakit
autoimun adalah faktor genetik. Meski demikian, faktor ini bukan satu-satunya
yang bisa memicu reaksi kekebalan tubuh.

2. Lingkungan

Faktor lingkungan merupakan hal
penting dalam timbulnya penyakit autoimun. Faktor lingkungan mencakup paparan
zat tertentu seperti asbes, merkuri, perak dan emas, serta pola makan yang
kurang sehat.

3. Perubahan hormon

Beberapa penyakit autoimun sering
kali menyerang perempuan pasca melahirkan. Hal ini menyebabkan hadirnya sebuah
asumsi bahwa penyakit autoimun terkait dengan perubahan hormon, misalnya saat
hamil, melahirkan, atau menopause.

4. Infeksi

Beberapa penyakit autoimun sering
kali dikaitkan dengan terjadinya infeksi. Hal ini wajar karena sebagian gejala
penyakit autoimun diperburuk oleh infeksi tertentu.

Meski penyakit autoimun masih
belum diketahui penyebabnya, namun kita bisa mewaspadai berbagai faktor risiko
di atas. Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala dari
penyakit-penyakit di atas. Makin cepat diketahui, maka makin besar kemungkinan
untuk bisa mencegah terjadinya komplikasi akibat penyakit autoimun.

Gejala Penyakit Autoimun

Ada lebih dari 80 penyakit yang
digolongkan penyakit autoimun. Beberapa di antaranya memiliki gejala yang sama.
Pada umumnya, gejala-gejala awal penyakit autoimun adalah:

·        
Kelelahan.

·        
Pegal otot.

·        
Ruam kulit.

·        
Demam ringan.

·        
Rambut rontok.

·        
Sulit berkonsentrasi.

·        
Kesemutan di tangan dan kaki.

Masing-masing penyakit autoimun
memiliki gejala yang spesifik, misalnya sering merasa haus, lemas, dan
penurunan berat badan pada penderita diabetes tipe 1.

KALTENGPOS.CO – Normalnya, sistem kekebalan tubuh menjaga tubuh
dari serangan organisme asing, seperti bakteri atau virus. Namun sebaliknya,
bagi seorang yang menderita penyakit autoimun, maka sistem kekebalan tubuh
justru menyerang sel-sel sehat dalam tubuhnya sendiri.

Dikutip dari Alodokter, penyakit
kelainan kekebalan tubuh ini bisa berdampak kepada banyak sekali bagian tubuh
seseorang. Saking banyaknya, tercatat ada 80 jenis penyakit autoimun dengan
sebagian gejala yang sama. Hal ini membuat seseorang sulit diketahui apakah
menderita gangguan ini atau tidak, dan pada jenis yang mana.

Sementara, penyebab dari penyakit
autoimun juga masih belum dapat dipastikan.

Kebanyakan dari penyakit autoimun
belum dapat disembuhkan, namun gejala yang timbul dapat ditekan dan dijaga agar
tidak timbul flare. Pengobatan untuk menangani penyakit autoimun tergantung
pada jenis penyakit yang diderita, gejala yang dirasakan, dan tingkat
keparahannya. Untuk mengatasi nyeri, penderita bisa mengkonsumsi aspirin atau
ibuprofen.

Pasien juga bisa menjalani terapi
pengganti hormon jika menderita penyakit autoimun yang menghambat produksi
hormon dalam tubuh. Misalnya, untuk penderita diabetes tipe 1, dibutuhkan
suntikan insulin untuk mengatur kadar gula darah, atau bagi penderita
tiroiditis diberikan hormon tiroid.

Pengobatan penyakit autoimun
berpotensi menghabiskan biaya yang tidak sedikit dan mungkin perlu dilakukan
secara berkelanjutan.

Penyakit Autoimun yang Paling Sering Ditemui

Dari sekian banyaknya jenis
penyakit autoimun, beberapa penyakit autoimun di bawah ini merupakan yang sering
sekali ditemui, di antaranya:

1. Rheumatoid arthritis

Rheumatoid arthritis adalah
penyakit autoimun yang sering ditemui. Sistem kekebalan tubuh memproduksi
antibodi yang menyerang pelapis sendi. Akibat dari serangan antibodi ini adalah
peradangan, pembengkakan, dan nyeri pada sendi. Reaksi radang yang parah juga
bisa menimbulkan kerusakan pada bagian tubuh lain, seperti kulit, mata, dan
paru-paru. Terkadang, gejala rheumatoid arthritis bisa mirip dengan penyakit
lain, seperti osteoarthritis dan polimialgia reumatik.

Jika tidak diobati, penyakit ini
akan menyebabkan kerusakan permanen pada sendi. Untuk mencegahnya memburuk,
penderita rheumatoid arthritis biasanya akan diberikan obat minum atau suntik
yang berfungsi mengurangi aktivitas sistem kekebalan tubuh.

2. Lupus

Penyakit autoimun lainnya yang
sering kita dengar adalah systemic lupus erythematosus (SLE), atau biasa kita
sebut dengan lupus saja. Penyakit ini menyebabkan terbentuknya antibodi yang
justru menyerang hampir seluruh jaringan tubuh penderitanya. Beberapa bagian
tubuh yang paling sering diserang adalah sendi, paru-paru, ginjal, kulit,
jaringan penyambung tubuh, pembuluh darah, sumsum tulang, dan jaringan saraf.
Lupus yang menyerang sumsum tulang dapat menyebabkan anemia aplastik.

Baca Juga :  Hilang Indra Penciuman, Obati dengan 4 Minyak Esensial dan Obat Kumur

Hingga saat ini belum ada obat
yang dapat menyembuhkan lupus. Pengobatan lupus umumnya bertujuan untuk menekan
sistem kekebalan tubuh, sehingga mengurangi peradangan dan mencegah kerusakan
organ lebih lanjut.

3. Diabetes tipe 1

Penyakit ini biasanya akan
terdiagnosis sejak usia kanak-kanak atau dewasa muda. Penyakit diabetes tipe 1
disebabkan oleh serangan sistem kekebalan tubuh pada sel-sel pankreas yang
memiliki tugas memproduksi insulin. Hal ini menyebabkan terganggunya produksi
insulin sehingga tubuh tidak mampu mengontrol kadar gula darah.

Jika hal ini tidak dihentikan,
maka berisiko menimbulkan kerusakan pada berbagai organ, seperti ginjal, mata,
otak, jantung, atau pembuluh darah. Untuk penanganannya, penderita diabetes
tipe-1 akan diberikan suntikan insulin. Selain itu, penderita juga wajib
melakukan pemantauan kadar gula darah, menerapkan pola makan yang sehat, dan
olahraga teratur.

4. Multiple sclerosis (MS)

Pada saat sistem kekebalan tubuh
seseorang menyerang sel-sel saraf sendiri, beberapa gejala yang mengerikan
berisiko muncul sebagai akibatnya. Kondisi ini biasa disebut dengan multiple
sclerosis alias MS. Beberapa gejala yang bisa timbul adalah nyeri, kebutaan,
gangguan koordinasi tubuh, dan spasme otot. Gejala lainnya yang mungkin timbul
adalah tremor, mati rasa di area tungkai, kelumpuhan, susah bicara, atau susah
berjalan.

Untuk mengobatinya, obat-obatan
tertentu bisa digunakan untuk menekan sistem kekebalan tubuh. Fisioterapi dan
terapi okupasi dapat dilakukan untuk membantu pasien MS dalam melakukan
kegiatan sehari-hari.

5. Penyakit Graves

Penyakit Graves adalah penyakit
autoimun yang menyebabkan kelenjar tiroid menjadi terlalu aktif. Orang yang
menderita penyakit ini kemungkinan akan mengalami beragam gejala yang bisa
mengganggu kegiatan sehari-harinya. Kesulitan tidur, mudah tersulut emosi,
berat badan turun tanpa sebab, dan mata menonjol adalah sebagian gejalanya.
Gejala lain yang mungkin timbul adalah terlalu peka pada hawa panas, otot
lemah, tremor (tangan bergetar), dan gangguan menstruasi.

Untuk mengobati penyakit Graves,
penderita kemungkinan akan diberikan pil radioaktif iodium. Pil ini digunakan
untuk membunuh sel-sel kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Pasien dapat juga
diberikan obat anti-tiroid, obat hipertensi golongan beta blocker, dan
kortikosteroid. Beberapa kasus penyakit Graves perlu ditangani dengan prosedur
pembedahan.

6. Psoriasis

Psoriasis adalah kondisi terlalu
aktifnya sistem kekebalan tubuh sehingga menyebabkan kulit mengalami kondisi
kronis. Kondisi ini disebabkan oleh salah satu sel darah dalam sistem kekebalan
tubuh yang terlalu aktif, yaitu sel-T. Berkumpulnya sel-T di kulit merangsang
kulit untuk tumbuh lebih cepat dari seharusnya.

Gejala psoriasis yaitu muncul
bercak di kulit yang bersisik dan pengelupasan kulit yang meninggalkan lapisan
berwarna putih mengkilap. Untuk menanganinya, dokter akan memberikan obat
penekan sistem kekebalan tubuh, seperti kortikosteroid, juga terapi cahaya.

Baca Juga :  Seperti Ini Proses Penyembuhan Pasca-Serangan Jantung

7. Sindrom Guillain-Barre

Sindrom Guillain-Barré adalah
penyakit autoimun yang tergolong langka. Pada penyakit ini, sistem kekebalan
tubuh yang seharusnya melindungi justru menyerang sistem saraf perifer yang
bertanggung jawab mengendalikan pergerakan tubuh.

Sebagai akibatnya, penderita
sindrom Guillain-Barré bisa mengalami gejala bertahap yang diawali dari
kesemutan dan nyeri pada otot kaki serta tangan. Selanjutnya penderita penyakit
ini mengalami pelemahan pada kedua sisi otot tubuh dari kaki dan menjalar ke
bagian tubuh atas, bahkan hingga ke otot mata. Dapat pula terjadi gangguan
koordinasi.

Beberapa Faktor Risiko Terkena Penyakit Autoimun

Sejauh ini penyebab penyakit
autoimun masih belum diketahui. Meski demikian, ada beberapa faktor yang
menyebabkan seseorang lebih berisiko menderita penyakit autoimun, yaitu:

1. Genetik atau keturunan

Faktor risiko utama dari penyakit
autoimun adalah faktor genetik. Meski demikian, faktor ini bukan satu-satunya
yang bisa memicu reaksi kekebalan tubuh.

2. Lingkungan

Faktor lingkungan merupakan hal
penting dalam timbulnya penyakit autoimun. Faktor lingkungan mencakup paparan
zat tertentu seperti asbes, merkuri, perak dan emas, serta pola makan yang
kurang sehat.

3. Perubahan hormon

Beberapa penyakit autoimun sering
kali menyerang perempuan pasca melahirkan. Hal ini menyebabkan hadirnya sebuah
asumsi bahwa penyakit autoimun terkait dengan perubahan hormon, misalnya saat
hamil, melahirkan, atau menopause.

4. Infeksi

Beberapa penyakit autoimun sering
kali dikaitkan dengan terjadinya infeksi. Hal ini wajar karena sebagian gejala
penyakit autoimun diperburuk oleh infeksi tertentu.

Meski penyakit autoimun masih
belum diketahui penyebabnya, namun kita bisa mewaspadai berbagai faktor risiko
di atas. Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala dari
penyakit-penyakit di atas. Makin cepat diketahui, maka makin besar kemungkinan
untuk bisa mencegah terjadinya komplikasi akibat penyakit autoimun.

Gejala Penyakit Autoimun

Ada lebih dari 80 penyakit yang
digolongkan penyakit autoimun. Beberapa di antaranya memiliki gejala yang sama.
Pada umumnya, gejala-gejala awal penyakit autoimun adalah:

·        
Kelelahan.

·        
Pegal otot.

·        
Ruam kulit.

·        
Demam ringan.

·        
Rambut rontok.

·        
Sulit berkonsentrasi.

·        
Kesemutan di tangan dan kaki.

Masing-masing penyakit autoimun
memiliki gejala yang spesifik, misalnya sering merasa haus, lemas, dan
penurunan berat badan pada penderita diabetes tipe 1.

Terpopuler

Artikel Terbaru