27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Stres Bikin Berat Badan Naik, Apa Penyebabnya?

Stres tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan mental tetapi juga keadaan fisik Anda. Sebagian dari Anda mungkin lebih kenal dengan efeknya yang membuat nafsu makan berkurang, sehingga akan membuat berat badan menurun.

Namun, beberapa orang malah mengalami berat badan yang naik karena stres, bagaimana bisa?

Bagaimana stres bisa membuat berat badan naik

Memang, efek stres pada setiap orang dapat berbeda-beda. Ada yang kehilangan nafsu sampai akhirnya melewatkan jam makan, ada juga yang malah menjadikan makanan sebagai pelarian dari tekanan dan rasa sedih.

Perlu diketahui, berat badan yang naik akibat stres juga dipengaruhi oleh faktor hormonal.

Saat Anda stres, tubuh akan melepaskan tiga jenis hormon, yaitu kortisol, adrenalin, dan norepinephrine. Hormon adrenalin dan norephinephrine yang bekerja bersama akan meningkatkan kewaspadaan tubuh untuk merespon sesuatu yang membuat Anda tertekan.

Baca Juga :  Tulisan Resep Dokter Susah Dibaca, Ternyata Ini Alasannya

Efek dari kedua hormon tersebut hanya berlangsung sebentar sebelum akhirnya kembali normal dan digantikan dengan munculnya hormon kortisol.

Sebetulnya, hormon kortisol sendiri memiliki berbagai kegunaan untuk tubuh. Kortisol menjaga persediaan energi dengan merangsang metabolisme menggunakan lemak dan karbohidrat.

Selain itu, kortisol juga berguna dalam menjaga keseimbangan cairan dan kadar gula darah serta menekan fungsi organ tubuh yang tidak digunakan.

Dengan kata lain, kortisol membantu tubuh agar lebih efektif ketika menghadapi situasi yang mengancam. Proses ini juga akan menghasilkan efek berupa peningkatan nafsu makan.

Sayangnya, jika stres tidak dapat dikendalikan, hormon kortisol yang masih ada dalam tubuh akan meningkat. Hal ini menyebabkan nafsu makan Anda naik saat stres yang tentunya bisa berujung pada berat badan yang bertambah.

Baca Juga :  Rutin Mengkonsumsi Buah Efektifkah untuk Mencegah Kanker Payudara?

Karena hormon kortisol menggunakan lemak dan karbohidrat untuk menjalankan laju metabolisme, Anda juga jadi cenderung menginginkan makanan yang manis dan berlemak.

Stres dapat memperlambat metabolisme tubuh pada wanita

Fakta ini ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Universitas Negeri Ohio pada tahun 2015.

Pada penelitian tersebut, peserta yang semuanya adalah wanita ditanya seputar hal-hal pemicu stress sebelum diberikan makanan tinggi lemak dan kalori.

Setelah itu, peneliti akan menghitung tingkat metabolisme tubuh serta memeriksa kadar gula darah, insulin, trigliserida, dan kortisol.

Hasilnya, peserta yang memiliki pemicu stres membakar kalori jauh lebih sedikit dibandingkan dengan peserta yang sedang baik-baik saja. Mereka juga memiliki tingkat insulin lebih tinggi yang juga akan berdampak pada penumpukan lemak dalam tubuh dan berakibat pada perut hingga jadi buncit.(HelloSehat)

Stres tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan mental tetapi juga keadaan fisik Anda. Sebagian dari Anda mungkin lebih kenal dengan efeknya yang membuat nafsu makan berkurang, sehingga akan membuat berat badan menurun.

Namun, beberapa orang malah mengalami berat badan yang naik karena stres, bagaimana bisa?

Bagaimana stres bisa membuat berat badan naik

Memang, efek stres pada setiap orang dapat berbeda-beda. Ada yang kehilangan nafsu sampai akhirnya melewatkan jam makan, ada juga yang malah menjadikan makanan sebagai pelarian dari tekanan dan rasa sedih.

Perlu diketahui, berat badan yang naik akibat stres juga dipengaruhi oleh faktor hormonal.

Saat Anda stres, tubuh akan melepaskan tiga jenis hormon, yaitu kortisol, adrenalin, dan norepinephrine. Hormon adrenalin dan norephinephrine yang bekerja bersama akan meningkatkan kewaspadaan tubuh untuk merespon sesuatu yang membuat Anda tertekan.

Baca Juga :  Tulisan Resep Dokter Susah Dibaca, Ternyata Ini Alasannya

Efek dari kedua hormon tersebut hanya berlangsung sebentar sebelum akhirnya kembali normal dan digantikan dengan munculnya hormon kortisol.

Sebetulnya, hormon kortisol sendiri memiliki berbagai kegunaan untuk tubuh. Kortisol menjaga persediaan energi dengan merangsang metabolisme menggunakan lemak dan karbohidrat.

Selain itu, kortisol juga berguna dalam menjaga keseimbangan cairan dan kadar gula darah serta menekan fungsi organ tubuh yang tidak digunakan.

Dengan kata lain, kortisol membantu tubuh agar lebih efektif ketika menghadapi situasi yang mengancam. Proses ini juga akan menghasilkan efek berupa peningkatan nafsu makan.

Sayangnya, jika stres tidak dapat dikendalikan, hormon kortisol yang masih ada dalam tubuh akan meningkat. Hal ini menyebabkan nafsu makan Anda naik saat stres yang tentunya bisa berujung pada berat badan yang bertambah.

Baca Juga :  Rutin Mengkonsumsi Buah Efektifkah untuk Mencegah Kanker Payudara?

Karena hormon kortisol menggunakan lemak dan karbohidrat untuk menjalankan laju metabolisme, Anda juga jadi cenderung menginginkan makanan yang manis dan berlemak.

Stres dapat memperlambat metabolisme tubuh pada wanita

Fakta ini ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Universitas Negeri Ohio pada tahun 2015.

Pada penelitian tersebut, peserta yang semuanya adalah wanita ditanya seputar hal-hal pemicu stress sebelum diberikan makanan tinggi lemak dan kalori.

Setelah itu, peneliti akan menghitung tingkat metabolisme tubuh serta memeriksa kadar gula darah, insulin, trigliserida, dan kortisol.

Hasilnya, peserta yang memiliki pemicu stres membakar kalori jauh lebih sedikit dibandingkan dengan peserta yang sedang baik-baik saja. Mereka juga memiliki tingkat insulin lebih tinggi yang juga akan berdampak pada penumpukan lemak dalam tubuh dan berakibat pada perut hingga jadi buncit.(HelloSehat)

Terpopuler

Artikel Terbaru