27.3 C
Jakarta
Thursday, April 17, 2025

Batuk Terlalu Lama Hingga Nyeri Dada Bisa Jadi Gejala Kanker Paru

Tidak
merokok, menghindari asap rokok dan polusi udara adalah langkah tepat
memelihara paru-paru. Sebab, karsinogen atau zat berbahaya dalam asap rokok dan
polusi bisa memicu kanker paru.

Dalam
rangka Bulan Peduli Kanker Paru Sedunia, Gerakan Nasional Indonesia Peduli
Kanker Paru (IPKP) #LUNGTalk, bertajuk รขโ‚ฌหœAkses Pengobatan Kanker Paru: Tantangan
dan Harapanรขโ‚ฌหœ, masyarakat diajak meningkatkan kesadaran dan pemahaman atas
kondisi terkini kanker paru di Indonesia. Lalu mengenal lebih jauh apa saja
faktor risiko dan gejalanya.

Ketua
Pokja Kanker Paru Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Prof. dr. Elisna
Syahruddin, PhD, Sp.P(K), mengatakan di dalam asap rokok terdapat kandungan
berbagai zat karsinogen dan mengotori udara sedangkan udara juga banyak mengandung
zat karsinogen. Udara dengan zat polusi itu tersebar di lingkungan.

Baca Juga :  Jangan Salah Kaprah, Ini 4 Mitos Kepribadian Introvert yang Keliru

รขโ‚ฌล“Akibatnya,
orang yang tidak merokok berpotensi menghirup zat-zat karsinogen itu dan dapat
menimbulkan berbagai penyakit paru, salah satunya kanker paru,รขโ‚ฌย jelasnya.

Dia
menjelaskan, gejala kanker paru sulit dibedakan dengan gejala berbagai penyakit
paru lainnya. Terutama gejala saluran napas karena tidak khas. Salah satunya
batuk yang terlalu lama dan tak kunjung sembuh.

รขโ‚ฌล“Bisa
dengan gejala batuk lama, batuk darah, sesak napas, atau nyeri dada,รขโ‚ฌย jelasnya.

Namun
kadang muncul dengan gejala lain, seperti menurunnya berat badan, demam tidak
terlalu tinggi tapi tidak respon dengan obat penurun panas. Karena gejala tidak
khas, maka sering terabaikan sehingga kanker tersebut telah berada pada stadium
lanjut.

Tak
hanya perokok aktif, perokok pasif juga bisa terkena kanker paru. Bahkan kadang
kanker paru itu kanker paru sekunder yaitu kanker dari organ tubuh lain yang
menyebar ke paru.

Baca Juga :  3 Cara Tepat Kelola Gula Darah Agar Diabetes Tak Berujung Kompli

Biasanya,
kanker yang sering menyebar ke paru dari organ-organ tertentu seperti kanker
payudara, ovarium, serviks, tulang, usus besar, prostat, dan testis.

Menurut
data GLOBOCAN 2018, kanker paru di Indonesia menempati peringkat pertama
sebagai kanker paling mematikan yang merenggut sebanyak 26.095 jiwa dari 30.023
kasus yang terdiagnosa di 2018. Artinya, tidak kurang dari 71 orang meninggal
setiap hari karena kanker paru. Bahkan, selama lima tahun terakhir, kasus
kanker paru di Indonesia meningkat sebesar 10,85 persen sehingga menempatkan
Indonesia pada zona serius.

Tidak
merokok, menghindari asap rokok dan polusi udara adalah langkah tepat
memelihara paru-paru. Sebab, karsinogen atau zat berbahaya dalam asap rokok dan
polusi bisa memicu kanker paru.

Dalam
rangka Bulan Peduli Kanker Paru Sedunia, Gerakan Nasional Indonesia Peduli
Kanker Paru (IPKP) #LUNGTalk, bertajuk รขโ‚ฌหœAkses Pengobatan Kanker Paru: Tantangan
dan Harapanรขโ‚ฌหœ, masyarakat diajak meningkatkan kesadaran dan pemahaman atas
kondisi terkini kanker paru di Indonesia. Lalu mengenal lebih jauh apa saja
faktor risiko dan gejalanya.

Ketua
Pokja Kanker Paru Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Prof. dr. Elisna
Syahruddin, PhD, Sp.P(K), mengatakan di dalam asap rokok terdapat kandungan
berbagai zat karsinogen dan mengotori udara sedangkan udara juga banyak mengandung
zat karsinogen. Udara dengan zat polusi itu tersebar di lingkungan.

Baca Juga :  Jangan Salah Kaprah, Ini 4 Mitos Kepribadian Introvert yang Keliru

รขโ‚ฌล“Akibatnya,
orang yang tidak merokok berpotensi menghirup zat-zat karsinogen itu dan dapat
menimbulkan berbagai penyakit paru, salah satunya kanker paru,รขโ‚ฌย jelasnya.

Dia
menjelaskan, gejala kanker paru sulit dibedakan dengan gejala berbagai penyakit
paru lainnya. Terutama gejala saluran napas karena tidak khas. Salah satunya
batuk yang terlalu lama dan tak kunjung sembuh.

รขโ‚ฌล“Bisa
dengan gejala batuk lama, batuk darah, sesak napas, atau nyeri dada,รขโ‚ฌย jelasnya.

Namun
kadang muncul dengan gejala lain, seperti menurunnya berat badan, demam tidak
terlalu tinggi tapi tidak respon dengan obat penurun panas. Karena gejala tidak
khas, maka sering terabaikan sehingga kanker tersebut telah berada pada stadium
lanjut.

Tak
hanya perokok aktif, perokok pasif juga bisa terkena kanker paru. Bahkan kadang
kanker paru itu kanker paru sekunder yaitu kanker dari organ tubuh lain yang
menyebar ke paru.

Baca Juga :  3 Cara Tepat Kelola Gula Darah Agar Diabetes Tak Berujung Kompli

Biasanya,
kanker yang sering menyebar ke paru dari organ-organ tertentu seperti kanker
payudara, ovarium, serviks, tulang, usus besar, prostat, dan testis.

Menurut
data GLOBOCAN 2018, kanker paru di Indonesia menempati peringkat pertama
sebagai kanker paling mematikan yang merenggut sebanyak 26.095 jiwa dari 30.023
kasus yang terdiagnosa di 2018. Artinya, tidak kurang dari 71 orang meninggal
setiap hari karena kanker paru. Bahkan, selama lima tahun terakhir, kasus
kanker paru di Indonesia meningkat sebesar 10,85 persen sehingga menempatkan
Indonesia pada zona serius.

Terpopuler

Artikel Terbaru