27.6 C
Jakarta
Saturday, April 20, 2024

Bahaya 2 Jenis Kanker Paru yang Paling Berisiko Bagi Perokok Aktif

Salah
satu cara untuk menekan prevalensi kanker paru di Indonesia adalah dengan cara
mengendalikan polusi udara. Terutama dari asap rokok. Para perokok aktif paling
rentan terkena kanker paru.

Berdasarkan
penelitian, sedikitnya 80-90 persen kematian akibat kanker paru di dunia
disebabkan oleh asap rokok. Namun, selain berbahaya bagi perokok aktif, asap
rokok juga merugikan perokok pasif atau second hand smoker.

Ternyata
Ketua Pokja Kanker Paru Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Prof. dr. Elisna
Syahruddin, PhD, Sp.P(K), menjelaskan, kanker paru terbagi menjadi dua jenis.
Pertama, kanker paru sel kecil (KPKSK) atau small cell lung cancer (SCLC). Dan
kanker paru bukan sel kecil (KPBSK) atau non-small cell lung cancer (NSCLC).

Jenis
kanker NSCLC/KPBSK terbagi dalam banyak jenis. Akan tetapi, yang terbanyak
adalah 3 jenis sel kanker paru, yakni adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa,
dan karsinoma sel besar.

Baca Juga :  Benarkah Olahraga Sebelum Sarapan Bisa Membakar Lemak Lebih Banyak?

“Jenis
kanker paru yang terbanyak pada perokok aktif maupun pasif adalah kanker paru
bukan sel kecil (KPBSK) khususnya adenokarsinoma,” jelas Prof Elisna dalam
Bulan Peduli Kanker Paru Sedunia, Gerakan Nasional Indonesia Peduli Kanker Paru
(IPKP) webinar #LUNGTalk, bertajuk ‘Akses Pengobatan Kanker Paru: Tantangan dan
Harapan’, Senin (23/11).

Sel
kanker tersebut berkembang di dalam jaringan saluran napas (epitel bronkus) dan
menginvasi jaringan sekitar. Bahkan menyebar ke organ lain sekitar rongga
toraks hingga organ yang jauh melalui darah dan kelenjar limpa.

“Maka
untuk pilihan terapi yang tepat disamping jenis sel kanker, ukuran tumor,
keterlibatan kelenjar limpa dan penyebaran ke organ jauh perlu dipastikan.
Bahkan terapi terkini membutuhkan tes molekuler untuk pilihan obat yg spesifik
(terapi target),” katanya.

Baca Juga :  Waduh, Ngeri Juga Dampak Buruk Tidur Disamping Orang Mendengkur Ini

Tak
hanya perokok aktif, hati-hati bahwa pada perokok pasif terutama perempuan,
sering ditemukan jenis adenokarsinoma dengan mutasi gen EGFR. Dengan demikian
usaha untuk membunuh sel kanker yang ada dalam tubuh pasien kadang bersifat
lebih individual (tailor made).

Penyintas
Kanker Paru Willem Laoh, mengatakan, selama menjadi penyintas kanker paru, dia
merasakan bahwa akses pengobatan yang baik sangatlah penting demi mendapatkan
harapan hidup yang lebih baik. Untuk itu, doa berharap dunia medis semakin
berinovasi untuk memberi akses bagi penyintas kanker.

“Kehadiran
perkembangan inovasi pengobatan kanker paru dapat terus didukung oleh semua
pihak agar semua pasien mendapatkan pengobatan terbaik, tanpa kecuali,”
ujarnya.

Salah
satu cara untuk menekan prevalensi kanker paru di Indonesia adalah dengan cara
mengendalikan polusi udara. Terutama dari asap rokok. Para perokok aktif paling
rentan terkena kanker paru.

Berdasarkan
penelitian, sedikitnya 80-90 persen kematian akibat kanker paru di dunia
disebabkan oleh asap rokok. Namun, selain berbahaya bagi perokok aktif, asap
rokok juga merugikan perokok pasif atau second hand smoker.

Ternyata
Ketua Pokja Kanker Paru Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Prof. dr. Elisna
Syahruddin, PhD, Sp.P(K), menjelaskan, kanker paru terbagi menjadi dua jenis.
Pertama, kanker paru sel kecil (KPKSK) atau small cell lung cancer (SCLC). Dan
kanker paru bukan sel kecil (KPBSK) atau non-small cell lung cancer (NSCLC).

Jenis
kanker NSCLC/KPBSK terbagi dalam banyak jenis. Akan tetapi, yang terbanyak
adalah 3 jenis sel kanker paru, yakni adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa,
dan karsinoma sel besar.

Baca Juga :  Benarkah Olahraga Sebelum Sarapan Bisa Membakar Lemak Lebih Banyak?

“Jenis
kanker paru yang terbanyak pada perokok aktif maupun pasif adalah kanker paru
bukan sel kecil (KPBSK) khususnya adenokarsinoma,” jelas Prof Elisna dalam
Bulan Peduli Kanker Paru Sedunia, Gerakan Nasional Indonesia Peduli Kanker Paru
(IPKP) webinar #LUNGTalk, bertajuk ‘Akses Pengobatan Kanker Paru: Tantangan dan
Harapan’, Senin (23/11).

Sel
kanker tersebut berkembang di dalam jaringan saluran napas (epitel bronkus) dan
menginvasi jaringan sekitar. Bahkan menyebar ke organ lain sekitar rongga
toraks hingga organ yang jauh melalui darah dan kelenjar limpa.

“Maka
untuk pilihan terapi yang tepat disamping jenis sel kanker, ukuran tumor,
keterlibatan kelenjar limpa dan penyebaran ke organ jauh perlu dipastikan.
Bahkan terapi terkini membutuhkan tes molekuler untuk pilihan obat yg spesifik
(terapi target),” katanya.

Baca Juga :  Waduh, Ngeri Juga Dampak Buruk Tidur Disamping Orang Mendengkur Ini

Tak
hanya perokok aktif, hati-hati bahwa pada perokok pasif terutama perempuan,
sering ditemukan jenis adenokarsinoma dengan mutasi gen EGFR. Dengan demikian
usaha untuk membunuh sel kanker yang ada dalam tubuh pasien kadang bersifat
lebih individual (tailor made).

Penyintas
Kanker Paru Willem Laoh, mengatakan, selama menjadi penyintas kanker paru, dia
merasakan bahwa akses pengobatan yang baik sangatlah penting demi mendapatkan
harapan hidup yang lebih baik. Untuk itu, doa berharap dunia medis semakin
berinovasi untuk memberi akses bagi penyintas kanker.

“Kehadiran
perkembangan inovasi pengobatan kanker paru dapat terus didukung oleh semua
pihak agar semua pasien mendapatkan pengobatan terbaik, tanpa kecuali,”
ujarnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru