27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Ilmuwan New York Temukan 80 Persen Antibodi Virus Korona pada ASI

ASI
adalah makanan utama untuk bayi selama 6 bulan pertama dan dilanjutkan hingga
usia 2 tahun dengan makanan pendamping. ASI diyakini bisa membuat bayi tumbuh
sehat dan tak rentan sakit. Ternyata di dalam ASI juga ditemukan antibodi virus
Korona.

Dalam
kasus seorang ibu di Amerika Serikat bernama Michelle Agard, dokter menyarankan
dia untuk berhenti menyusui bayinya yang baru lahir setelah dia didiagnosis
dengan Covid-19. Ilmuwan mengumpulkan sampel ASI dari sang ibu.

Seorang
ahli imunologi ASI di Fakultas Kedokteran Icahn di Mount Sinai, New York,
Rebecca Powell, mendorong penelitian lebih lanjut tentang kemungkinan manfaat
antibodi ASI pada penyakit Covid-19. Sebagian besar penelitian berfokus pada
antibodi dalam darah.

Baca Juga :  Ponsel Bisa Menyebabkan Kelebihan Berat Badan?

“Tidak
banyak penelitian tentang ASI sebagai pengobatan Covid-19 yang potensial,
apalagi manfaatnya,” jelas Powell seperti dilansir dari AsiaOne, Jumat (24/7).

Untuk
mengembangkan pengobatan antibodi, Powell bekerja dengan Agard, di antara
banyak penyintas Covid-19 untuk mengumpulkan sampel ASI. Lebih dari 50 sampel
ASI telah dikumpulkan oleh Powell sejauh ini. Dengan lebih dari 800 sampel
dikirim ke labnya. Dia juga berusaha untuk menjaga agar pengumpulan ASI tetap
steril.

Antibodi
Coronavirus ditemukan dalam ASI dari 80 persen yang selamat Covid-19. Dalam
penelitian Powell, antibodi Coronavirus ditemukan dalam ASI sebanyak 80 persen
dari pasien yang gia uji, termasuk milik Agard.

“Antibodi
dalam ASI sangat sulit dibandingkan dengan yang ditemukan dalam darah,” kata
Powell.

Baca Juga :  Sambut Libur Akhir Tahun, Patuh Protokol 3M untuk Cegah Covid-19

Pengembangan
antibodi dari ASI menurutnya bisa menjanjikan dalam mengembangkan perawatan
potensial. Para ahli berusaha untuk menciptakan terapi antibodi yang dapat
melemahkan Coronavirus, atau bahkan mencegah infeksi.

“Namun,
belum pada kesimpulan bahwa antibodi dalam ASI bukan berarti itu menjamin
kekebalan terhadap virus Korona untuk anak-anak,” katanya.

Meski
begitu, hadirnya antibodi dalam ASI bukan berarti menjamin anak bisa memiliki
tingkat perlindungan dari Covid-19. Direktur Stanford Health Communication
Initiative, Seema Yasmin, menjelaskan masyarakat jangan memiliki asumsi jika
menyusui anak mereka, maka anak itu memiliki tingkat perlindungan yang lebih
tinggi terhadap Covid-19.

ASI
adalah makanan utama untuk bayi selama 6 bulan pertama dan dilanjutkan hingga
usia 2 tahun dengan makanan pendamping. ASI diyakini bisa membuat bayi tumbuh
sehat dan tak rentan sakit. Ternyata di dalam ASI juga ditemukan antibodi virus
Korona.

Dalam
kasus seorang ibu di Amerika Serikat bernama Michelle Agard, dokter menyarankan
dia untuk berhenti menyusui bayinya yang baru lahir setelah dia didiagnosis
dengan Covid-19. Ilmuwan mengumpulkan sampel ASI dari sang ibu.

Seorang
ahli imunologi ASI di Fakultas Kedokteran Icahn di Mount Sinai, New York,
Rebecca Powell, mendorong penelitian lebih lanjut tentang kemungkinan manfaat
antibodi ASI pada penyakit Covid-19. Sebagian besar penelitian berfokus pada
antibodi dalam darah.

Baca Juga :  Ponsel Bisa Menyebabkan Kelebihan Berat Badan?

“Tidak
banyak penelitian tentang ASI sebagai pengobatan Covid-19 yang potensial,
apalagi manfaatnya,” jelas Powell seperti dilansir dari AsiaOne, Jumat (24/7).

Untuk
mengembangkan pengobatan antibodi, Powell bekerja dengan Agard, di antara
banyak penyintas Covid-19 untuk mengumpulkan sampel ASI. Lebih dari 50 sampel
ASI telah dikumpulkan oleh Powell sejauh ini. Dengan lebih dari 800 sampel
dikirim ke labnya. Dia juga berusaha untuk menjaga agar pengumpulan ASI tetap
steril.

Antibodi
Coronavirus ditemukan dalam ASI dari 80 persen yang selamat Covid-19. Dalam
penelitian Powell, antibodi Coronavirus ditemukan dalam ASI sebanyak 80 persen
dari pasien yang gia uji, termasuk milik Agard.

“Antibodi
dalam ASI sangat sulit dibandingkan dengan yang ditemukan dalam darah,” kata
Powell.

Baca Juga :  Sambut Libur Akhir Tahun, Patuh Protokol 3M untuk Cegah Covid-19

Pengembangan
antibodi dari ASI menurutnya bisa menjanjikan dalam mengembangkan perawatan
potensial. Para ahli berusaha untuk menciptakan terapi antibodi yang dapat
melemahkan Coronavirus, atau bahkan mencegah infeksi.

“Namun,
belum pada kesimpulan bahwa antibodi dalam ASI bukan berarti itu menjamin
kekebalan terhadap virus Korona untuk anak-anak,” katanya.

Meski
begitu, hadirnya antibodi dalam ASI bukan berarti menjamin anak bisa memiliki
tingkat perlindungan dari Covid-19. Direktur Stanford Health Communication
Initiative, Seema Yasmin, menjelaskan masyarakat jangan memiliki asumsi jika
menyusui anak mereka, maka anak itu memiliki tingkat perlindungan yang lebih
tinggi terhadap Covid-19.

Terpopuler

Artikel Terbaru