Orang
dengan diabetes harus bisa mengendalikan gula darahnya dengan stabil. Setidaknya, ada empat kunci agar pasien
diabetes dapat mengontrol gula darah dengan baik dan terhindar dari risiko
komplikasi akibat diabetes, khususnya selama pandemi Covid-19.
Empat
pilar ini sebenarnya bukan hal baru dalam penanganan diabetes. Melainkan poin
utama yang harus senantiasa dijaga diabetesi dan dibantu keluarganya untuk
menangani diabetesnya.
Pertama,
diabetesi harus menjalankan pola makan seimbang berupa asupan nutrisi diabetes
yang tepat dengan kalori terukur. Diabetesi dianjurkan untuk mengonsumsi
makanan bergizi seimbang dan mengandung karbohidrat baik yang memiliki indeks
glikemik rendah, tinggi serat, vitamin, serta mineral untuk membantu menjaga
kadar gula darah tetap stabil. Sehingga bisa memberikan ketersediaan energi
lebih lama dan rasa kenyang lebih lama.
Kedua,
aktivitas fisik untuk dapat menjaga kebugaran tubuh serta terhindar dari berbagai
penyakit. Diabetesi perlu memilih olahraga yang bersifat aerobik, seperti jalan
cepat, jogging, bersepeda, dan berenang.
Ketiga,
minum obat sesuai anjuran dokter untuk mengontrol kadar glukosa darah. Namun
mengonsumsi obat harus dalam pengawasan dan atas resep dokter.
Keempat,
edukasi kepada masyarakat mengenai diabetes. Seperti edukasi perlunya deteksi
dini untuk mencegah diabetes.
“Ketika
seseorang dideteksi diabetes, anggota keluarganya harus ikut deteksi dini. Dari
situ, lebih mudah melibatkannya. Masalahnya, diabetesi yang tidak terdeteksi
bisa mencapai tiga kali lipatnya,†papar Ketua PERSADIA Nasional Periode
2017-2020 dan konsultan endokrin metabolik RS DR. Soetomo Surabaya Prof Agung
Pranoto dalam keterangan tertulis, Senin (23/11).
Ketua
PERSADIA Sumbagut dr. Syafruddin Ritonga pun mengungkapkan, masih ada 50 persen
masyarakat yang belum paham diabetes karena kurangnya pengetahuan. Umumnya,
mereka mengetahui diabetes setelah terdeteksi dan berkonsultasi dengan dokter.
“Tak
jarang mereka baru sadar setelah terjadi komplikasi. Padahal, bila diketahui
sejak awal, kondisi komplikasi bisa dicegah. Selain itu, harus diakui juga
kepedulian masyarakat tentang kesehatan masih minim. Di sisi lain, diabetesi
banyak yang rendah diri karena merasa tidak memiliki harapan hidup dan menyusahkan
orang lain,†katanya
“Padahal,
bila mau berusaha mengubah pola hidup semakin sehat, diabetesi dapat menjalani
kehidupan normal. Selain itu, peran keluarga sangat penting dalam membantu dan
menjaga motivasi diabetesi,“ papar dr. Ritonga.