26.4 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Perusahaan Farmasi AS Akan Tes Obat Korona Versi Hirup

Perusahaan
biofarmasi Amerika Serikat (AS), Gilead Sciences, pada Senin (22/6) mengumumkan
bahwa uji coba obat antivirus remdesivir versi hirup akan dimulai dalam waktu
dekat.

Remdesivir
yang saat ini diberikan secara intravena melalui infus adalah satu-satunya obat
yang memiliki izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) dari
Food and Drug Administration (FDA), badan pengawas obat dan makanan Amerika
Serikat (AS), untuk mengobati pasien Covid-19.

“Setelah
menerima lampu hijau dari FDA, Gilead akan memulai uji coba Remdesivir versi
hirup. Kami akan memeriksa para volunter yang sehat untuk uji coba Tahap 1
pekan ini dan berharap dapat memulai studi pada pasien Covid-19 mulai Agustus,”
Kata Pemimpin dan CEO Gilead Sciences Daniel O’Day dalam surat terbuka, seperti
dikutip Antara dari Xinhua.

Baca Juga :  Satgas Covid-19 Ingatkan, Tetangga Positif Covid-19 Harus Dibantu

“Jika
berhasil, percobaan ini akan merepresentasikan kemajuan yang penting.
Remdesivir, obat antivirus eksperimental kami, saat ini diberikan kepada pasien
secara intravena melalui infus harian di rumah sakit,” jelas O’Day.

“Formulasi
inhalasi akan diberikan melalui nebulizer, yang akan memungkinkan pemberian
obat secara lebih mudah di luar rumah sakit pada fase-fase awal perkembangan
penyakit. Hal ini tentu dapat memberikan implikasi yang signifikan dalam
membantu membendung gelombang pandemi,” imbuhnya.

Pekan
lalu, Gilead mengumumkan akan menguji obat tersebut pada anak-anak. Anak-anak
mulai dari usia bayi dapat mengikuti uji coba ini, yang dilakukan di 30 lokasi
yang tersebar di AS dan Eropa.

Remdesivir
merupakan obat antivirus eksperimental yang digunakan di rumah sakit untuk
mengobati pasien Covid-19 tertentu. Obat ini belum mendapatkan lisensi atau
disetujui untuk digunakan secara luas di seluruh dunia. Hingga kini, beberapa
studi Tahap 3 masih berlangsung untuk menentukan keamanan dan kemanjurannya dalam
pengobatan Covid-19.

Baca Juga :  Ini adalah Kota-Kota Favorit untuk Staycation saat Libur Panjang

Anthony
Fauci, Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional (National
Institute of Allergy and Infectious Diseases) AS, sebelumnya mengatakan data
dari sebuah uji klinis mengindikasikan bahwa Remdesivir memberikan “hasil yang
cukup baik” dan menetapkan standar perawatan baru untuk pasien Covid-19. (*)

Perusahaan
biofarmasi Amerika Serikat (AS), Gilead Sciences, pada Senin (22/6) mengumumkan
bahwa uji coba obat antivirus remdesivir versi hirup akan dimulai dalam waktu
dekat.

Remdesivir
yang saat ini diberikan secara intravena melalui infus adalah satu-satunya obat
yang memiliki izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) dari
Food and Drug Administration (FDA), badan pengawas obat dan makanan Amerika
Serikat (AS), untuk mengobati pasien Covid-19.

“Setelah
menerima lampu hijau dari FDA, Gilead akan memulai uji coba Remdesivir versi
hirup. Kami akan memeriksa para volunter yang sehat untuk uji coba Tahap 1
pekan ini dan berharap dapat memulai studi pada pasien Covid-19 mulai Agustus,”
Kata Pemimpin dan CEO Gilead Sciences Daniel O’Day dalam surat terbuka, seperti
dikutip Antara dari Xinhua.

Baca Juga :  Satgas Covid-19 Ingatkan, Tetangga Positif Covid-19 Harus Dibantu

“Jika
berhasil, percobaan ini akan merepresentasikan kemajuan yang penting.
Remdesivir, obat antivirus eksperimental kami, saat ini diberikan kepada pasien
secara intravena melalui infus harian di rumah sakit,” jelas O’Day.

“Formulasi
inhalasi akan diberikan melalui nebulizer, yang akan memungkinkan pemberian
obat secara lebih mudah di luar rumah sakit pada fase-fase awal perkembangan
penyakit. Hal ini tentu dapat memberikan implikasi yang signifikan dalam
membantu membendung gelombang pandemi,” imbuhnya.

Pekan
lalu, Gilead mengumumkan akan menguji obat tersebut pada anak-anak. Anak-anak
mulai dari usia bayi dapat mengikuti uji coba ini, yang dilakukan di 30 lokasi
yang tersebar di AS dan Eropa.

Remdesivir
merupakan obat antivirus eksperimental yang digunakan di rumah sakit untuk
mengobati pasien Covid-19 tertentu. Obat ini belum mendapatkan lisensi atau
disetujui untuk digunakan secara luas di seluruh dunia. Hingga kini, beberapa
studi Tahap 3 masih berlangsung untuk menentukan keamanan dan kemanjurannya dalam
pengobatan Covid-19.

Baca Juga :  Ini adalah Kota-Kota Favorit untuk Staycation saat Libur Panjang

Anthony
Fauci, Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional (National
Institute of Allergy and Infectious Diseases) AS, sebelumnya mengatakan data
dari sebuah uji klinis mengindikasikan bahwa Remdesivir memberikan “hasil yang
cukup baik” dan menetapkan standar perawatan baru untuk pasien Covid-19. (*)

Terpopuler

Artikel Terbaru