27.3 C
Jakarta
Wednesday, April 16, 2025

Infrastruktur DI indonesia Memadai untuk Distribusi Vaksin Covid-19

Vaksinolog
yang juga dokter spesialis penyakit dalam Dirga Sakti Rambe menyampaikan
Indonesia memiliki infrastruktur yang memadai untuk proses distribusi vaksin
hingga ke pelosok, termasuk vaksin Covid-19.

’’Perlu
diketahui vaksin itu adalah produk biologis yang perlu disimpan dengan cara
khusus, karena sensitif terhadap suhu. Mayoritas vaksin disimpan pada suhu 2–8
derajat celcius, kecuali vaksin polio yang minus 20 derajat celcius. Sejak
vaksin diproduksi sampai digunakan di rumah sakit dan puskesmas,
transportasinya mesti terjamin suhunya. Dan jangan khawatir, kita sudah
berpengalaman. Kita sudah siap,’’ ujar Vaksinolog Dirga Sakti Rambe dalam
keterangan resmi di Jakarta.

Dalam
dialog bertema Jalan Panjang Vaksin sampai ke Tubuh Kita, yang diselenggarakan
Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) itu, Dirga
mengatakan sistem rantai dingin yang menjadi salah satu unsur penentu kualitas
vaksin juga sudah terbangun dengan baik. ’’97 persen sistem rantai dingin ini
berjalan dengan baik jadi tidak perlu khawatir. Mulai dari pabrik sampai yang
menerima di Puskesmas, misalnya di Aceh atau Papua itu semua sudah siap,’’
katanya seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga :  5 Cara Mencegah Masuk Angin Saat Sering Keluar Malam

Namun,
dia meminta masyarakat bersabar hingga hasil uji klinik fase III selesai dan
izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) keluar terlebih dahulu, baru vaksin
Covid-19 bisa beredar di Indonesia.

’’Dari
data itu nanti ketahuan, berapa besar efektivitas vaksin Covid-19. Setelah
itulah produsen mengajukan izin edar ke BPOM. Jadi kalau vaksin sudah mendapat
izin edar dari BPOM itu sudah dipastikan keamanan dan efektivitasnya,’’ papar
Dirga.

Jika
terdapat klaim tertentu dari efektivitas suatu vaksin, itu bisa terima sebagai
infomasi. ’’Tapi efektivitas sesungguhnya kita terima nanti setelah proses uji
klinik fase III selesai dilaporkan,’’ kata Dirga.

Masyarakat,
lanjut dia, tetap harus melakukan segala upaya untuk mencegah tertular
Covid-19, meskipun nantinya vaksin sudah beredar luas. ’’Upaya 3M (Memakai
Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) itu harus terus kita lakukan. Vaksin itu
untuk melengkapi pertahanan tubuh kita karena perlindungannya spesifik. Semua
ini kita upayakan agar pandemi ini bisa kita kendalikan,’’ katanya.

Baca Juga :  5 Manfaat minum air lemon untuk kesehatan

Sementara
itu, Juru Bicara Satgas Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan untuk
mempersiapkan vaksinasi Covid-19 di Indonesia, Kementerian Kesehatan telah
melatih 7.000 dari 23.000 tenaga kesehatan (nakes) sebagai vaksinator. ’’Dan
pastinya, manajemen vaksin dan rantai dingin (cold chain) pun dengan cermat
dipersiapkan,’’ ujarnya. (*)

Vaksinolog
yang juga dokter spesialis penyakit dalam Dirga Sakti Rambe menyampaikan
Indonesia memiliki infrastruktur yang memadai untuk proses distribusi vaksin
hingga ke pelosok, termasuk vaksin Covid-19.

’’Perlu
diketahui vaksin itu adalah produk biologis yang perlu disimpan dengan cara
khusus, karena sensitif terhadap suhu. Mayoritas vaksin disimpan pada suhu 2–8
derajat celcius, kecuali vaksin polio yang minus 20 derajat celcius. Sejak
vaksin diproduksi sampai digunakan di rumah sakit dan puskesmas,
transportasinya mesti terjamin suhunya. Dan jangan khawatir, kita sudah
berpengalaman. Kita sudah siap,’’ ujar Vaksinolog Dirga Sakti Rambe dalam
keterangan resmi di Jakarta.

Dalam
dialog bertema Jalan Panjang Vaksin sampai ke Tubuh Kita, yang diselenggarakan
Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) itu, Dirga
mengatakan sistem rantai dingin yang menjadi salah satu unsur penentu kualitas
vaksin juga sudah terbangun dengan baik. ’’97 persen sistem rantai dingin ini
berjalan dengan baik jadi tidak perlu khawatir. Mulai dari pabrik sampai yang
menerima di Puskesmas, misalnya di Aceh atau Papua itu semua sudah siap,’’
katanya seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga :  5 Cara Mencegah Masuk Angin Saat Sering Keluar Malam

Namun,
dia meminta masyarakat bersabar hingga hasil uji klinik fase III selesai dan
izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) keluar terlebih dahulu, baru vaksin
Covid-19 bisa beredar di Indonesia.

’’Dari
data itu nanti ketahuan, berapa besar efektivitas vaksin Covid-19. Setelah
itulah produsen mengajukan izin edar ke BPOM. Jadi kalau vaksin sudah mendapat
izin edar dari BPOM itu sudah dipastikan keamanan dan efektivitasnya,’’ papar
Dirga.

Jika
terdapat klaim tertentu dari efektivitas suatu vaksin, itu bisa terima sebagai
infomasi. ’’Tapi efektivitas sesungguhnya kita terima nanti setelah proses uji
klinik fase III selesai dilaporkan,’’ kata Dirga.

Masyarakat,
lanjut dia, tetap harus melakukan segala upaya untuk mencegah tertular
Covid-19, meskipun nantinya vaksin sudah beredar luas. ’’Upaya 3M (Memakai
Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) itu harus terus kita lakukan. Vaksin itu
untuk melengkapi pertahanan tubuh kita karena perlindungannya spesifik. Semua
ini kita upayakan agar pandemi ini bisa kita kendalikan,’’ katanya.

Baca Juga :  5 Manfaat minum air lemon untuk kesehatan

Sementara
itu, Juru Bicara Satgas Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan untuk
mempersiapkan vaksinasi Covid-19 di Indonesia, Kementerian Kesehatan telah
melatih 7.000 dari 23.000 tenaga kesehatan (nakes) sebagai vaksinator. ’’Dan
pastinya, manajemen vaksin dan rantai dingin (cold chain) pun dengan cermat
dipersiapkan,’’ ujarnya. (*)

Terpopuler

Artikel Terbaru