25.3 C
Jakarta
Sunday, December 22, 2024

WHO: Covid-19 Belum Akan Hilang, 50 Ribu Orang Meninggal Tiap Pekan

Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa virus Korona belum menunjukkan
tanda-tanda akan hilang. Kematian masih terjadi. WHO mencatat Covid-19 masih
menewaskan sekitar 50 ribu orang dalam seminggu.

“Bukan
ini yang kita inginkan,” kata Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan
WHO, Dr. Mike Ryan, seperti dilansir dari CNBC, Minggu (20/9).

Ryan
mengatakan dunia masih harus menghadapi jalan yang panjang untuk menghadapi
situasi pandemi Covid-19. Pejabat WHO mengatakan, mereka mulai melihat tren
yang mengkhawatirkan dalam jumlah kasus Covid-19. Seperti pasien masuk ICU dan
rawat inap di Belahan Bumi Utara saat memasuki musim yang lebih dingin.

“Ini
belum padam, belum berakhir, tidak akan hilang. Dan terutama bagi negara-negara
yang memasuki musim dingin, orang berkumpul lebih banyak di dalam ruangan. Ada
banyak pekerjaan yang harus dilakukan di untuk menghindari peristiwa
amplifikasi, menurunkan penularan epidemi ini, mencegah pembukaan sekolah, dan
melindungi masyarakat rentan dari penyakit parah dan kematian,” tambah dr. Ryan
seperti dilansir dari CNBC, Minggu (20/9).

Baca Juga :  5 Jurus Meredakan Batuk dengan Cepat

Pejabat
kesehatan Eropa telah memperingatkan selama berminggu-minggu tentang
peningkatan jumlah kasus Covid-19. Lebih dari separuh negara Eropa telah
melaporkan peningkatan 10 persen atau lebih banyak kasus dalam dua minggu
terakhir. Di AS, pejabat kesehatan melaporkan rata-rata sekitar 39 ribu kasus
Covid-19 baru per hari, menurut data yang dikumpulkan oleh data Universitas
Johns Hopkins.

Kasus
Covid-19 tumbuh 5 persen atau lebih di setidaknya 34 negara bagian serta
Washington, DC, AS. “Energi belum habis dari pandemi ini. Masih banyak energi
yang tersisa di musim semi ini dan ini bisa membuat kita menghadapi pandemi ini
ke depannya,” kata Ryan.

Pejabat
kesehatan AS khawatir wabah itu bisa menjadi lebih buruk saat negara itu
memasuki musim gugur dan musim dingin. Pejabat kesehatan telah berulang kali
memperingatkan bahwa mereka sedang bersiap untuk memerangi dua virus jahat yang
beredar akhir tahun ini saat wabah Covid-19 memasuki musim flu.

Baca Juga :  Benarkah Bawang Putih Bisa Turunkan Kadar Kolesterol Tinggi?

Kepala
Teknis WHO Dr Maria Van Kerkhove mencatat, ahli kesehatan global memiliki
ratusan studi seroepidemiologi yang sedang berlangsung yang meneliti tingkat
infeksi virus Korona pada populasi yang berbeda. Penelitian menunjukkan bahwa
mayoritas penduduk dunia rentan terhadap infeksi virus ini.

“Itu
artinya pandemi virus masih panjang,” katanya.

Van
Kerkhove mengatakan bahwa sangat penting bagi negara-negara memiliki rencana
strategis yang kuat ketika lonjakan wabah muncul lagi. “Bukan hanya jumlah
kasus, tetapi juga rawat inap, ICU dan berapa banyak orang yang dirawat di
perawatan intensif,” katanya.

Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa virus Korona belum menunjukkan
tanda-tanda akan hilang. Kematian masih terjadi. WHO mencatat Covid-19 masih
menewaskan sekitar 50 ribu orang dalam seminggu.

“Bukan
ini yang kita inginkan,” kata Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan
WHO, Dr. Mike Ryan, seperti dilansir dari CNBC, Minggu (20/9).

Ryan
mengatakan dunia masih harus menghadapi jalan yang panjang untuk menghadapi
situasi pandemi Covid-19. Pejabat WHO mengatakan, mereka mulai melihat tren
yang mengkhawatirkan dalam jumlah kasus Covid-19. Seperti pasien masuk ICU dan
rawat inap di Belahan Bumi Utara saat memasuki musim yang lebih dingin.

“Ini
belum padam, belum berakhir, tidak akan hilang. Dan terutama bagi negara-negara
yang memasuki musim dingin, orang berkumpul lebih banyak di dalam ruangan. Ada
banyak pekerjaan yang harus dilakukan di untuk menghindari peristiwa
amplifikasi, menurunkan penularan epidemi ini, mencegah pembukaan sekolah, dan
melindungi masyarakat rentan dari penyakit parah dan kematian,” tambah dr. Ryan
seperti dilansir dari CNBC, Minggu (20/9).

Baca Juga :  5 Jurus Meredakan Batuk dengan Cepat

Pejabat
kesehatan Eropa telah memperingatkan selama berminggu-minggu tentang
peningkatan jumlah kasus Covid-19. Lebih dari separuh negara Eropa telah
melaporkan peningkatan 10 persen atau lebih banyak kasus dalam dua minggu
terakhir. Di AS, pejabat kesehatan melaporkan rata-rata sekitar 39 ribu kasus
Covid-19 baru per hari, menurut data yang dikumpulkan oleh data Universitas
Johns Hopkins.

Kasus
Covid-19 tumbuh 5 persen atau lebih di setidaknya 34 negara bagian serta
Washington, DC, AS. “Energi belum habis dari pandemi ini. Masih banyak energi
yang tersisa di musim semi ini dan ini bisa membuat kita menghadapi pandemi ini
ke depannya,” kata Ryan.

Pejabat
kesehatan AS khawatir wabah itu bisa menjadi lebih buruk saat negara itu
memasuki musim gugur dan musim dingin. Pejabat kesehatan telah berulang kali
memperingatkan bahwa mereka sedang bersiap untuk memerangi dua virus jahat yang
beredar akhir tahun ini saat wabah Covid-19 memasuki musim flu.

Baca Juga :  Benarkah Bawang Putih Bisa Turunkan Kadar Kolesterol Tinggi?

Kepala
Teknis WHO Dr Maria Van Kerkhove mencatat, ahli kesehatan global memiliki
ratusan studi seroepidemiologi yang sedang berlangsung yang meneliti tingkat
infeksi virus Korona pada populasi yang berbeda. Penelitian menunjukkan bahwa
mayoritas penduduk dunia rentan terhadap infeksi virus ini.

“Itu
artinya pandemi virus masih panjang,” katanya.

Van
Kerkhove mengatakan bahwa sangat penting bagi negara-negara memiliki rencana
strategis yang kuat ketika lonjakan wabah muncul lagi. “Bukan hanya jumlah
kasus, tetapi juga rawat inap, ICU dan berapa banyak orang yang dirawat di
perawatan intensif,” katanya.

Terpopuler

Artikel Terbaru