30.8 C
Jakarta
Friday, March 29, 2024

Mengenal Angin Duduk, Gejala dan Penyebabnya

PROKALTENG.CO – Istilah angin duduk mungkin tidak asing bagi Anda. Namun, jangan artikan istilah ini tersebut dari kata-kata penyusunnya, karena sebenarnya istilah ini mengarah pada masalah kesehatan.

Paling sering kondisi ini dikaitkan dengan penyakit jantung.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai kondisi ini? Berikut ulasan lengkapnya.

Definisi angin duduk

Angin duduk atau dikenal juga dengan sebutan angina adalah nyeri dada akibat kurangnya pasokan darah dan oksigen menuju ke jantung. Kondisi ini bisa menjadi gejala penyakit jantung koroner.

Kondisi ini biasanya terjadi akibat penumpukan kolesterol dan lemak (plak) di dalam arteri koroner jantung (aterosklerosis). Angina juga dapat disebabkan oleh kejang otot di area arteri koroner.

Nyeri dada yang muncul akibat angina ini tidak dapat diprediksi. Serangan nyeri tersebut bisa terjadi saat Anda sedang bersantai dan belum tentu langsung hilang meski telah minum obat.

Angin duduk bisa membuat dada Anda terasa nyeri dan sakit seperti sedang ditekan atau diremas dengan kuat, bukan seperti masuk angin biasa yang bisa segera sembuh. Angin duduk perlu penanganan segera dari dokter untuk memulihkan gejalanya.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Angina cukup banyak terjadi dan bisa dialami baik oleh laki-laki maupun wanita. Akan tetapi, risiko penyakitnya akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia.

Pria di atas usia 45 tahun dan wanita yang sudah berusia lebih dari 55 tahun, memiliki risiko yang lebih besar terkena penyakit ini.

Namun jangan khawatir, Anda dapat mengurangi risiko terserang angin duduk dengan mengurangi faktor risiko yang Anda miliki. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk mencari tahu informasi lebih lanjut.

Tanda dan gejala angin duduk

Gejala utama dari angin duduk adalah muculnya rasa sakit yang tidak nyaman, baik ringan atau berat di bagian dada.

Anda juga akan merasakan sesak dada, rasa nyeri, atau dada terasa berat dimulai dari dada dan kadang menyebar ke rahang, punggung, leher, bahu kiri, dan lengan bawah (terutama sebelah kiri).

Kemungkinan juga timbul nyeri yang terasa menusuk atau panas seperti terbakar. Beberapa orang menggambarkannya seperti sedang dibekap atau dicengkeram. Bukan hanya itu, berikut beberapa gejala angin duduk lainnya yang harus Anda waspadai:

  • Tubuh berkeringat hebat
  • Mual
  • Kelelahan parah
  • Pusing
  • Sesak napas

Berbagam gejala tersebut bisa saja muncul saat Anda sedang istirahat atau beraktivitas. Umumnya, gejala akan terjadi selang-seling, dalam waktu lama, dan tidak dapat diprediksi. Selebihnya, gejala kondisi ini biasanya ditentukan oleh jenis angin duduk itu sendiri.

Di bawah ini gejala angin duduk berdasarkan jenisnya.

1. Angina stabil (angina pektoris)

Angina stabil adalah jenis angin duduk yang paling umum. Kondisi ini biasanya terjadi ketika Anda memaksakan diri untuk beraktivitas, ketimbang meluangkan waktu untuk beristirahat.

Salah satu contohnya adalaha keluhan nyeri dada yang muncul saat Anda berjalan menanjak atau berada dalam cuaca dingin akan memunculkan serangan angina pektoris.

Gejala angina pektoris atau angina stabil meliputi:

  • Muncul saat jantung sedang bekerja lebih keras, seperti saat sedang berolahraga atau menaiki tangga.
  • Biasanya bisa diprediksi dan rasa sakitnya mirip dengan nyeri dada biasa.
  • Waktu berlangsungnya cenderung singkat, kurang lebih sekitar 5 menit atau kurang dari itu.
  • Bisa segera hilang jika Anda beristirahat atau meminum obat untuk mengatasi angin duduk.

Tingkat keparahan dan lama waktu terjadinya angin duduk bisa bervariasi. Timbulnya gejala baru atau berbeda bisa menandakan serangan angin duduk yang lebih berbahaya, maupun serangan jantung.

2. Angina tidak stabil

Angina tidak stabil kerap dikenal sebagai sindrom koroner akut. Jenis angin duduk yang satu ini memiliki gejala dan kondisi yang lebih parah dibandingkan dengan angina stabil. Rasa nyeri pada dada yang disebabkan oleh angina tidak stabil biasanya berlangsung lebih lama, yakni sekitar 30 menit.

Baca Juga :  Paparan Sinar Matahari Penting untuk Kesehatan Pikiran dan Tubuh

Bukan hanya itu, angina tidak stabil juga akan menimbulkan nyeri dada yang lebih susah dihilangkan. Meskipun Anda sudah mencoba untuk minum obat dan memperbanyak waktu istirahat, gejala dari angin duduk ini belum tentu hilang.

Gejala angina tidak stabil meliputi:

  • Waktu terjadinya bisa kapan saja, bahkan saat Anda sedang beristirahat.
  • Nyeri dada yang ditimbulkan biasanya lebih parah.
  • Gejala yang timbul biasanya tidak biasa dan tidak terduga.

Oleh karena keparahan gejalanya, jenis angina tidak stabil ini bisa menandakan adanya serangan jantung.

3. Angina varian (angina Prinzmetal)

Sedikit berbeda dengan angina stabil dan angina tidak stabil, angina varian lebih jarang terjadi. Gejala dari angina varian meliputi:

  • Waktu terjadinya biasanya saat sedang beristirahat.
  • Nyeri dada yang ditimbulkan bisa cukup parah.
  • Bisa segera hilang dengan minum obat untuk mengatasi angin duduk.

Kemungkinan terdapat tanda-tanda atau geala yang tidak tercantum di atas. Jika Anda mempunyai kekhawatiran tertentu mengenai gejala, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.

4. Angina mikrovaskular

Angina mikrovaskular bisa menimbulkan tanda dan gejala yang berlangsung lebih dari 10 menit. Tidak menutup kemungkinan, gejala jenis angin duduk yang satu ini dapat bertahan lebih dari 30 menit.

Gejala angina mikrovaskular meliputi:

  • Nyeri dada yang ditimbulkan bisa lebih parah dan lebih lama daripada jenis angin duduk lainnya.
  • Bisa disertai dengan sesak napas, kesulitan tidur, kelelahan, dan kekurangan energi.
  • Biasanya muncul saat sedang beraktivitas, maupun sedang mengalami tekanan mental.
  • Tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh jenis angin duduk yang satu ini bisanya akan mereda saat Anda duduk atau beristirahat.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Angin duduk tidak bisa dianggap remeh karena termasuk kondisi gawat darurat. Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala yang tercantum di atas atau telah lama merasakan nyeri di dada, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.

Terutama ketika Anda merasakan nyeri dada yang tidak kunjung hilang dengan istirahat dan berlangsung lebih dari 10 menit. Sebaiknya segera kunjungi instalasi gawat darurat terdekat untuk mendapatkan penanganan terbaik sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

Penyebab angin duduk

Adanya gumpalan darah yang membentuk plak di dalam arteri membuat arteri tersumbat. Gumpalan darah ini bisa terbentuk, lalu terurai, kemudian terbentuk lagi. Gumpalan darah yang tidak segera ditangani akan bertambah besar hingga akhirnya menyumbat arteri dan mengakibatkan penyakit jantung.

Di bawah ini berbagai penyebab angin duduk berdasarkan jenisnya.

1. Angina stabil (angina pektoris)

Angin duduk secara umum sering dianggap sama dengan angina stabil (angina pektoris). Padahal, angina pektoris adalah satu dari beberapa jenis angina. Sama seperti angin duduk pada umumnya, jenis angina pektoris juga ditandai dengan nyeri tiba-tiba di bagian dada.

Secara rincinya, angina pektoris terjadi ketika jantung tidak memperoleh pasokan oksigen untuk menunjang fungsinya. Akibatnya, jantung harus bekerja lebih keras saat sedang beraktivitas. Faktor lain seperti penyakit jantung koroner (PJK) dan penyempitan arteri (aterosklerosis), juga bisa menghambat aliran oksigen ke jantung.

2. Angina tidak stabil

Angina tidak stabil disebabkan oleh adanya penyumbatan plak pada pembuluh darah, entah itu sebagian atau seluruhnya. Penumpukan plak tersebut bisa mengakibatkan aliran darah menuju jantung jadi berkurang, sehingga darah membeku dan menggumpal.

Pasalnya, plak tersebut bisa saja pecah yang nantinya menimbulkan luka pada pembuluh darah. Kondisi inilah yang menjadi alasan mengapa kemudian darah menjadi menggumpal. Jika dibandingkan dengan angina stabil, jenis angina tidak stabil ini datang dalam bentuk yang lebih parah.

Baca Juga :  Jangan Abai Terhadap Fasilitas Kesehatan dan Pendidikan yang Rusak

3. Angina varian (angina Prinzmetal)

Penyebab angina varian yakni karena terjadi penyempitan pada arteri koroner akibat spasme. Padahal seharusnya, pembuluh darah ini bertugas untuk menyuplai darah dan oksigen menuju ke jantung.

Spasme adalah kondisi yang ditandai dengan mengencangnya otot jantung secara tiba-tiba, yang membuat Anda merasa kesakitan.

Jenis angin duduk yang satu ini bisa terjadi kapan saja. Baik itu saat Anda sedang beraktivitas, maupun beristirahat. Meski terbilang sangat jarang terjadi, tapi kasus angina varian biasanya muncul di tengah malam atau dini hari.

4. Angina mikrovaskular

Nyeri dada yang ditimbulkan oleh angina mikrovaskular disebabkan oleh penyakit koroner mikrovaskuler (microvascular disease/MVD). MVD adalah penyakit jantung yang berpengaruh pada pembuluh darah arteri koroner terkecil di dalam jantung.

Penyakit ini mengakibatkan aliran darah ke jantung menjadi berkurang, sehingga akhirnya menimbulkan nyeri dada angina mikrovaskular. Jenis angin duduk yang satu ini biasanya terjadi saat Anda sedang aktif bergerak atau beraktivitas, maupun mengalami gangguan emosional.

Meskipun angin duduk relatif umum, banyak orang yang masih kesulitan untuk membedakan gejalanya dengan kondisi nyeri dada lainnya. Misalnya nyeri atau ketidaknyamanan karena gangguan pencernaan.

Jika Anda memiliki nyeri dada yang tidak dapat dijelaskan, segera cari bantuan medis.

Faktor-faktor risiko angin duduk

Orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit arteri koroner, biasanya juga memiliki risiko yang sama untuk mengalami angin duduk. Dilansir oleh American Heart Association, ada banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena angin duduk seperti di bawah ini.

1. Usia dan jenis kelamin

Risiko Anda untuk mengalami angin duduk akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Bagi pria di atas usia 45 tahun dan wanita di atas usia 55 tahun, berisiko lebih besar ketimbang usia muda. Wanita yang sudah mengalami menopause pun memiliki risiko yang sama.

2. Riwayat keluarga

Waspada jika ada salah satu anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit angin duduk. Artinya, kemungkinan Anda untuk turut mengalami penyakit ini juga akan menjadi lebih besar ketimbang orang lain yang tidak memilikinya.

3. Pola makan

Kadar kolesterol tinggi merupakan penyebab utama dari endapan yang menyumbat pembuluh darah tubuh. Salah satunya pada pembuluh darah yang berfungsi untuk membawa darah menuju ke jantung.

Jenis kolesterol yang meningkatkan risiko angin duduk yakni kolesterol LDL atau “jahat”, dan trigliserida darah.

4. Malas berolahraga

Gaya hidup yang sedentari atau malas gerak merupakan salah satu penyebab peningkatan kadar kolesterol, tekanan darah tinggi, dan obesitas. Kesemua hal tersebut turut andil sebagai faktor risiko angin duduk.

5. Merokok

Merokok bisa merusak dinding arteri jantung bagian dalam, yang akhirnya turut memengaruhi fungsi jantung. Terganggunya fungsi jantung ini bisa mengakibatkan kolesterol mengendap, sehingga menghambat aliran darah.

6. Memiliki diabetes

Diabetes dapat meningkatkan risiko penyakit arteri koroner. Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, penyakit arteri koroner bisa menyebabkan angin duduk dan serangan jantung. Hal ini terjadi karena adanya aterosklerosis dan peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh.

7. Tekanan darah tinggi

Tinggi atau rendahnya tekanan darah di dalam tubuh ditentukan oleh beberapa hal. Berdasarkan seberapa banyak jumlah darah yang berhasil dipompa oleh jantung, serta jumlah aliran darah pada pembuluh darah.

Seiring waktu, tekanan darah tinggi bisa merusak arteri dengan mempercepat terjadinya pengerasan pembuluh darah.

8. Obesitas

Obesitas dapat meningkatkan risiko serangan jantung, termasuk angina. Hal ini dikarenakan kadar kolesterol dan tekanan darah di dalam tubuh cenderung meningkat jika Anda mengalami obesitas. Bukan hanya itu, jantung juga harus bekerja lebih keras untuk memasok darah ke seluruh tubuh. (hellosehat)

PROKALTENG.CO – Istilah angin duduk mungkin tidak asing bagi Anda. Namun, jangan artikan istilah ini tersebut dari kata-kata penyusunnya, karena sebenarnya istilah ini mengarah pada masalah kesehatan.

Paling sering kondisi ini dikaitkan dengan penyakit jantung.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai kondisi ini? Berikut ulasan lengkapnya.

Definisi angin duduk

Angin duduk atau dikenal juga dengan sebutan angina adalah nyeri dada akibat kurangnya pasokan darah dan oksigen menuju ke jantung. Kondisi ini bisa menjadi gejala penyakit jantung koroner.

Kondisi ini biasanya terjadi akibat penumpukan kolesterol dan lemak (plak) di dalam arteri koroner jantung (aterosklerosis). Angina juga dapat disebabkan oleh kejang otot di area arteri koroner.

Nyeri dada yang muncul akibat angina ini tidak dapat diprediksi. Serangan nyeri tersebut bisa terjadi saat Anda sedang bersantai dan belum tentu langsung hilang meski telah minum obat.

Angin duduk bisa membuat dada Anda terasa nyeri dan sakit seperti sedang ditekan atau diremas dengan kuat, bukan seperti masuk angin biasa yang bisa segera sembuh. Angin duduk perlu penanganan segera dari dokter untuk memulihkan gejalanya.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Angina cukup banyak terjadi dan bisa dialami baik oleh laki-laki maupun wanita. Akan tetapi, risiko penyakitnya akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia.

Pria di atas usia 45 tahun dan wanita yang sudah berusia lebih dari 55 tahun, memiliki risiko yang lebih besar terkena penyakit ini.

Namun jangan khawatir, Anda dapat mengurangi risiko terserang angin duduk dengan mengurangi faktor risiko yang Anda miliki. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk mencari tahu informasi lebih lanjut.

Tanda dan gejala angin duduk

Gejala utama dari angin duduk adalah muculnya rasa sakit yang tidak nyaman, baik ringan atau berat di bagian dada.

Anda juga akan merasakan sesak dada, rasa nyeri, atau dada terasa berat dimulai dari dada dan kadang menyebar ke rahang, punggung, leher, bahu kiri, dan lengan bawah (terutama sebelah kiri).

Kemungkinan juga timbul nyeri yang terasa menusuk atau panas seperti terbakar. Beberapa orang menggambarkannya seperti sedang dibekap atau dicengkeram. Bukan hanya itu, berikut beberapa gejala angin duduk lainnya yang harus Anda waspadai:

  • Tubuh berkeringat hebat
  • Mual
  • Kelelahan parah
  • Pusing
  • Sesak napas

Berbagam gejala tersebut bisa saja muncul saat Anda sedang istirahat atau beraktivitas. Umumnya, gejala akan terjadi selang-seling, dalam waktu lama, dan tidak dapat diprediksi. Selebihnya, gejala kondisi ini biasanya ditentukan oleh jenis angin duduk itu sendiri.

Di bawah ini gejala angin duduk berdasarkan jenisnya.

1. Angina stabil (angina pektoris)

Angina stabil adalah jenis angin duduk yang paling umum. Kondisi ini biasanya terjadi ketika Anda memaksakan diri untuk beraktivitas, ketimbang meluangkan waktu untuk beristirahat.

Salah satu contohnya adalaha keluhan nyeri dada yang muncul saat Anda berjalan menanjak atau berada dalam cuaca dingin akan memunculkan serangan angina pektoris.

Gejala angina pektoris atau angina stabil meliputi:

  • Muncul saat jantung sedang bekerja lebih keras, seperti saat sedang berolahraga atau menaiki tangga.
  • Biasanya bisa diprediksi dan rasa sakitnya mirip dengan nyeri dada biasa.
  • Waktu berlangsungnya cenderung singkat, kurang lebih sekitar 5 menit atau kurang dari itu.
  • Bisa segera hilang jika Anda beristirahat atau meminum obat untuk mengatasi angin duduk.

Tingkat keparahan dan lama waktu terjadinya angin duduk bisa bervariasi. Timbulnya gejala baru atau berbeda bisa menandakan serangan angin duduk yang lebih berbahaya, maupun serangan jantung.

2. Angina tidak stabil

Angina tidak stabil kerap dikenal sebagai sindrom koroner akut. Jenis angin duduk yang satu ini memiliki gejala dan kondisi yang lebih parah dibandingkan dengan angina stabil. Rasa nyeri pada dada yang disebabkan oleh angina tidak stabil biasanya berlangsung lebih lama, yakni sekitar 30 menit.

Baca Juga :  Paparan Sinar Matahari Penting untuk Kesehatan Pikiran dan Tubuh

Bukan hanya itu, angina tidak stabil juga akan menimbulkan nyeri dada yang lebih susah dihilangkan. Meskipun Anda sudah mencoba untuk minum obat dan memperbanyak waktu istirahat, gejala dari angin duduk ini belum tentu hilang.

Gejala angina tidak stabil meliputi:

  • Waktu terjadinya bisa kapan saja, bahkan saat Anda sedang beristirahat.
  • Nyeri dada yang ditimbulkan biasanya lebih parah.
  • Gejala yang timbul biasanya tidak biasa dan tidak terduga.

Oleh karena keparahan gejalanya, jenis angina tidak stabil ini bisa menandakan adanya serangan jantung.

3. Angina varian (angina Prinzmetal)

Sedikit berbeda dengan angina stabil dan angina tidak stabil, angina varian lebih jarang terjadi. Gejala dari angina varian meliputi:

  • Waktu terjadinya biasanya saat sedang beristirahat.
  • Nyeri dada yang ditimbulkan bisa cukup parah.
  • Bisa segera hilang dengan minum obat untuk mengatasi angin duduk.

Kemungkinan terdapat tanda-tanda atau geala yang tidak tercantum di atas. Jika Anda mempunyai kekhawatiran tertentu mengenai gejala, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.

4. Angina mikrovaskular

Angina mikrovaskular bisa menimbulkan tanda dan gejala yang berlangsung lebih dari 10 menit. Tidak menutup kemungkinan, gejala jenis angin duduk yang satu ini dapat bertahan lebih dari 30 menit.

Gejala angina mikrovaskular meliputi:

  • Nyeri dada yang ditimbulkan bisa lebih parah dan lebih lama daripada jenis angin duduk lainnya.
  • Bisa disertai dengan sesak napas, kesulitan tidur, kelelahan, dan kekurangan energi.
  • Biasanya muncul saat sedang beraktivitas, maupun sedang mengalami tekanan mental.
  • Tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh jenis angin duduk yang satu ini bisanya akan mereda saat Anda duduk atau beristirahat.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Angin duduk tidak bisa dianggap remeh karena termasuk kondisi gawat darurat. Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala yang tercantum di atas atau telah lama merasakan nyeri di dada, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.

Terutama ketika Anda merasakan nyeri dada yang tidak kunjung hilang dengan istirahat dan berlangsung lebih dari 10 menit. Sebaiknya segera kunjungi instalasi gawat darurat terdekat untuk mendapatkan penanganan terbaik sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

Penyebab angin duduk

Adanya gumpalan darah yang membentuk plak di dalam arteri membuat arteri tersumbat. Gumpalan darah ini bisa terbentuk, lalu terurai, kemudian terbentuk lagi. Gumpalan darah yang tidak segera ditangani akan bertambah besar hingga akhirnya menyumbat arteri dan mengakibatkan penyakit jantung.

Di bawah ini berbagai penyebab angin duduk berdasarkan jenisnya.

1. Angina stabil (angina pektoris)

Angin duduk secara umum sering dianggap sama dengan angina stabil (angina pektoris). Padahal, angina pektoris adalah satu dari beberapa jenis angina. Sama seperti angin duduk pada umumnya, jenis angina pektoris juga ditandai dengan nyeri tiba-tiba di bagian dada.

Secara rincinya, angina pektoris terjadi ketika jantung tidak memperoleh pasokan oksigen untuk menunjang fungsinya. Akibatnya, jantung harus bekerja lebih keras saat sedang beraktivitas. Faktor lain seperti penyakit jantung koroner (PJK) dan penyempitan arteri (aterosklerosis), juga bisa menghambat aliran oksigen ke jantung.

2. Angina tidak stabil

Angina tidak stabil disebabkan oleh adanya penyumbatan plak pada pembuluh darah, entah itu sebagian atau seluruhnya. Penumpukan plak tersebut bisa mengakibatkan aliran darah menuju jantung jadi berkurang, sehingga darah membeku dan menggumpal.

Pasalnya, plak tersebut bisa saja pecah yang nantinya menimbulkan luka pada pembuluh darah. Kondisi inilah yang menjadi alasan mengapa kemudian darah menjadi menggumpal. Jika dibandingkan dengan angina stabil, jenis angina tidak stabil ini datang dalam bentuk yang lebih parah.

Baca Juga :  Jangan Abai Terhadap Fasilitas Kesehatan dan Pendidikan yang Rusak

3. Angina varian (angina Prinzmetal)

Penyebab angina varian yakni karena terjadi penyempitan pada arteri koroner akibat spasme. Padahal seharusnya, pembuluh darah ini bertugas untuk menyuplai darah dan oksigen menuju ke jantung.

Spasme adalah kondisi yang ditandai dengan mengencangnya otot jantung secara tiba-tiba, yang membuat Anda merasa kesakitan.

Jenis angin duduk yang satu ini bisa terjadi kapan saja. Baik itu saat Anda sedang beraktivitas, maupun beristirahat. Meski terbilang sangat jarang terjadi, tapi kasus angina varian biasanya muncul di tengah malam atau dini hari.

4. Angina mikrovaskular

Nyeri dada yang ditimbulkan oleh angina mikrovaskular disebabkan oleh penyakit koroner mikrovaskuler (microvascular disease/MVD). MVD adalah penyakit jantung yang berpengaruh pada pembuluh darah arteri koroner terkecil di dalam jantung.

Penyakit ini mengakibatkan aliran darah ke jantung menjadi berkurang, sehingga akhirnya menimbulkan nyeri dada angina mikrovaskular. Jenis angin duduk yang satu ini biasanya terjadi saat Anda sedang aktif bergerak atau beraktivitas, maupun mengalami gangguan emosional.

Meskipun angin duduk relatif umum, banyak orang yang masih kesulitan untuk membedakan gejalanya dengan kondisi nyeri dada lainnya. Misalnya nyeri atau ketidaknyamanan karena gangguan pencernaan.

Jika Anda memiliki nyeri dada yang tidak dapat dijelaskan, segera cari bantuan medis.

Faktor-faktor risiko angin duduk

Orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit arteri koroner, biasanya juga memiliki risiko yang sama untuk mengalami angin duduk. Dilansir oleh American Heart Association, ada banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena angin duduk seperti di bawah ini.

1. Usia dan jenis kelamin

Risiko Anda untuk mengalami angin duduk akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Bagi pria di atas usia 45 tahun dan wanita di atas usia 55 tahun, berisiko lebih besar ketimbang usia muda. Wanita yang sudah mengalami menopause pun memiliki risiko yang sama.

2. Riwayat keluarga

Waspada jika ada salah satu anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit angin duduk. Artinya, kemungkinan Anda untuk turut mengalami penyakit ini juga akan menjadi lebih besar ketimbang orang lain yang tidak memilikinya.

3. Pola makan

Kadar kolesterol tinggi merupakan penyebab utama dari endapan yang menyumbat pembuluh darah tubuh. Salah satunya pada pembuluh darah yang berfungsi untuk membawa darah menuju ke jantung.

Jenis kolesterol yang meningkatkan risiko angin duduk yakni kolesterol LDL atau “jahat”, dan trigliserida darah.

4. Malas berolahraga

Gaya hidup yang sedentari atau malas gerak merupakan salah satu penyebab peningkatan kadar kolesterol, tekanan darah tinggi, dan obesitas. Kesemua hal tersebut turut andil sebagai faktor risiko angin duduk.

5. Merokok

Merokok bisa merusak dinding arteri jantung bagian dalam, yang akhirnya turut memengaruhi fungsi jantung. Terganggunya fungsi jantung ini bisa mengakibatkan kolesterol mengendap, sehingga menghambat aliran darah.

6. Memiliki diabetes

Diabetes dapat meningkatkan risiko penyakit arteri koroner. Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, penyakit arteri koroner bisa menyebabkan angin duduk dan serangan jantung. Hal ini terjadi karena adanya aterosklerosis dan peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh.

7. Tekanan darah tinggi

Tinggi atau rendahnya tekanan darah di dalam tubuh ditentukan oleh beberapa hal. Berdasarkan seberapa banyak jumlah darah yang berhasil dipompa oleh jantung, serta jumlah aliran darah pada pembuluh darah.

Seiring waktu, tekanan darah tinggi bisa merusak arteri dengan mempercepat terjadinya pengerasan pembuluh darah.

8. Obesitas

Obesitas dapat meningkatkan risiko serangan jantung, termasuk angina. Hal ini dikarenakan kadar kolesterol dan tekanan darah di dalam tubuh cenderung meningkat jika Anda mengalami obesitas. Bukan hanya itu, jantung juga harus bekerja lebih keras untuk memasok darah ke seluruh tubuh. (hellosehat)

Terpopuler

Artikel Terbaru