Telur
adalah makanan atau lauk paling praktis yang dapat dimasak dengan beberapa cara
berbeda dan cepat. Tapi ternyata, beberapa penelitian baru-baru ini mengaitkan
konsumsi telur dengan risiko diabetes tipe 2. Apakah benar?
Dilansir
dari Science Times, Kamis (19/11), menurut American Diabetes Association,
November adalah bulan Kesadaran Diabetes. Memahami faktor makanan yang dapat
berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit ini akan bisa mencegah diabetes.
Salah satunya telur.
Tiongkok
Medical University bekerja sama dengan Qatar University dan melakukan studi
longitudinal dari 1991 hingga 2009. Studi mereka yang pertama menilai hubungan
antara konsumsi telur dan diabetes pada sampel besar orang dewasa Tiongkok
seperti laporan Science Daily.
Para
ilmuwan menemukan bahwa orang yang makan telur satu atau lebih per hari atau
setara dengan 50 gram, 60 persen lebih mungkin bisa meningkatkan risiko
diabetes. Di Tiongkok, 11 persen populasinya menderita diabetes yang lebih
tinggi dari rata-rata global sebesar 8,5 persen. Dan diabetes kini sudah
menjadi masalah serius dalam kesehatan masyarakat di dunia.
Ahli
epidemiologi dan pakar kesehatan masyarakat dari UniSA Tiongkok, dr Ming Li
menegaskan untuk mengendalikan diabetes salah satunya dengan diet atau pola
makan. Dr Li mengatakan bahwa penelitian mereka bertujuan untuk menilai efek
jangka panjang dari konsumsi telur dan peningkatan risiko diabetes. Mereka
menemukan bahwa lebih dari 38 gram telur per hari dapat meningkatkan risiko
terkena diabetes hingga 60 persen dan efeknya lebih terasa pada perempuan
daripada pada pria.
Singkatnya,
konsumsi telur berbanding lurus dengan risiko terkena diabetes di kalangan
orang dewasa Tiongkok. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk
mengeksplorasi hubungan sebab akibat antara kedua faktor tersebut.
“Studi
ini adalah satu langkah menuju evaluasi lanjutan jangka panjang,†kata Dr Li.
Haruskah
Berhenti Makan Telur?
Menurut
penelitian dan seperti yang disebutkan di atas, konsumsi telur yang tinggi
meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung. Para peneliti
berpikir bahwa itu karena kolesterol berlebih dalam telur menjadi faktor
risikonya.
Karena
kolesterol sebagian besar terkonsentrasi di kuning telur, makan bagian putih
telur tidak menjadi masalah menurut Healthline. Tetapi kuning telur juga
mengandung nutrisi penting lainnya seperti vitamin A, Omega-3, kalsium, lutein,
dan kolin. Karena itu, makan dalam jumlah sedang masih disarankan. Pastinya
asal jangan berlebihan.