26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Aspirin dan Kolkisin Diteliti Ahli Indonesia Untuk Perawatan Covid-19

PROKALTENG.CO
– Para ahli dunia terus meneliti obat pasti untuk pasien Covid-19. Penelitian
dilakukan dalam Uji Acak Evaluasi Terapi Covid-19 (The Randomised Evaluation of
Covid-19 Therapy) atau yang disebut studi RECOVERY. Ahli dari Indonesia ikut
andil juga dalam uji klinis tersebut.

Sebuah
uji klinis terbesar di dunia untuk mengevaluasi pengobatan Covid-19 akan segera
dilaksanakan di Indonesia. Peneliti Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, PhD, SpPD-KPTI,
FACP, FINASIM, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) selaku
peneliti utama yang juga mengepalai studi RECOVERY di Indonesia mengatakan,
studi RECOVERY yang dilaksanakan di Inggris sebelumnya telah membantu Indonesia
untuk merencanakan sumber dayanya lebih efektif.

Misalnya,
klorokuin/hidroksiklorokuin tidak lagi direkomendasikan untuk mengobati
Covid-19 dan obat deksametason telah masuk dalam rekomendasi pengobatan
Covid-19 di RS di Indonesia.

Studi
RECOVERY pertama kali dilaksanakan di Inggris pada Maret 2020 untuk
mengevaluasi pengobatan mana yang paling efektif untuk melawan Covid-19. Studi
ini telah memberikan rekomendasi yang sudah mengubah perawatan klinis, termasuk
temuan bahwa steroid dengan harga terjangkau, deksametason, dan pengobatan
anti-inflamasi, tocilizumab, secara signifikan mengurangi risiko kematian
ketika diberikan kepada pasien rawat inap dengan Covid-19 berat.

Rekomendasi
ini kemudian digunakan pada praktik klinis di seluruh dunia untuk membantu
menyelamatkan nyawa pasien dan memprioritaskan sumber daya perawatan kesehatan.
Pelaksanaan studi RECOVERY di Indonesia merupakan salah satu hasil dari
kemitraan yang sudah terjalin lama antara Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia (FKUI) dan Oxford University, serta dukungan dari berbagai mitra
penelitian dan rumah sakit di Indonesia.

Baca Juga :  Selain Nyeri, Ketahui Efek Samping Pengobatan Pasien Kanker

Universities
of Indonesia and Oxford Clinical Research Laboratory (IOCRL), sebuah fasilitas
pendukung uji klinis bersama di Jakarta yang juga merupakan hasil dari
kemitraan dua lembaga tersebut, akan membantu proses pelaksanaan dan koordinasi
studi ini di Indonesia.

Obat
Aspirin dan Kolkisin Diteliti

Sementara
itu, rumah sakit pertama yang bergabung dengan studi RECOVERY di Indonesia
adalah RS Metropolitan Medical Centre (MMC) Jakarta, RS Martha Friska Medan,
dan RS Hasan Sadikin Bandung, dan beberapa rumah sakit lainnya akan segera
bergabung. Di Indonesia, studi akan diawali dengan mengevaluasi penggunaan
aspirin dan kolkisin sebab obat ini sudah tersedia dan terjangkau. Obat aspirin
selama ini dikenal sebagai salah satu pengencer darah. Sedangkan kolkisin adalah
obat nyeri. Namun seperti pelaksanaan studi RECOVERY di Inggris, uji coba ini
bersifat adaptif dan obat baru akan ditambahkan seiring waktu.

Baca Juga :  Jangan Bosan, Simak Tips Ini untuk Menghindari Virus Berbahaya seperti

Menteri
Kesehatan yang diwakili Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kemenkes, dr. Slamet, MHP mengatakan uji klinis RECOVERY sangat penting untuk
menemukan pengobatan Covid-19 yang efektif dan dapat digunakan di seluruh
dunia. Meneliti obat yang terjangkau dan mudah diakses, berarti hasilnya dapat
dimanfaatkan dengan cepat di Indonesia dan negara berpenghasilan rendah dan
menengah lainnya.

“Kami
sangat bangga bahwa para peneliti Indonesia berperan serta dan menjadi bagian
dari sebuah uji klinis penting di dunia,” katanya kepada wartawan, Jumat
(19/2).

Dekan
FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB mengatakan para peneliti
Indonesia bisa membuat terobosan-terobosan yang relevan dengan konteks
Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Sedangkan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan Penny K Lukito mendukung penelitian uji klinis dan mendukung
para peneliti ambil bagian dalam uji klinik yang bersifat internasional ini.

“Harapannya,
dapat mengembangkan kemampuan bangsa kita dalam mengembangkan vaksin dan obat
sehingga dapat membangun kemandirian industri farmasi kita. BPOM siap mendukung
dan menfasilitasi FKUI, mulai dari persetujuan pelaksanaan uji klinis (PPUK),
perizinan, mendampingi dalam monitoring uji klinik, sampai ke hasilnya nanti,”
kata Penny.

PROKALTENG.CO
– Para ahli dunia terus meneliti obat pasti untuk pasien Covid-19. Penelitian
dilakukan dalam Uji Acak Evaluasi Terapi Covid-19 (The Randomised Evaluation of
Covid-19 Therapy) atau yang disebut studi RECOVERY. Ahli dari Indonesia ikut
andil juga dalam uji klinis tersebut.

Sebuah
uji klinis terbesar di dunia untuk mengevaluasi pengobatan Covid-19 akan segera
dilaksanakan di Indonesia. Peneliti Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, PhD, SpPD-KPTI,
FACP, FINASIM, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) selaku
peneliti utama yang juga mengepalai studi RECOVERY di Indonesia mengatakan,
studi RECOVERY yang dilaksanakan di Inggris sebelumnya telah membantu Indonesia
untuk merencanakan sumber dayanya lebih efektif.

Misalnya,
klorokuin/hidroksiklorokuin tidak lagi direkomendasikan untuk mengobati
Covid-19 dan obat deksametason telah masuk dalam rekomendasi pengobatan
Covid-19 di RS di Indonesia.

Studi
RECOVERY pertama kali dilaksanakan di Inggris pada Maret 2020 untuk
mengevaluasi pengobatan mana yang paling efektif untuk melawan Covid-19. Studi
ini telah memberikan rekomendasi yang sudah mengubah perawatan klinis, termasuk
temuan bahwa steroid dengan harga terjangkau, deksametason, dan pengobatan
anti-inflamasi, tocilizumab, secara signifikan mengurangi risiko kematian
ketika diberikan kepada pasien rawat inap dengan Covid-19 berat.

Rekomendasi
ini kemudian digunakan pada praktik klinis di seluruh dunia untuk membantu
menyelamatkan nyawa pasien dan memprioritaskan sumber daya perawatan kesehatan.
Pelaksanaan studi RECOVERY di Indonesia merupakan salah satu hasil dari
kemitraan yang sudah terjalin lama antara Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia (FKUI) dan Oxford University, serta dukungan dari berbagai mitra
penelitian dan rumah sakit di Indonesia.

Baca Juga :  Selain Nyeri, Ketahui Efek Samping Pengobatan Pasien Kanker

Universities
of Indonesia and Oxford Clinical Research Laboratory (IOCRL), sebuah fasilitas
pendukung uji klinis bersama di Jakarta yang juga merupakan hasil dari
kemitraan dua lembaga tersebut, akan membantu proses pelaksanaan dan koordinasi
studi ini di Indonesia.

Obat
Aspirin dan Kolkisin Diteliti

Sementara
itu, rumah sakit pertama yang bergabung dengan studi RECOVERY di Indonesia
adalah RS Metropolitan Medical Centre (MMC) Jakarta, RS Martha Friska Medan,
dan RS Hasan Sadikin Bandung, dan beberapa rumah sakit lainnya akan segera
bergabung. Di Indonesia, studi akan diawali dengan mengevaluasi penggunaan
aspirin dan kolkisin sebab obat ini sudah tersedia dan terjangkau. Obat aspirin
selama ini dikenal sebagai salah satu pengencer darah. Sedangkan kolkisin adalah
obat nyeri. Namun seperti pelaksanaan studi RECOVERY di Inggris, uji coba ini
bersifat adaptif dan obat baru akan ditambahkan seiring waktu.

Baca Juga :  Jangan Bosan, Simak Tips Ini untuk Menghindari Virus Berbahaya seperti

Menteri
Kesehatan yang diwakili Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kemenkes, dr. Slamet, MHP mengatakan uji klinis RECOVERY sangat penting untuk
menemukan pengobatan Covid-19 yang efektif dan dapat digunakan di seluruh
dunia. Meneliti obat yang terjangkau dan mudah diakses, berarti hasilnya dapat
dimanfaatkan dengan cepat di Indonesia dan negara berpenghasilan rendah dan
menengah lainnya.

“Kami
sangat bangga bahwa para peneliti Indonesia berperan serta dan menjadi bagian
dari sebuah uji klinis penting di dunia,” katanya kepada wartawan, Jumat
(19/2).

Dekan
FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB mengatakan para peneliti
Indonesia bisa membuat terobosan-terobosan yang relevan dengan konteks
Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Sedangkan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan Penny K Lukito mendukung penelitian uji klinis dan mendukung
para peneliti ambil bagian dalam uji klinik yang bersifat internasional ini.

“Harapannya,
dapat mengembangkan kemampuan bangsa kita dalam mengembangkan vaksin dan obat
sehingga dapat membangun kemandirian industri farmasi kita. BPOM siap mendukung
dan menfasilitasi FKUI, mulai dari persetujuan pelaksanaan uji klinis (PPUK),
perizinan, mendampingi dalam monitoring uji klinik, sampai ke hasilnya nanti,”
kata Penny.

Terpopuler

Artikel Terbaru