33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Selain Nyeri, Ketahui Efek Samping Pengobatan Pasien Kanker

Pasien
kanker mengalami berbagai masalah bukan hanya karena penyakitnya itu sendiri.
Akan tetapi juga persoalan mental atau psikis, manajemen nyeri, dukungan
keluarga, karier, dan masalah rumit lainnya. Karena itu, tatalaksana pengobatan
pasien kanker harus tepat.

Terkait
pentingnya pengetahuan masyarakat dan keamanan serta egek samping obat
khususnya bagi pasien kanker, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof.
Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP, menegaskan, tenaga medis
harus berpegang pada prinsip melakukan segala langkah dengan mengutamakan
keselamatan pasien. Namun, sangatlah penting juga bagi pasien kanker untuk
segera melaporkan ke dokter jika terjadi efek samping setelah menggunakan obat
tertentu. Agar dokter dapat memberikan advis jika diperlukan perawatan medis
tertentu atau merubah obat apabila harus menjalani perawatan lainnya.

Baca Juga :  Dokter Jelaskan Pengobatan Kanker Payudara yang Aman Pada Ibu Hamil

“Sehingga
terlihat bahwa konsep ‘Patient Safety’ itu perlu dipegang oleh semua pihak yang
terlibat dalam proses pengobatan,” katanya dalam Webinar Hari Keselamatan Pasien
bersama Bayer, Kamis (17/9).

Pasien
diajak untuk memahami dalam mengelola efek samping obat, yang secara umum dapat
terjadi saat mengobati kanker. Seperti mual, pusing, bibir pecah, dan
kelelahan. Untuk itu pasien disarankan untuk memahami pengobatan yang
dijalankan, berikut dengan efek samping yang bisa atau mungkin terjadi.

“Dan
juga melakukan perubahan gaya hidup dan pola makan yang sesuai untuk
meminimalisir efek samping pengobatan, bila memungkinkan,” jelasnya.

Menurut
dr. Aru, dalam 5 tahun terakhir hanya lima provinsi yang melaporkan angka
prevalensi kanker menurun. Semua provinsi mencatat kasus meningkat.

“WHO
telah mencanangkan bahwa bersama-sama semua pasien berhak mendapatkan perawatan
kanker yang tepat. Diperlukan data utk lebuh baik self diagnosis, pengobatan
akurat tepat waktu. Pasien berhak dapatkan pengobatan baik dan akurat,”
tegasnya.

Baca Juga :  Ini 4 Kiat Mencegah Kanker Paru Untuk Perokok Pasif

Perjalanan
kanker dari awal hingga ganas, kini dengan kecanggihan teknologi dan
pengobatan, bisa membuat masa hidup pasien menjadi lebih lama atau berkualitas.
Memang ada konsekuensi yang harus dilakukan oleh pasien kanker, yakni minum
obat seumur hidup.

“Apa
konsekuensinya dari pencegahan skrining diagnosis pengobatan recovery
penyintasan sampai akhir hidup, waktunya akan lebih panjang bagi pasien kanker.
Bahwa sepanjang masa pasien itu secara umum harus minum obat. Baik suportif dan
atau untuk pertahankan kesehatannya,” jelasnya.

“Tapi
yang lebih penting daripada sekadar minum obat adalah tetap keamanan pasien
nomor satu,” tutupnya.

Pasien
kanker mengalami berbagai masalah bukan hanya karena penyakitnya itu sendiri.
Akan tetapi juga persoalan mental atau psikis, manajemen nyeri, dukungan
keluarga, karier, dan masalah rumit lainnya. Karena itu, tatalaksana pengobatan
pasien kanker harus tepat.

Terkait
pentingnya pengetahuan masyarakat dan keamanan serta egek samping obat
khususnya bagi pasien kanker, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof.
Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP, menegaskan, tenaga medis
harus berpegang pada prinsip melakukan segala langkah dengan mengutamakan
keselamatan pasien. Namun, sangatlah penting juga bagi pasien kanker untuk
segera melaporkan ke dokter jika terjadi efek samping setelah menggunakan obat
tertentu. Agar dokter dapat memberikan advis jika diperlukan perawatan medis
tertentu atau merubah obat apabila harus menjalani perawatan lainnya.

Baca Juga :  Dokter Jelaskan Pengobatan Kanker Payudara yang Aman Pada Ibu Hamil

“Sehingga
terlihat bahwa konsep ‘Patient Safety’ itu perlu dipegang oleh semua pihak yang
terlibat dalam proses pengobatan,” katanya dalam Webinar Hari Keselamatan Pasien
bersama Bayer, Kamis (17/9).

Pasien
diajak untuk memahami dalam mengelola efek samping obat, yang secara umum dapat
terjadi saat mengobati kanker. Seperti mual, pusing, bibir pecah, dan
kelelahan. Untuk itu pasien disarankan untuk memahami pengobatan yang
dijalankan, berikut dengan efek samping yang bisa atau mungkin terjadi.

“Dan
juga melakukan perubahan gaya hidup dan pola makan yang sesuai untuk
meminimalisir efek samping pengobatan, bila memungkinkan,” jelasnya.

Menurut
dr. Aru, dalam 5 tahun terakhir hanya lima provinsi yang melaporkan angka
prevalensi kanker menurun. Semua provinsi mencatat kasus meningkat.

“WHO
telah mencanangkan bahwa bersama-sama semua pasien berhak mendapatkan perawatan
kanker yang tepat. Diperlukan data utk lebuh baik self diagnosis, pengobatan
akurat tepat waktu. Pasien berhak dapatkan pengobatan baik dan akurat,”
tegasnya.

Baca Juga :  Ini 4 Kiat Mencegah Kanker Paru Untuk Perokok Pasif

Perjalanan
kanker dari awal hingga ganas, kini dengan kecanggihan teknologi dan
pengobatan, bisa membuat masa hidup pasien menjadi lebih lama atau berkualitas.
Memang ada konsekuensi yang harus dilakukan oleh pasien kanker, yakni minum
obat seumur hidup.

“Apa
konsekuensinya dari pencegahan skrining diagnosis pengobatan recovery
penyintasan sampai akhir hidup, waktunya akan lebih panjang bagi pasien kanker.
Bahwa sepanjang masa pasien itu secara umum harus minum obat. Baik suportif dan
atau untuk pertahankan kesehatannya,” jelasnya.

“Tapi
yang lebih penting daripada sekadar minum obat adalah tetap keamanan pasien
nomor satu,” tutupnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru