32.7 C
Jakarta
Sunday, June 8, 2025

Cermat Atur Pola Makan dan Pikir untuk Pasien Kanker

Pengobatan
kanker tak berhenti di kemoterapi, terapi radiasi, atau operasi. Pemulihan
perlu didukung dari luar dan dalam diri. Pola makan dan mindset wajib
diperbaiki.

Diagnosis
kanker masih menjadi momok bagi banyak orang. Setelah pengobatan, tak sedikit
pasien yang malah kehilangan semangat. Menurut dr Agustina Konginan SpKJ,
kondisi tersebut lumrah terjadi.

”Perjalanan
kanker kompleks. Begitu pun tahap pengobatannya. Wajar kalau pasien sulit
menerima,” katanya.

Spesialis
kejiwaan di RSUD dr Soetomo, Surabaya, itu menjelaskan bahwa pengobatan kanker
punya konsekuensi bagi pasien yang menjalaninya. Agustina menyebut keluhan
mual, nyeri, hingga kerontokan dialami selama kemoterapi. Padahal, terapi
tersebut harus dilakukan secara kontinu agar hasil optimal. Perjalanan itu
berisiko membuat kondisi mental pasien down. ”Selama pengobatan, sering muncul
rasa tak berdaya. Nggak bisa sekolah atau kerja, bergantung kepada keluarga
atau teman,” ujar Agustina.

Beberapa
pasien dan orang terdekat bahkan mulai memiliki rasa ketakutan berlebihan
terhadap kematian. Situasi itu berujung pada lelah emosi. Ketika kondisi
psikologis buruk, imunitas ikut turun. Dokter kelahiran Makassar tersebut
menuturkan bahwa pasien perlu mendapatkan pendampingan dari psikolog maupun
psikiater. Sejak awal pengobatan, pasien sebaiknya mengikuti sesi konseling.
Keluarga, teman, dan pendamping pasien juga perlu memperoleh perhatian. ”Jangan
enelantarkan diri sendiri. Harus ada teman untuk curhat dan me time,” tegas
Agustina.

Dokter
sekaligus dosen Universitas Airlangga (Unair) itu menilai, keluarga atau teman
yang mendampingi sebaiknya juga well-informed terkait dengan penyakit yang
diidap pasien. ”Mereka lebih tenang karena tahu apa yang harus dilakukan,”
jelasnya.

Selain
mindset diperbaiki, pola makan pun perlu diatur ulang. Menurut ahli gizi Dr
Susianto Tseng, pasien kanker sebaiknya mulai beralih ke bahan pangan nabati
(plant-based food). ”Makanan nabati tinggi antioksidan dan fitokimia sehingga
bisa mencegah sekaligus membantu pemulihan kanker,” ungkapnya.

Baca Juga :  Perhatikan!, Yoga Tingkatkan Imunitas Loh

Ahli
gizi yang berbasis di Jakarta itu mencontohkan diet bagi pasien kemoterapi.
Susianto menjelaskan bahwa kemoterapi menggunakan obat sitotoksik untuk merusak
sel kanker. ”Namun, karena masuk lewat pembuluh darah, obat berpotensi merusak
sel tubuh yang normal,” papar Susianto. Kondisi tubuh pasien bisa drop.

Agar
kondisi tubuh tetap fit selama pengobatan, asupan makanan perlu diperhatikan.
Susianto menyebut menu plant-based bisa jadi alternatif. Sebab, pangan nabati
punya pH basa. Sama dengan darah manusia yang tergolong weak alkali dengan pH
7,35–7,45. Menu daging-dagingan sebaiknya dihindari karena memiliki pH rendah.
”Sel kanker tumbuh di suasana asam,” terangnya.

Alumnus
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) itu mengungkapkan,
bahan pangan nabati juga bisa menurunkan risiko pertumbuhan sel kanker. Di sisi
lain, sayur dan buah juga mengandung serat yang baik buat pencernaan serta
menurunkan risiko hipertensi, stroke, hingga penyakit jantung koroner.

APA
SAJA TANDA LELAH EMOSI?

Melawan
kanker tak hanya menguras energi dan biaya. Pikiran dan mood juga ”tersedot”
saat pengobatan. Berikut checklist gejala yang mungkin muncul pada kondisi
lelah emosi.

Cepat
lelah

Terus-menerus
kecewa kepada orang lain

Putus
asa

Merasa
tidak ada yang mampu memahami dan menolong

Merasa
tidak berharga

Sulit
tidur

Mudah
marah

Tidak
mampu berkonsentrasi dan gelisah

Cermat
Olah Buah dan Sayur

Menu
plant-based memang baik buat pasien kanker maupun orang yang tak mengidap
penyakit. Namun, untuk mendapat manfaat maksimal, perhatikan pengolahannya.

Baca Juga :  Benarkah Bawang Merah Bisa Mengatasi Luka Bakar?

Persiapan

Pilih
sayuran organik. Jika tidak ada, pilih sayuran yang ditanam secara hidroponik.

Jika
tidak ada opsi organik atau hidroponik, bersihkan sayuran sebelum dimasak.
Rendam dalam air yang dicampur sari jeruk nipis dan garam selama 10 menit, lalu
bilas dengan air mengalir. Cara itu bertujuan melunturkan pestisida yang
menempel.

Pengolahan

 

Utamakan
pengolahan dengan cara direbus, dikukus, atau dibuat sup.

Hindari
makanan yang diolah dengan cara dipanggang, diasap, dan dibakar.

Kurangi
gorengan.

Jika
harus menggoreng, pastikan gunakan minyak nabati. Hindari menggoreng dengan
minyak yang dipakai berkali-kali karena berpotensi meningkatkan lemak trans.

Bagi
pasien yang kesulitan makan atau kehilangan nafsu makan, buah dan sayur bisa
disajikan dalam bentuk jus (tanpa ampas) atau smoothie (dengan ampas). Namun,
dalam olahan, jangan tambahkan gula, madu, atau pemanis buatan.

Sayur
dan Buah yang Baik Selama Masa Pengobatan

Sayuran
cruciferous

Cruciferous
adalah sayur dari famili kol-kolan atau Brassicaceae. Di antaranya, kubis,
bunga kol, brokoli, dan pakcoy.

Buah
dan sayur dengan kandungan karotenoid

Tandanya,
sayur dan buah berwarna kuning, jingga, dan merah cerah. Contohnya, ubi jalar,
tomat, wortel, mangga, semangka, dan cantaloupe (sejenis melon berdaging
oranye).

Kedelai
dan olahannya

Olahan
kedelai mempunyai kandungan antioksidan berupa isoflavon yang tinggi. Contoh
olahannya meliputi susu kedelai, tahu, dan tempe.

Biji-bijian
(serealia) dan kacang-kacangan

Biji-bijian,
terutama chia seeds, memiliki kandungan Omega 3 yang tinggi. Bagi yang tak
memiliki alergi, kacang bisa menjadi sumber lemak baik dan protein.

Pengobatan
kanker tak berhenti di kemoterapi, terapi radiasi, atau operasi. Pemulihan
perlu didukung dari luar dan dalam diri. Pola makan dan mindset wajib
diperbaiki.

Diagnosis
kanker masih menjadi momok bagi banyak orang. Setelah pengobatan, tak sedikit
pasien yang malah kehilangan semangat. Menurut dr Agustina Konginan SpKJ,
kondisi tersebut lumrah terjadi.

”Perjalanan
kanker kompleks. Begitu pun tahap pengobatannya. Wajar kalau pasien sulit
menerima,” katanya.

Spesialis
kejiwaan di RSUD dr Soetomo, Surabaya, itu menjelaskan bahwa pengobatan kanker
punya konsekuensi bagi pasien yang menjalaninya. Agustina menyebut keluhan
mual, nyeri, hingga kerontokan dialami selama kemoterapi. Padahal, terapi
tersebut harus dilakukan secara kontinu agar hasil optimal. Perjalanan itu
berisiko membuat kondisi mental pasien down. ”Selama pengobatan, sering muncul
rasa tak berdaya. Nggak bisa sekolah atau kerja, bergantung kepada keluarga
atau teman,” ujar Agustina.

Beberapa
pasien dan orang terdekat bahkan mulai memiliki rasa ketakutan berlebihan
terhadap kematian. Situasi itu berujung pada lelah emosi. Ketika kondisi
psikologis buruk, imunitas ikut turun. Dokter kelahiran Makassar tersebut
menuturkan bahwa pasien perlu mendapatkan pendampingan dari psikolog maupun
psikiater. Sejak awal pengobatan, pasien sebaiknya mengikuti sesi konseling.
Keluarga, teman, dan pendamping pasien juga perlu memperoleh perhatian. ”Jangan
enelantarkan diri sendiri. Harus ada teman untuk curhat dan me time,” tegas
Agustina.

Dokter
sekaligus dosen Universitas Airlangga (Unair) itu menilai, keluarga atau teman
yang mendampingi sebaiknya juga well-informed terkait dengan penyakit yang
diidap pasien. ”Mereka lebih tenang karena tahu apa yang harus dilakukan,”
jelasnya.

Selain
mindset diperbaiki, pola makan pun perlu diatur ulang. Menurut ahli gizi Dr
Susianto Tseng, pasien kanker sebaiknya mulai beralih ke bahan pangan nabati
(plant-based food). ”Makanan nabati tinggi antioksidan dan fitokimia sehingga
bisa mencegah sekaligus membantu pemulihan kanker,” ungkapnya.

Baca Juga :  Perhatikan!, Yoga Tingkatkan Imunitas Loh

Ahli
gizi yang berbasis di Jakarta itu mencontohkan diet bagi pasien kemoterapi.
Susianto menjelaskan bahwa kemoterapi menggunakan obat sitotoksik untuk merusak
sel kanker. ”Namun, karena masuk lewat pembuluh darah, obat berpotensi merusak
sel tubuh yang normal,” papar Susianto. Kondisi tubuh pasien bisa drop.

Agar
kondisi tubuh tetap fit selama pengobatan, asupan makanan perlu diperhatikan.
Susianto menyebut menu plant-based bisa jadi alternatif. Sebab, pangan nabati
punya pH basa. Sama dengan darah manusia yang tergolong weak alkali dengan pH
7,35–7,45. Menu daging-dagingan sebaiknya dihindari karena memiliki pH rendah.
”Sel kanker tumbuh di suasana asam,” terangnya.

Alumnus
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) itu mengungkapkan,
bahan pangan nabati juga bisa menurunkan risiko pertumbuhan sel kanker. Di sisi
lain, sayur dan buah juga mengandung serat yang baik buat pencernaan serta
menurunkan risiko hipertensi, stroke, hingga penyakit jantung koroner.

APA
SAJA TANDA LELAH EMOSI?

Melawan
kanker tak hanya menguras energi dan biaya. Pikiran dan mood juga ”tersedot”
saat pengobatan. Berikut checklist gejala yang mungkin muncul pada kondisi
lelah emosi.

Cepat
lelah

Terus-menerus
kecewa kepada orang lain

Putus
asa

Merasa
tidak ada yang mampu memahami dan menolong

Merasa
tidak berharga

Sulit
tidur

Mudah
marah

Tidak
mampu berkonsentrasi dan gelisah

Cermat
Olah Buah dan Sayur

Menu
plant-based memang baik buat pasien kanker maupun orang yang tak mengidap
penyakit. Namun, untuk mendapat manfaat maksimal, perhatikan pengolahannya.

Baca Juga :  Benarkah Bawang Merah Bisa Mengatasi Luka Bakar?

Persiapan

Pilih
sayuran organik. Jika tidak ada, pilih sayuran yang ditanam secara hidroponik.

Jika
tidak ada opsi organik atau hidroponik, bersihkan sayuran sebelum dimasak.
Rendam dalam air yang dicampur sari jeruk nipis dan garam selama 10 menit, lalu
bilas dengan air mengalir. Cara itu bertujuan melunturkan pestisida yang
menempel.

Pengolahan

 

Utamakan
pengolahan dengan cara direbus, dikukus, atau dibuat sup.

Hindari
makanan yang diolah dengan cara dipanggang, diasap, dan dibakar.

Kurangi
gorengan.

Jika
harus menggoreng, pastikan gunakan minyak nabati. Hindari menggoreng dengan
minyak yang dipakai berkali-kali karena berpotensi meningkatkan lemak trans.

Bagi
pasien yang kesulitan makan atau kehilangan nafsu makan, buah dan sayur bisa
disajikan dalam bentuk jus (tanpa ampas) atau smoothie (dengan ampas). Namun,
dalam olahan, jangan tambahkan gula, madu, atau pemanis buatan.

Sayur
dan Buah yang Baik Selama Masa Pengobatan

Sayuran
cruciferous

Cruciferous
adalah sayur dari famili kol-kolan atau Brassicaceae. Di antaranya, kubis,
bunga kol, brokoli, dan pakcoy.

Buah
dan sayur dengan kandungan karotenoid

Tandanya,
sayur dan buah berwarna kuning, jingga, dan merah cerah. Contohnya, ubi jalar,
tomat, wortel, mangga, semangka, dan cantaloupe (sejenis melon berdaging
oranye).

Kedelai
dan olahannya

Olahan
kedelai mempunyai kandungan antioksidan berupa isoflavon yang tinggi. Contoh
olahannya meliputi susu kedelai, tahu, dan tempe.

Biji-bijian
(serealia) dan kacang-kacangan

Biji-bijian,
terutama chia seeds, memiliki kandungan Omega 3 yang tinggi. Bagi yang tak
memiliki alergi, kacang bisa menjadi sumber lemak baik dan protein.

Terpopuler

Artikel Terbaru