30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

WHO: Tak Ada yang Kebal dari Covid-19 Sekalipun Pernah Terinfeksi

Isu Herd Immunity atau kekebalan kawanan kembali diperbincangkan. Dalam
konsep itu, semakin banyaknya lonjakan kasus harian, akan bisa membuat
masyarakat kebal. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan
negara-negara mengeluarkan apa yang disebut sertifikat kekebalan untuk virus
Korona. Sebab para ilmuwan masih tidak yakin apakah antibodi Covid-19
mengurangi risiko infeksi ulang.

Artinya
tak ada satupun orang bisa kebal dari Covid-19. Dan tidak ada jaminan pula
orang yang sudah terinfeksi, tak terinfeksi lagi. Mereka bisa kembali
terinfeksi Covid-19 dan sudah terjadi di beberapa negara.

“Kami
tidak memiliki informasi itu. Oleh karena itu, bisa saja seseorang kemudian
mengalami infeksi baru karena kekebalan hanya dapat bertahan beberapa bulan,
kami tidak merekomendasikan itu (sertifikat kebal Covid-19),” kata Asisten
Direktur Organisasi Kesehatan Pan Amerika WHO, Dr. Jarbas Barbosa seperti dilansir
dari CNBC, Kamis (17/9).

Baca Juga :  Enam Cara Meningkatkan Bakteri Baik pada Usus

Antibodi
umumnya diproduksi sebagai respons terhadap partikel asing atau antigen yang
menyerang tubuh dan membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi. Ahli
kesehatan mengatakan belum ada cukup data untuk menunjukkan bahwa antibodi
virus Korona memastikan kekebalan terhadap virus.

Sebuah
studi kecil yang diterbitkan di Nature Medicine pada Juni menunjukkan, antibodi
virus Korona hanya dapat bertahan dua hingga tiga bulan setelah seseorang
terinfeksi virus. Para peneliti di Distrik Wanzhou, Tiongkok membandingkan
respons antibodi dari 37 orang tanpa gejala dengan pasien yang bergejala.
Mereka menemukan bahwa orang tanpa gejala memiliki respons antibodi yang lebih
lemah daripada mereka yang memiliki gejala.

Pada  Juni, Pakar Penyakit Menular AS Dr. Anthony
Fauci, mengatakan jika Covid-19 bertindak seperti virus Korona lainnya,
kemungkinan durasi kekebalannya tidak akan lama. “Jika Anda melihat sejarah
virus Korona, umum yang menyebabkan flu biasa, laporan dalam literatur
menyebutkan bahwa daya tahan kekebalan yang melindungi berkisar dari 3 hingga 6
bulan hingga hampir selalu kurang dari setahun,” katanya kepada JAMA Editor
Howard Bauchner.

Baca Juga :  Harus Memilih MPASI yang Tepat Demi Buah Hati

“Tak
bisa menjamin perlindungan yang lama,” kata dr. Fauci.

Durasi
kekebalan memiliki implikasi penting untuk pengembangan vaksin. Bahkan jika
seseorang kehilangan kekebalan setelah jangka waktu tertentu. Jika para ilmuwan
menemukan berapa lama kekebalan bertahan, mereka mungkin dapat merekomendasikan
kapan seseorang mungkin membutuhkan dosis vaksin lain.

Isu Herd Immunity atau kekebalan kawanan kembali diperbincangkan. Dalam
konsep itu, semakin banyaknya lonjakan kasus harian, akan bisa membuat
masyarakat kebal. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan
negara-negara mengeluarkan apa yang disebut sertifikat kekebalan untuk virus
Korona. Sebab para ilmuwan masih tidak yakin apakah antibodi Covid-19
mengurangi risiko infeksi ulang.

Artinya
tak ada satupun orang bisa kebal dari Covid-19. Dan tidak ada jaminan pula
orang yang sudah terinfeksi, tak terinfeksi lagi. Mereka bisa kembali
terinfeksi Covid-19 dan sudah terjadi di beberapa negara.

“Kami
tidak memiliki informasi itu. Oleh karena itu, bisa saja seseorang kemudian
mengalami infeksi baru karena kekebalan hanya dapat bertahan beberapa bulan,
kami tidak merekomendasikan itu (sertifikat kebal Covid-19),” kata Asisten
Direktur Organisasi Kesehatan Pan Amerika WHO, Dr. Jarbas Barbosa seperti dilansir
dari CNBC, Kamis (17/9).

Baca Juga :  Enam Cara Meningkatkan Bakteri Baik pada Usus

Antibodi
umumnya diproduksi sebagai respons terhadap partikel asing atau antigen yang
menyerang tubuh dan membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi. Ahli
kesehatan mengatakan belum ada cukup data untuk menunjukkan bahwa antibodi
virus Korona memastikan kekebalan terhadap virus.

Sebuah
studi kecil yang diterbitkan di Nature Medicine pada Juni menunjukkan, antibodi
virus Korona hanya dapat bertahan dua hingga tiga bulan setelah seseorang
terinfeksi virus. Para peneliti di Distrik Wanzhou, Tiongkok membandingkan
respons antibodi dari 37 orang tanpa gejala dengan pasien yang bergejala.
Mereka menemukan bahwa orang tanpa gejala memiliki respons antibodi yang lebih
lemah daripada mereka yang memiliki gejala.

Pada  Juni, Pakar Penyakit Menular AS Dr. Anthony
Fauci, mengatakan jika Covid-19 bertindak seperti virus Korona lainnya,
kemungkinan durasi kekebalannya tidak akan lama. “Jika Anda melihat sejarah
virus Korona, umum yang menyebabkan flu biasa, laporan dalam literatur
menyebutkan bahwa daya tahan kekebalan yang melindungi berkisar dari 3 hingga 6
bulan hingga hampir selalu kurang dari setahun,” katanya kepada JAMA Editor
Howard Bauchner.

Baca Juga :  Harus Memilih MPASI yang Tepat Demi Buah Hati

“Tak
bisa menjamin perlindungan yang lama,” kata dr. Fauci.

Durasi
kekebalan memiliki implikasi penting untuk pengembangan vaksin. Bahkan jika
seseorang kehilangan kekebalan setelah jangka waktu tertentu. Jika para ilmuwan
menemukan berapa lama kekebalan bertahan, mereka mungkin dapat merekomendasikan
kapan seseorang mungkin membutuhkan dosis vaksin lain.

Terpopuler

Artikel Terbaru