25.6 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

Wanita Harus Tau! Berikut Ini 5 Penyebab Utama Keputihan Menjadi Berlebihan

PROKALTENG.CO – Masalah keputihan sebenarnya menjadi hal lumrah bagi sebagian besar wanita. Pasalnya, keputihan merupakan cairan yang membantu membersihkan dan melumasi vagina. Namun, tidak sedikit wanita masih belum paham terkait keputihan normal dan abnormal.

Banyak wanita, menilai jumlah keputihan dalam kadar tertentu menjadi tanda masalah kesehatan. Lantas benarkah keputihan yang berlebihan memberikan sinyal kurang baik ? Simak penjelasan berikut ini.

Dilansir dari MedicalNewsToday, jumlah atau kadar keputihan pada wanita bisa bervariasi seiring berjalannya waktu. Warna dan kekentalan keputihan dapat berubah seiring siklus bulanan wanita. Diantaranya seperti pada saat ovulasi, menyusui, atau masa subur, dimana cairan keputihan akan lebih kental.

Ciri keputihan normal akan ditandai dengan warnanya yang bening, putih seperti susu, dan tidak berbau menyengat atau tak sedap. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa penyebab keputihan berlebihan yang perlu diketahui wanita:

  1. Saat Libido tinggi

Gairah seksual memicu beberapa respons fisik dalam tubuh, salah satunya peningkatan aliran darah di alat kelamin. Kondisi ini membuat pembuluh darah membesar sehingga mendorong cairan ke permukaan dinding vagina.

Cairan yang keluar biasanya berwarna bening dan encer dengan tekstur licin. Biasanya, cairan ini membantu melumasi vagina saat berhubungan seksual.

  1. Vaginitis

Vaginitis adalah peradangan pada vagina, yang dapat terjadi akibat infeksi atau iritasi. Vaginitis dapat menyebabkan keputihan berlebihan yang kental, dan berwarna putih, abu-abu, kuning, atau kehijauan.

  1. Vaginosis bakterial
Baca Juga :  37 Produk Ranitidin Kantongi Izin Edar Lagi

Vaginosis bakterial adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri yang berlebihan pada vagina. Pada penderita vaginosis bakterial, keputihan akan keluar lebih banyak bisa disertai perubahan keputihan yang mirip susu atau berwarna abu-abu.

Keputihan juga bisa disertai bau amis yang menyengat pada vagina, terutama setelah berhubungan seksual.

  1. Infeksi jamur

Infeksi jamur vagina disebabkan oleh pertumbuhan berlebih jamur candida. Wanita dari segala usia dapat terkena infeksi jamur vagina. Gejala infeksi jamur vagina yang paling umum adalah rasa gatal yang hebat pada vagina dan vulva. Infeksi jamur vagina juga dapat menyebabkan keputihan banyak tapi tidak berbau.

  1. Masa ovulasi

Cairan keputihan juga bisa berasal dari serviks. Biasanya, cairan ini berbentuk gel yang mengandung protein, karbohidrat, dan asam amino. Tekstur dan jumlah cairan serviks berubah sepanjang siklus menstruasi wanita.

Misalnya setelah masa menstruasi, cairan serviks memiliki tekstur yang kental seperti lendir. Warnanya bisa keruh, putih, atau kuning. Biasanya, kadar estrogen meningkat mendekati ovulasi. Hal inilah yang menyebabkan cairan serviks menjadi bening dan licin, mirip dengan putih telur mentah.

Keluarnya cairan serviks meningkat pada hari-hari menjelang ovulasi dan menurun setelah ovulasi. Meski demikian, wanita mungkin tidak mengeluarkan cairan selama beberapa hari setelah menstruasi.

Ditambahkan dari kemenkes.go.id, keputihan bisa menjadi tanda bahaya ketika disertai aroma tak sedap, iritasi, gatal, sensasi terbakar, dan jumlahnya terlalu banyak.

Baca Juga :  Berjemur Ternyata Lebih Dianjurkan Sebelum Pukul 9 Pagi, Ini Alasannya

Keputihan abnormal atau disebut keputihan patologis umumnya terjadi akibat infeksi oleh bakteri, virus, jamur atau parasit.

Jika keputihan sudah dalam kondisi yang tidak wajar, akan ditandai oleh beberapa hal seperti:

  1. Menimbulkan rasa gatal di dalam vagina dan sekitar bibir vagina bagian luar.
  2. Cairan berwarna kuning atau hijau
  3. Konsistensinya lebih kental
  4. Mengeluarkan bau tidak sedap

Jenis keputihan ini bisa jadi merupakan tanda dari infeksi trikomoniasis yang umumnya menyebar melalui hubungan seksual.

Jika kondisi ini terlalu lama dibiarkan, akan membuat daerah vagina menjadi tidak nyaman karena lembab atau selalu terasa basah. Agar terhindar dari penyakit yang dapat menyebabkan keputihan tidak normal, Anda juga disarankan untuk menggunakan kondom saat berhubungan intim dan hindari berhubungan intim dengan lebih dari satu pasangan.

Apabila keputihan disertai gejala lain yang menandakan keputihan abnormal, maka Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mencari tahu penyebab keputihan abnormal.

Setelah penyebabnya diketahui, barulah dokter dapat menentukan pengobatan yang sesuai. Seringkali keputihan sulit diobati, karena penyebabnya bermacam-macam. Cara terbaik adalah mengunjungi dokter untuk pengambilan cairan keputihan di laboratorium klinik.

Terkait pengobatan yang tepat untuk mengatasinya, dokter yang memutuskan pilihan antibiotik yang tepat untuk Anda. (prokal)

PROKALTENG.CO – Masalah keputihan sebenarnya menjadi hal lumrah bagi sebagian besar wanita. Pasalnya, keputihan merupakan cairan yang membantu membersihkan dan melumasi vagina. Namun, tidak sedikit wanita masih belum paham terkait keputihan normal dan abnormal.

Banyak wanita, menilai jumlah keputihan dalam kadar tertentu menjadi tanda masalah kesehatan. Lantas benarkah keputihan yang berlebihan memberikan sinyal kurang baik ? Simak penjelasan berikut ini.

Dilansir dari MedicalNewsToday, jumlah atau kadar keputihan pada wanita bisa bervariasi seiring berjalannya waktu. Warna dan kekentalan keputihan dapat berubah seiring siklus bulanan wanita. Diantaranya seperti pada saat ovulasi, menyusui, atau masa subur, dimana cairan keputihan akan lebih kental.

Ciri keputihan normal akan ditandai dengan warnanya yang bening, putih seperti susu, dan tidak berbau menyengat atau tak sedap. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa penyebab keputihan berlebihan yang perlu diketahui wanita:

  1. Saat Libido tinggi

Gairah seksual memicu beberapa respons fisik dalam tubuh, salah satunya peningkatan aliran darah di alat kelamin. Kondisi ini membuat pembuluh darah membesar sehingga mendorong cairan ke permukaan dinding vagina.

Cairan yang keluar biasanya berwarna bening dan encer dengan tekstur licin. Biasanya, cairan ini membantu melumasi vagina saat berhubungan seksual.

  1. Vaginitis

Vaginitis adalah peradangan pada vagina, yang dapat terjadi akibat infeksi atau iritasi. Vaginitis dapat menyebabkan keputihan berlebihan yang kental, dan berwarna putih, abu-abu, kuning, atau kehijauan.

  1. Vaginosis bakterial
Baca Juga :  37 Produk Ranitidin Kantongi Izin Edar Lagi

Vaginosis bakterial adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri yang berlebihan pada vagina. Pada penderita vaginosis bakterial, keputihan akan keluar lebih banyak bisa disertai perubahan keputihan yang mirip susu atau berwarna abu-abu.

Keputihan juga bisa disertai bau amis yang menyengat pada vagina, terutama setelah berhubungan seksual.

  1. Infeksi jamur

Infeksi jamur vagina disebabkan oleh pertumbuhan berlebih jamur candida. Wanita dari segala usia dapat terkena infeksi jamur vagina. Gejala infeksi jamur vagina yang paling umum adalah rasa gatal yang hebat pada vagina dan vulva. Infeksi jamur vagina juga dapat menyebabkan keputihan banyak tapi tidak berbau.

  1. Masa ovulasi

Cairan keputihan juga bisa berasal dari serviks. Biasanya, cairan ini berbentuk gel yang mengandung protein, karbohidrat, dan asam amino. Tekstur dan jumlah cairan serviks berubah sepanjang siklus menstruasi wanita.

Misalnya setelah masa menstruasi, cairan serviks memiliki tekstur yang kental seperti lendir. Warnanya bisa keruh, putih, atau kuning. Biasanya, kadar estrogen meningkat mendekati ovulasi. Hal inilah yang menyebabkan cairan serviks menjadi bening dan licin, mirip dengan putih telur mentah.

Keluarnya cairan serviks meningkat pada hari-hari menjelang ovulasi dan menurun setelah ovulasi. Meski demikian, wanita mungkin tidak mengeluarkan cairan selama beberapa hari setelah menstruasi.

Ditambahkan dari kemenkes.go.id, keputihan bisa menjadi tanda bahaya ketika disertai aroma tak sedap, iritasi, gatal, sensasi terbakar, dan jumlahnya terlalu banyak.

Baca Juga :  Berjemur Ternyata Lebih Dianjurkan Sebelum Pukul 9 Pagi, Ini Alasannya

Keputihan abnormal atau disebut keputihan patologis umumnya terjadi akibat infeksi oleh bakteri, virus, jamur atau parasit.

Jika keputihan sudah dalam kondisi yang tidak wajar, akan ditandai oleh beberapa hal seperti:

  1. Menimbulkan rasa gatal di dalam vagina dan sekitar bibir vagina bagian luar.
  2. Cairan berwarna kuning atau hijau
  3. Konsistensinya lebih kental
  4. Mengeluarkan bau tidak sedap

Jenis keputihan ini bisa jadi merupakan tanda dari infeksi trikomoniasis yang umumnya menyebar melalui hubungan seksual.

Jika kondisi ini terlalu lama dibiarkan, akan membuat daerah vagina menjadi tidak nyaman karena lembab atau selalu terasa basah. Agar terhindar dari penyakit yang dapat menyebabkan keputihan tidak normal, Anda juga disarankan untuk menggunakan kondom saat berhubungan intim dan hindari berhubungan intim dengan lebih dari satu pasangan.

Apabila keputihan disertai gejala lain yang menandakan keputihan abnormal, maka Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mencari tahu penyebab keputihan abnormal.

Setelah penyebabnya diketahui, barulah dokter dapat menentukan pengobatan yang sesuai. Seringkali keputihan sulit diobati, karena penyebabnya bermacam-macam. Cara terbaik adalah mengunjungi dokter untuk pengambilan cairan keputihan di laboratorium klinik.

Terkait pengobatan yang tepat untuk mengatasinya, dokter yang memutuskan pilihan antibiotik yang tepat untuk Anda. (prokal)

Terpopuler

Artikel Terbaru