Tidur Malam Lebih 9 Jam Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Orang yang tidur lebih dari sembilan jam setiap malam atau tidur siang yang lama, berpotensi terkena stroke lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang kurang tidur.

Sebuah studi Tiongkok, yang diterbitkan dalam jurnal Neurology, meneliti kebiasaan tidur 31.750 orang dewasa yang sehat, menggunakan kombinasi pemeriksaan fisik dan data yang dilaporkan sendiri.

Namun, faktor gaya hidup lain seperti kebugaran dan nutrisi tidak dipertimbangkan.

Para peneliti menemukan bahwa mereka yang mengatakan mereka tidur selama sembilan jam atau lebih setiap malam adalah 23 persen lebih mungkin untuk mengalami stroke daripada orang-orang yang tidur kurang dari delapan jam per malam.

Demikian pula, mereka yang tidur siang hari selama lebih dari 90 menit secara reguler, 25 persen lebih mungkin mengalami stroke daripada orang yang tidur siang di bawah setengah jam.

Tim peneliti juga menunjukkan bahwa orang-orang yang melaporkan memiliki kualitas tidur yang buruk, 29 persen lebih mungkin untuk mengalami stroke daripada orang-orang yang merasa tidur nyenyak.

Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami bagaimana tidur siang yang panjang dan tidur lebih lama di malam hari mungkin terkait dengan peningkatan risiko stroke, tetapi penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa nappers dan sleepers memiliki perubahan yang tidak menguntungkan pada kadar kolesterol mereka dan peningkatan lingkar pinggang, yang keduanya merupakan faktor risiko stroke,” kata penulis studi, Xiaomin Zhang, dari Universitas Sains dan Teknologi Huazhong di Wuhan, Tiongkon, seperti dilansir laman Independent, Minggu (15/12).

Selain itu, tidur panjang juga mungkin menunjukkan gaya hidup tidak aktif secara keseluruhan, yang juga terkait dengan peningkatan risiko stroke,” jelas Zhang.

Menurut Asosiasi Stroke – badan amal yang menyediakan dukungan spesialis dan mendanai penelitian stroke kritis – ada lebih dari 100.000 stroke terjadi setiap tahun di Inggris.

Disebutkan juga, bahwa ada lebih dari 1,2 juta penderita stroke di negara itu dan bahwa setiap dua detik, seseorang di dunia akan terserang stroke.

Semakin cepat seseorang menerima pengobatan untuk stroke, maka makin sedikit kerusakan yang mungkin terjadi. (fny/jpnn)

Orang yang tidur lebih dari sembilan jam setiap malam atau tidur siang yang lama, berpotensi terkena stroke lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang kurang tidur.

Sebuah studi Tiongkok, yang diterbitkan dalam jurnal Neurology, meneliti kebiasaan tidur 31.750 orang dewasa yang sehat, menggunakan kombinasi pemeriksaan fisik dan data yang dilaporkan sendiri.

Namun, faktor gaya hidup lain seperti kebugaran dan nutrisi tidak dipertimbangkan.

Para peneliti menemukan bahwa mereka yang mengatakan mereka tidur selama sembilan jam atau lebih setiap malam adalah 23 persen lebih mungkin untuk mengalami stroke daripada orang-orang yang tidur kurang dari delapan jam per malam.

Demikian pula, mereka yang tidur siang hari selama lebih dari 90 menit secara reguler, 25 persen lebih mungkin mengalami stroke daripada orang yang tidur siang di bawah setengah jam.

Tim peneliti juga menunjukkan bahwa orang-orang yang melaporkan memiliki kualitas tidur yang buruk, 29 persen lebih mungkin untuk mengalami stroke daripada orang-orang yang merasa tidur nyenyak.

Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami bagaimana tidur siang yang panjang dan tidur lebih lama di malam hari mungkin terkait dengan peningkatan risiko stroke, tetapi penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa nappers dan sleepers memiliki perubahan yang tidak menguntungkan pada kadar kolesterol mereka dan peningkatan lingkar pinggang, yang keduanya merupakan faktor risiko stroke,” kata penulis studi, Xiaomin Zhang, dari Universitas Sains dan Teknologi Huazhong di Wuhan, Tiongkon, seperti dilansir laman Independent, Minggu (15/12).

Selain itu, tidur panjang juga mungkin menunjukkan gaya hidup tidak aktif secara keseluruhan, yang juga terkait dengan peningkatan risiko stroke,” jelas Zhang.

Menurut Asosiasi Stroke – badan amal yang menyediakan dukungan spesialis dan mendanai penelitian stroke kritis – ada lebih dari 100.000 stroke terjadi setiap tahun di Inggris.

Disebutkan juga, bahwa ada lebih dari 1,2 juta penderita stroke di negara itu dan bahwa setiap dua detik, seseorang di dunia akan terserang stroke.

Semakin cepat seseorang menerima pengobatan untuk stroke, maka makin sedikit kerusakan yang mungkin terjadi. (fny/jpnn)