Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan masyarakat untuk patuh memakai masker. Masker
kain 3 lapis untuk masyarakat umum dan masker setara bedah atau medis untuk
lansia. Ketika jaga jarak tak bisa dihindari seperti di dalam KRL, maka masker
yang digunakan jangan asal-asalan.
Pasalnya,
viral load di tengah kerumunan begitu tinggi. Apalagi WHO membenarkan virus
Korona bisa menyebar lewat udara. Baru-baru ini juga penelitian mengungkapkan
penularan bisa terjadi di bus di dalam ruangan sempit bersama orang yang
terinfeksi.
Juru
Bicara Pemerintah untuk Covid-19, Prof Wiku Adisasmito menjelaskan masker jenis
scuba atau buff dilarang digunakan saat penumpang naik KRL. Dia menjelaskan
makser scuba atau buff adalah masker dengan 1 lapis saja dan terlalu tipis.
Sehingga kemungkinan tembus tak bisa menjaga diri dari virus Korona.
“Maka
dari itu disarankan untuk pakai masker berkualitas untuk bisa menjaga,â€
jelasnya dalam konferensi pers, Selasa (15/9).
Selain
itu, menurutnya masker scuba sering mudah ditarik ke bawah di dagu sehingga
fungsi masker jadi tak efektif. Maka itu, Wiku meminta masyarakat gunakan
masker dengan cara yang tepat.
“Dengan
melindungi menutup area batang hidung, hidung, mulut, dagu, dan rapat di pipi,â€
jelasnya.
Prof
Wiku menambahkan penggunaan masker adalah salah satu cara pencegahan Covid-19.
Dia meminta masyarakat terutama yang berada di daerah publik berinteraksi
dengan orang lain wajib pakai masker berkualitas.
“Dan
masker yang baik adalah masker bedah dan ini biasa digunakan orang-orang yang
sedang sakit atau memiliki gejala. Dan juga bisa menggunakan masker kain bagi
masyarakat yang sehat,†tuturnya.
Menurutnya,
masker kain yang bagus adalah berbahan katun dan berlapis 3. Mengapa ini
penting? Sebab kemampuan menfiltrasi atau menyaring partikel virus itu akan
lebih baik dengan jumlah lapisan yang lebih banyak.
“Dalan
hal ini 3 lapisan berbahan katun lebih efektif,†tutupnya.