33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Cara Mencegah Kanker Serviks

SETIAP hari kurang lebih 87 perempuan di Indonesia divonis
menderita kanker serviks. Tidak semuanya selamat.
Lebih
dari separonya harus berakhir dengan kematian. Padahal itu semua bisa dicegah
jika saja para perempuan di Indonesia mau melakukan deteksi dini.

“Caranya dengan tes skrining serviks
secara teratur dan melakukan vaksin HPV,” ujar Dr Loo Kwong Sheng
Spesialis Obstetric & Gynaeoncology, Gynaecology.

Berdasarkan data dari
Global Cancer Observatory terungkap bahwa per tahun ada lebih dari 32 ribu
perempuan di Indonesia yang terkena kanker serviks.

Sebanyak 18 ribu di antaranya akhirnya
tidak tertolong. Angka penderita kanker leher rahim di Indonesia masih cukup
tinggi. Jika dirata-rata yaitu sekitar 24,5 kasus per 100 ribu perempuan.

“Kasus kanker serviks masih tinggi
karena banyak perempuan yang belum sadar pentingnya melakukan deteksi dini
untuk pencegahan. Padahal biaya untuk pencegahan itu jauh lebih murah dibanding
harus melakukan pengobatan,” ungkap Dr Loo.

Kanker serviks disebabkan oleh infeksi
human papilloma virus (HPV). Virus tersebut bisa menular dengan cara kontak
langsung dengan kulit penderita. Mayoritas virus ini ditularkan melalui
hubungan seksual.

Mereka yang terinfeksi HPV tidak serta
merta langsung menderita kanker serviks. Beberapa perempuan bisa menghilangkan
virus tersebut dengan sistem kekebalan tubuh yang mereka miliki.

Namun tentu saja
mengandalkan sistem imunitas tubuh saja tidak dianjurkan. Itu karena infeksi
HPV kadang tidak terdeteksi secara kasat mata.

Baca Juga :  Dapatkah Pasien Diabetes Tipe 2 Sembuh Secara Total?

“Jika infesksi berjalan selama
bertahun-tahun, maka tubuh akan membentuk Cervical Intraepithelial Neoplasia
(CIN). CIN inilah yang bisa berubah menjadi kanker serviks dalam 5-15 tahun
kedepannya,” jelasnya.

Karena itu untuk mencegah infesksi HPV
yang bisa berlanjut menjadi kanker, disarankan untuk melakukan vaksinasi.
Vaksin HPV bisa diberikan pada usia 9-45 tahun.

Sedangkan untuk skrining serviks
dianjurkan untuk dilakukan pada orang yang sudah aktif secara seksual. Sebab
ada alat yang dimasukkan ke kelamin. 

Skrining serviks ada dua, yaitu dengan
cara pap smear dan tes HPV. Jika hasilnya ada yang tidak normal, tidak perlu
langsung cemas. Ada pemeriksaan lanjutan yang harus dijalani sebelum memastikan
itu kanker serviks atau bukan, yaitu kolposkopi dan biopsi.

Kalau hasilnya ada CIN di leher rahim,
operasi ringan bisa dilakukan untuk mengambilnya sebelum itu berubah menjadi
kanker.

“Operasi tersebut bisa dilakukan
dengan anastesi lokal. Jika sudah diambil, resiko terkena kanker serviks akan
berkurang banyak. Namun tidak hilang seratus persen. Skrining serviks secara
rutin tetap diperlukan,” tandas dia.

 

Empat hal untuk mencegah kanker serviks:

1. Melakukan vaksinasi

Vaksinasi HPV dianjurkan sebagai upaya
pencegahan dari kanker serviks. Vaksinasi dapat diberikan pada wanita berusia
9-26 tahun. Pemberian vaksinasi ini dinilai paling efektif dilakukan ketika
wanita belum aktif secara seksual.

Baca Juga :  Makanan Alkaline Terbaik untuk Menghilangkan Lemak

 

2. Lakukan Pap Smear

Pemeriksaan pap smear berguna untuk
mendeteksi kelainan sel serviks (pra kanker). Dengan begitu, jika ada kelainan
pada serviks dapat segera diberi penanganan yang sesuai dan mencegah
kemungkinan terjadinya kanker serviks. Pemeriksaan pap smear disarankan pada
wanita sejak berusia 21 tahun.

Wanita berusia 21 sampai 29 tahun harus
melakukan pap smear setiap 3 tahun sekali. Sedangkan, wanita berusia 30 sampai
65 tahun harus melakukan pap smear setiap 5 tahun sekali disertai pemeriksaaan
penunjang lainnya, yaitu tes HPV. Tes HPV berguna untuk mencari adanya virus
HPV pada jaringan serviks yang berpotensi menyebabkan kanker serviks.

 

3. Hubungan seksual secara aman

Hindari berhubungan seksual dengan lebih
dari satu orang. Pasalnya, kondisi tersebut dapat meningatkan risiko penularan
HPV yang berpotensi menyebabkan kanker serviks. Tidak hanya hubungan seksual
penetratif alat kelamin, penularan HPV bisa melalui berbagai bentuk hubungan
seksual seperti seks oral, seks anal, hingga penggunaan alat bantu seks.

 

4. Tidak merokok

Bagi wanita perokok segeralah berhenti
merokok. Tidak hanya berpotensi merusak sel serviks, merokok juga dapat
menghambat tubuh untuk melawan infeksi HPV yang terjadi.

Anda jangan khawatir
dulu. Sebelum kanker serviks menghampiri Anda, lakukan beberapa upaya
pencegahan yang dianjurkan di atas, dengan sebaik mungkin.
(chi/jpnn)

 

SETIAP hari kurang lebih 87 perempuan di Indonesia divonis
menderita kanker serviks. Tidak semuanya selamat.
Lebih
dari separonya harus berakhir dengan kematian. Padahal itu semua bisa dicegah
jika saja para perempuan di Indonesia mau melakukan deteksi dini.

“Caranya dengan tes skrining serviks
secara teratur dan melakukan vaksin HPV,” ujar Dr Loo Kwong Sheng
Spesialis Obstetric & Gynaeoncology, Gynaecology.

Berdasarkan data dari
Global Cancer Observatory terungkap bahwa per tahun ada lebih dari 32 ribu
perempuan di Indonesia yang terkena kanker serviks.

Sebanyak 18 ribu di antaranya akhirnya
tidak tertolong. Angka penderita kanker leher rahim di Indonesia masih cukup
tinggi. Jika dirata-rata yaitu sekitar 24,5 kasus per 100 ribu perempuan.

“Kasus kanker serviks masih tinggi
karena banyak perempuan yang belum sadar pentingnya melakukan deteksi dini
untuk pencegahan. Padahal biaya untuk pencegahan itu jauh lebih murah dibanding
harus melakukan pengobatan,” ungkap Dr Loo.

Kanker serviks disebabkan oleh infeksi
human papilloma virus (HPV). Virus tersebut bisa menular dengan cara kontak
langsung dengan kulit penderita. Mayoritas virus ini ditularkan melalui
hubungan seksual.

Mereka yang terinfeksi HPV tidak serta
merta langsung menderita kanker serviks. Beberapa perempuan bisa menghilangkan
virus tersebut dengan sistem kekebalan tubuh yang mereka miliki.

Namun tentu saja
mengandalkan sistem imunitas tubuh saja tidak dianjurkan. Itu karena infeksi
HPV kadang tidak terdeteksi secara kasat mata.

Baca Juga :  Dapatkah Pasien Diabetes Tipe 2 Sembuh Secara Total?

“Jika infesksi berjalan selama
bertahun-tahun, maka tubuh akan membentuk Cervical Intraepithelial Neoplasia
(CIN). CIN inilah yang bisa berubah menjadi kanker serviks dalam 5-15 tahun
kedepannya,” jelasnya.

Karena itu untuk mencegah infesksi HPV
yang bisa berlanjut menjadi kanker, disarankan untuk melakukan vaksinasi.
Vaksin HPV bisa diberikan pada usia 9-45 tahun.

Sedangkan untuk skrining serviks
dianjurkan untuk dilakukan pada orang yang sudah aktif secara seksual. Sebab
ada alat yang dimasukkan ke kelamin. 

Skrining serviks ada dua, yaitu dengan
cara pap smear dan tes HPV. Jika hasilnya ada yang tidak normal, tidak perlu
langsung cemas. Ada pemeriksaan lanjutan yang harus dijalani sebelum memastikan
itu kanker serviks atau bukan, yaitu kolposkopi dan biopsi.

Kalau hasilnya ada CIN di leher rahim,
operasi ringan bisa dilakukan untuk mengambilnya sebelum itu berubah menjadi
kanker.

“Operasi tersebut bisa dilakukan
dengan anastesi lokal. Jika sudah diambil, resiko terkena kanker serviks akan
berkurang banyak. Namun tidak hilang seratus persen. Skrining serviks secara
rutin tetap diperlukan,” tandas dia.

 

Empat hal untuk mencegah kanker serviks:

1. Melakukan vaksinasi

Vaksinasi HPV dianjurkan sebagai upaya
pencegahan dari kanker serviks. Vaksinasi dapat diberikan pada wanita berusia
9-26 tahun. Pemberian vaksinasi ini dinilai paling efektif dilakukan ketika
wanita belum aktif secara seksual.

Baca Juga :  Makanan Alkaline Terbaik untuk Menghilangkan Lemak

 

2. Lakukan Pap Smear

Pemeriksaan pap smear berguna untuk
mendeteksi kelainan sel serviks (pra kanker). Dengan begitu, jika ada kelainan
pada serviks dapat segera diberi penanganan yang sesuai dan mencegah
kemungkinan terjadinya kanker serviks. Pemeriksaan pap smear disarankan pada
wanita sejak berusia 21 tahun.

Wanita berusia 21 sampai 29 tahun harus
melakukan pap smear setiap 3 tahun sekali. Sedangkan, wanita berusia 30 sampai
65 tahun harus melakukan pap smear setiap 5 tahun sekali disertai pemeriksaaan
penunjang lainnya, yaitu tes HPV. Tes HPV berguna untuk mencari adanya virus
HPV pada jaringan serviks yang berpotensi menyebabkan kanker serviks.

 

3. Hubungan seksual secara aman

Hindari berhubungan seksual dengan lebih
dari satu orang. Pasalnya, kondisi tersebut dapat meningatkan risiko penularan
HPV yang berpotensi menyebabkan kanker serviks. Tidak hanya hubungan seksual
penetratif alat kelamin, penularan HPV bisa melalui berbagai bentuk hubungan
seksual seperti seks oral, seks anal, hingga penggunaan alat bantu seks.

 

4. Tidak merokok

Bagi wanita perokok segeralah berhenti
merokok. Tidak hanya berpotensi merusak sel serviks, merokok juga dapat
menghambat tubuh untuk melawan infeksi HPV yang terjadi.

Anda jangan khawatir
dulu. Sebelum kanker serviks menghampiri Anda, lakukan beberapa upaya
pencegahan yang dianjurkan di atas, dengan sebaik mungkin.
(chi/jpnn)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru