27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Sering Tak Disadari, Hipertensi Bisa Picu Gagal Jantung

Tekanan
darah tinggi jika tak terkendali bisa berakibat fatal. Misalnya bisa berujung
pada serangan jantung, stroke, bahkan kematian. Sayangnya, tak semua orang
menyadari bahwa tekanan darahnya sudah tinggi atau hipertensi.

Dokter
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Dr. BRM Ario Soeryo Kuncoro, Sp.JP(K),
dari RS Jantung Harapan Kita menjelaskan, banyak orang tidak mengetahui bahwa
dirinya telah menderita tekanan darah tinggi karena seringkali tidak adanya
gejala. Oleh karenanya, hipertensi sering disebut sebagai pembunuh senyap atau
‘silent killer’.

Hipertensi
atau tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko terhadap kerusakan organ
penting seperti otak, jantung, ginjal, mata, pembuluh darah besar (aorta) dan
pembuluh darah tepi. Salah satunya yang harus diwaspadai adalah terjadinya
gagal jantung yang berujung pada kematian.

 â€œGagal jantung merupakan kondisi kronis dan
progresif jangka panjang yang cenderung memburuk secara bertahap yang
disebabkan oleh hipertensi,” katanya kepada wartawan dalam Webinar bersama
Bayer Indonesia dan Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (InaSH), Kamis
(12/11).

Baca Juga :  4 Hal sebelum Lakukan Eyelash Extensions

Menurut
dr. Ario, hipertensi menyebabkan pembuluh darah menyempit dan mengakibatkan
beban kerja jantung bertambah berat. Penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah
yang disebabkan oleh hipertensi tersebut akan menyebabkan dinding ruang pompa
jantung menebal (left ventricular hypertrophy) dan dalam jangka panjang akan
meningkatkan risiko gagal jantung.

Untuk
memompa darah melawan tekanan yang lebih tinggi di pembuluh, jantung harus
bekerja lebih keras sehingga terjadi penyempitan arteri sehingga darah lebih
sulit mengalir dengan lancar ke seluruh tubuh. Dengan demikian, hipertensi
membuat kerja jantung menjadi berlebihan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan
oksigen dan nutrisi.

“Namun
kondisi jantung menjadi lebih sulit bekerja sehingga pada akhirnya jatuh ke kondisi
gagal jantung,” jelasnya.

Baca Juga :  Lakukan 4 Cara Ini Agar Kacamata Tak Berembun saat Bermasker

Dalam
presentasinya, ia juga mengatakan seseorang dikatakan menderita hipertensi
apabila

memiliki
tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.
Hipertensi dapat dikelola dengan baik agar mencapai tekanan darah yang sesuai
target yaitu dengan

mengatur
pola hidup dengan membatasi konsumsi garam, perubahan pola makan, penurunan
berat badan dan menjaga berat badan ideal, olahraga teratur, berhenti merokok,
kepatuhan dalam menjalani pengobatan, pengukuran tekanan darah secara benar dan
berkala.

“Maka
penting bagi pasien jantung harus mengelola hipertensinya dengan baik agar
tidak terjadi gagal jantung dan kematian,” tegasnya.

Tekanan
darah tinggi jika tak terkendali bisa berakibat fatal. Misalnya bisa berujung
pada serangan jantung, stroke, bahkan kematian. Sayangnya, tak semua orang
menyadari bahwa tekanan darahnya sudah tinggi atau hipertensi.

Dokter
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Dr. BRM Ario Soeryo Kuncoro, Sp.JP(K),
dari RS Jantung Harapan Kita menjelaskan, banyak orang tidak mengetahui bahwa
dirinya telah menderita tekanan darah tinggi karena seringkali tidak adanya
gejala. Oleh karenanya, hipertensi sering disebut sebagai pembunuh senyap atau
‘silent killer’.

Hipertensi
atau tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko terhadap kerusakan organ
penting seperti otak, jantung, ginjal, mata, pembuluh darah besar (aorta) dan
pembuluh darah tepi. Salah satunya yang harus diwaspadai adalah terjadinya
gagal jantung yang berujung pada kematian.

 â€œGagal jantung merupakan kondisi kronis dan
progresif jangka panjang yang cenderung memburuk secara bertahap yang
disebabkan oleh hipertensi,” katanya kepada wartawan dalam Webinar bersama
Bayer Indonesia dan Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (InaSH), Kamis
(12/11).

Baca Juga :  4 Hal sebelum Lakukan Eyelash Extensions

Menurut
dr. Ario, hipertensi menyebabkan pembuluh darah menyempit dan mengakibatkan
beban kerja jantung bertambah berat. Penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah
yang disebabkan oleh hipertensi tersebut akan menyebabkan dinding ruang pompa
jantung menebal (left ventricular hypertrophy) dan dalam jangka panjang akan
meningkatkan risiko gagal jantung.

Untuk
memompa darah melawan tekanan yang lebih tinggi di pembuluh, jantung harus
bekerja lebih keras sehingga terjadi penyempitan arteri sehingga darah lebih
sulit mengalir dengan lancar ke seluruh tubuh. Dengan demikian, hipertensi
membuat kerja jantung menjadi berlebihan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan
oksigen dan nutrisi.

“Namun
kondisi jantung menjadi lebih sulit bekerja sehingga pada akhirnya jatuh ke kondisi
gagal jantung,” jelasnya.

Baca Juga :  Lakukan 4 Cara Ini Agar Kacamata Tak Berembun saat Bermasker

Dalam
presentasinya, ia juga mengatakan seseorang dikatakan menderita hipertensi
apabila

memiliki
tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.
Hipertensi dapat dikelola dengan baik agar mencapai tekanan darah yang sesuai
target yaitu dengan

mengatur
pola hidup dengan membatasi konsumsi garam, perubahan pola makan, penurunan
berat badan dan menjaga berat badan ideal, olahraga teratur, berhenti merokok,
kepatuhan dalam menjalani pengobatan, pengukuran tekanan darah secara benar dan
berkala.

“Maka
penting bagi pasien jantung harus mengelola hipertensinya dengan baik agar
tidak terjadi gagal jantung dan kematian,” tegasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru