BICARA
soal perokok pasif, dr Karin Wiradarma dari KlikDokter mengatakan bahwa perokok
pasif bisa menghirup berbagai senyawa kimia. Bahkan disebutkan sampai delapan
senyawa kimia. Paparan zat dan pola hidup yang dilakukan oleh peserta
penelitian diduga juga menyumbang peningkatan persentase kanker. Mereka yang
selama bertahun-tahun menjadi perokok pasif (terpapar zat berbahaya) pun mendapatkan
dampak serupa.
Berikut
paparan kimia yang dimaksud:
- Amonia: zat yang juga ditemukan dalam
produk pembersih lantai - Butan: zat yang juga digunakan dalam
cairan pemantik - Karbon monoksida: zat yang juga
ditemukan dalam knalpot kendaraan bermotor - Kromium: zat yang digunakan dalam
pembuatan besi - Sianida: zat yang digunakan dalam
pembuatan senjata api - Formaldehid: zat yang digunakan pada
industri kimia - Timbal: bahan metal yang beracun
- Polonium: suatu substansi radioaktif
Sekumpulan partikel berbahaya di atas dapat bertahan di dalam
udara selama beberapa jam atau bahkan lebih lama.
“Selain itu, bukan cuma asapnya yang berbahaya, residu yang
menetap pada rambut, pakaian, karpet, ataupun sofa juga membahayakan, khususnya
pada anak-anak,†kata dr. Karin.
Tak berhenti di sana, dr Karin menjelaskan, benzena yang
terkandung dalam asap rokok juga bisa meningkatkan risiko leukemia (kanker
darah).
Merokok, menjadi perokok pasif, serta minum kopi terlalu
berlebihan mungkin menjadi perpaduan mematikan yang berhubungan risiko kanker
paru. Karena itu, tinggalkan rokok sama sekali dan menjauhlah dari lingkungan
berasap rokok. Selanjutnya, atur pola minum kopi Anda. Batasi jumlah dan
frekuensinya, sekitar satu cangkir dalam sehari. Bila perlu, ganti kopi dengan
teh hijau yang lebih menyehatkan. (HNS/
RVS/klikdokter)