26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Covid-19 Penyakit Seribu Wajah

JAKARTA, KALTENGPOS.CO – Kasus positif COVID-19 di Indonesia masih
terus bertambah. COVID-19 merupakan penyakit seribu wajah. Karena gejala-gejala
yang ditimbulkannya dapat menyerupai penyakit-penyakit lain.

Gejala yang muncul dari COVID-19
tidak hanya pilek, sesak napas dan pneumonia. Tetapi juga menyerupai gejala
penyakit lain. Seperti mencret, muntah-muntah, mati rasa, cegukan, ruam kulit,
mata merah hingga gejala yang menyerupai stroke. Selain itu, kehilangan
kesadaran karena adanya gangguan pada otak.

Gejala-gejala tersebut muncul
karena reseptor COVID-19 tidak hanya terdapat pada saluran pernapasan. Tetapi
juga saluran pencernaan, saluran mata, saluran pada kulit hingga otak. Sehingga
menimbulkan gejala pada saluran tempat virus SARS-CoV-2 masuk ke dalam sel
inang melalui reseptor Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE).

Baca Juga :  Usai Sembuh dari Covid-19, Seseorang Bisa Alami Gangguan Pendengaran

“Kita nggak bisa membedakan
mencret ini karena infeksi bakteri atau karena jamur atau karena COVID-19. Kita
tidak bisa membedakannya secara klinis saja,” kata dokter paru RS Persahabatan,
Andika Chandra Putra di Jakarta, Jumat (9/10).

Untuk itu diperlukan pemeriksaan
segera. Baik melalui tes cepat atau rapid test, atau dengan pemeriksaan swab
alias PCR (polymerase chain reaction).
Hal ini dinilai sangat penting guna menghindari kemungkinan terjadinya
penyebaran. “Jadi harus dilakukan pemeriksaan penunjang. Kemudian dilanjutkan
dengan pemeriksaan PCR untuk memastikan penyakit itu COVID-19 atau bukan,”
imbuhnya.

Selain untuk menghindari kemungkinan
penyebaran, pemeriksaan juga penting dilakukan untuk mengurangi dampak
kesehatan yang lebih besar pada pasien yang terinfeksi.

Baca Juga :  Sering Nyeri Saat Gerakan Bahu? Awas Bisa Jadi Pertanda Serius

“Bayangkan seperti kebakaran.
Kalau fire-nya sedikit tentu lebih mudah kita padamkan. Tapi kalau kebakaran
besar, tentu agak sulit melakukan pemadamannya. Jadi tetap intinya test paling
penting. Kemudian kita lakukan tracing, setelah itu treatment,” jelas Andika.

Selain itu, penerapan 3M (Memakai
Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) juga harus dilakukan. Menurutnya, protokol
kesehatan adalah kewajiban setiap individu. “Dengan melakukan 3M kita bisa
bersama-sama menghentikan penyebaran dan penularan COVID-19,” paparnya.

JAKARTA, KALTENGPOS.CO – Kasus positif COVID-19 di Indonesia masih
terus bertambah. COVID-19 merupakan penyakit seribu wajah. Karena gejala-gejala
yang ditimbulkannya dapat menyerupai penyakit-penyakit lain.

Gejala yang muncul dari COVID-19
tidak hanya pilek, sesak napas dan pneumonia. Tetapi juga menyerupai gejala
penyakit lain. Seperti mencret, muntah-muntah, mati rasa, cegukan, ruam kulit,
mata merah hingga gejala yang menyerupai stroke. Selain itu, kehilangan
kesadaran karena adanya gangguan pada otak.

Gejala-gejala tersebut muncul
karena reseptor COVID-19 tidak hanya terdapat pada saluran pernapasan. Tetapi
juga saluran pencernaan, saluran mata, saluran pada kulit hingga otak. Sehingga
menimbulkan gejala pada saluran tempat virus SARS-CoV-2 masuk ke dalam sel
inang melalui reseptor Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE).

Baca Juga :  Usai Sembuh dari Covid-19, Seseorang Bisa Alami Gangguan Pendengaran

“Kita nggak bisa membedakan
mencret ini karena infeksi bakteri atau karena jamur atau karena COVID-19. Kita
tidak bisa membedakannya secara klinis saja,” kata dokter paru RS Persahabatan,
Andika Chandra Putra di Jakarta, Jumat (9/10).

Untuk itu diperlukan pemeriksaan
segera. Baik melalui tes cepat atau rapid test, atau dengan pemeriksaan swab
alias PCR (polymerase chain reaction).
Hal ini dinilai sangat penting guna menghindari kemungkinan terjadinya
penyebaran. “Jadi harus dilakukan pemeriksaan penunjang. Kemudian dilanjutkan
dengan pemeriksaan PCR untuk memastikan penyakit itu COVID-19 atau bukan,”
imbuhnya.

Selain untuk menghindari kemungkinan
penyebaran, pemeriksaan juga penting dilakukan untuk mengurangi dampak
kesehatan yang lebih besar pada pasien yang terinfeksi.

Baca Juga :  Sering Nyeri Saat Gerakan Bahu? Awas Bisa Jadi Pertanda Serius

“Bayangkan seperti kebakaran.
Kalau fire-nya sedikit tentu lebih mudah kita padamkan. Tapi kalau kebakaran
besar, tentu agak sulit melakukan pemadamannya. Jadi tetap intinya test paling
penting. Kemudian kita lakukan tracing, setelah itu treatment,” jelas Andika.

Selain itu, penerapan 3M (Memakai
Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) juga harus dilakukan. Menurutnya, protokol
kesehatan adalah kewajiban setiap individu. “Dengan melakukan 3M kita bisa
bersama-sama menghentikan penyebaran dan penularan COVID-19,” paparnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru