ROKOK elektrik atau vape semakin populer di kalangan remaja dan dewasa muda karena dianggap sebagai alternatif “lebih sehat” dari rokok tembakau.
Dengan berbagai rasa dan desain modern, vape tampak menarik dan tidak menimbulkan asap seperti rokok konvensional.
Namun, di balik uapnya yang tampak ringan, vape menyimpan berbagai zat kimia berbahaya yang dapat merusak organ tubuh dan memicu penyakit serius.
Disini akan mengulas bahaya vape bagi kesehatan berdasarkan temuan ilmiah terbaru.
Bahaya Vape bagi Kesehatan
- Merusak Paru-Paru
Kandungan acrolein dan diacetyl dalam vape dapat menyebabkan peradangan paru, asma, dan penyakit serius seperti popcorn lung dan EVALI (cedera paru akibat vape)2. - Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Nikotin dalam vape memicu pelepasan adrenalin, meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, sehingga berisiko menyebabkan serangan jantung dan stroke3. - Mengganggu Perkembangan Otak Remaja
Nikotin memengaruhi bagian otak yang mengatur konsentrasi, suasana hati, dan kontrol impuls, terutama pada remaja di bawah usia 25 tahun5. - Menimbulkan Kecanduan
Vape mengandung nikotin dalam dosis tinggi, terutama pada perangkat bertegangan tinggi, yang membuat pengguna sulit berhenti dan mengalami gejala putus nikotin3. - Risiko Keracunan Nikotin
Satu botol cairan vape bisa mengandung hingga 100 mg nikotin, cukup untuk menyebabkan keracunan serius jika tertelan atau diserap berlebihan. - Meningkatkan Risiko Kanker
Proses pemanasan cairan vape menghasilkan formaldehida dan asetaldehida, zat karsinogenik yang dapat memicu kanker paru dan mulut. - Gangguan pada Janin
Ibu hamil yang terpapar vape berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah, gangguan paru-paru, dan kerusakan otak. - Kerusakan Gigi dan Mulut
Vape dapat menyebabkan mulut kering, iritasi gusi, dan gigi berlubang akibat pertumbuhan bakteri yang dipicu oleh aerosol dan gliserol.
Meski sering dianggap lebih aman daripada rokok konvensional, vape tetap mengandung zat berbahaya yang dapat merusak paru-paru, jantung, otak, dan sistem reproduksi.
Bahaya ini bahkan lebih besar jika digunakan oleh remaja, ibu hamil, atau dikombinasikan dengan rokok biasa.
Cara terbaik untuk melindungi diri adalah dengan menghindari penggunaan vape dan rokok dalam bentuk apa pun.
Edukasi dan dukungan berhenti merokok secara medis jauh lebih efektif dan aman daripada beralih ke vape. (nur/jpg)