28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Begini Penanganan Pasien Stroke Secara Cepat dan Efektif

PROKALTENG.CO –  Stroke merupakan salah satu penyakit yang sangat mengancam kesehatan masyarakat. Untuk mengatasi dan meningkatkan pelayanan terhadap pasien stroke, RS Siloam TB Simatupang telah hadir dengan konsep inovatif Stroke Ready Hospital. Dokter Peter Gunawan Ng, Sp.S, dokter spesialis saraf di RS Siloam TB Simatupang, memberikan penjelasan mengenai penyakit stroke, pelayanan yang diberikan kepada pasien stroke, dan tips agar masyarakat secara umum lebih waspada jika menemui ciri-ciri yang bisa mengarah pada gejala stroke.

Pengertian Stroke dan Tipe Stroke Secara Umum

Menurut dr. Peter, stroke bisa diartikan sebagai defisit neurologis vokal yang muncul mendadak yang diakibatkan dari gangguan pada pembuluh darah di otak, retina, dan medula spinalis. Lebih jauh, dr. Peter juga menjelaskan secara singkat mengenai tipe-tipe stroke yang secara umum bisa dibedakan menjadi 2 (dua) tipe yaitu:

– Ischemic Stroke, merupakan jenis stroke yang paling umum terjadi dan disebabkan oleh adanya penyumbatan pembuluh darah otak atau orang menyebutnya sebagai stroke sumbatan, sehingga terjadinya gangguan suplai okseigen dan makanan ke jaringan otak.

– Hemorrhagic Stroke, atau orang awam menyebutnya sebagai suatu stroke perdarahan, di mana terjadi pecahnya pembuluh darah di dalam otak, yang juga berakibat terganggunya suplai oksigen dan makanan. Adapun untuk jenis obat yang mungkin diberikan kepada pasien juga berbeda, tergantung pada tipe stroke yang dialami oleh pasien.

Untuk tipe Ischemic Stroke (stroke sumbatan), pengobatan terbaik yang diberikan adalah dengan trombolisis, yaitu obat yang digunakan untuk melarutkan gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah di otak. Dengan kembalinya aliran darah otak akan mengurangi kerusakan pada jaringan otak. Sedangkan untuk Hemorrhagic Stroke (stroke perdarahan), pengobatan yang diberikan adalah untuk mengontrol atau menghentikan perdarahan. Sehingga mencegah terjadinya bertambahnya perdarahan.

“Setiap pasien stroke mungkin membutuhkan penanganan obat yang berbeda-beda tergantung pada kondisi dan faktor-faktor individu. Oleh karenanya, penting untuk segera mendapatkan penanganan medis yang tepat dan berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan pengobatan yang tepat saat mengalami gejala stroke,” sebut dr. Peter.

Pengertian Time is Brain dan Golden Hour

Dalam penyakit stroke terdapat istilah ‘Time is Brain’ dan ‘Golden Hour’. Apakah arti dari istilah-istilah tersebut? Menurut dr. Peter, Time is Brain merujuk pada suatu konsep di mana bila penanganan stroke dilakukan semakin cepat akan membuahkan hasil yang lebih baik. Berdasarkan publikasi dari Saver (2006), pada saat kejadian stroke dalam satu menit sekitar 1,9 juta sel saraf akan mengalami kerusakan. Sehingga penanganan yang cepat akan mengurangi kerusakan yang lebih besar. Setiap detik dan menit akan sangat berharga ketika saraf-saraf di otak mengalami kerusakan akibat stroke. Oleh karena itu, penanganan cepat dan tepat ketika seseorang mengalami stroke menjadi sangat penting.

Dalam penanganan stroke penyumbatan dikenal pula istilah ‘Golden Hour’, di mana dalam kurun waktu 4,5 jam dari saat mulai timbul gejala stroke, terapi trombolisis bisa diberikan. Pada periode tersebut, penanganan medis yang cepat dan tepat dapat memaksimalkan peluang pemulihan pasien.

Baca Juga :  Benarkah Olahraga Bisa Sebabkan Serangan Jantung?

Penanganan awal pasien stroke di ruangan emergency meliputi stabilisasi kondisi pasien. Perlu dilakukan diagnostik seperti CT-Scan Kepala atau MRI Kepala untuk membedakan apakah pasien mengalami stroke perdarahan atau stroke penyumbatan. dr. Peter dalam sesi wawancara juga menyinggung tentang pentingnya mengevaluasi faktor resiko terhadap kejadian stroke, seperti hipertensi, diabetes melitus, kolesterol tinggi, merokok, atau gangguan irama jantung.

Dalam upaya menangani stroke, RS Siloam TB Simatupang menerapkan protokol penanganan stroke yang dimulai di tahun 2019. “RS Siloam TB Simatupang telah mendapatkan penghargaan ANGELS Award (Acute Networks Striving For Excellence in Stroke) yang didukung oleh World Stroke Organization (WSO) sebagai wujud keseriusan RS Siloam TB Simatupang dalam penanganan pasien-pasien stroke dan juga sebagai realisasi Stroke Ready Hospital.

“Pada 2020 di kuartal 1 RS Siloam TB Simatupang mendapatkan penghargaan ANGELS Golden Award, diikuti pada tahun 2022 di kuartal 3 mendapatkan ANGELS Diamond Award. Sebagai bukti konsistensi RS Siloam TB Simatupang pada pelayanan pasien stroke, di tahun 2023 berturut-turut mendapatkan ANGELS Golden Award di kuartal 1, diikuti ANGELS Diamond Award di kuartal 2 dan kuartal 3 tahun 2023. RS Siloam TB Simatupang telah mendapatkan 5 (lima) penghargaan dan hingga kini penilaian masih terus berproses,” ungkap dr. Peter.

Apa Itu Konsep Stroke Ready Hospital?

Stroke Ready Hospital adalah konsep yang dikembangkan sejak sekitar 2011 di mana penanganan pasien stroke sudah dimulai sejak pra-rumah sakit. Lebih lanjut, dokter yang merupakan lulusan pendidikan spesialis saraf Universitätsklinikum Giessen Jerman, ini menjelaskan beberapa langkah yang dilakukan dalam konsep Stroke Ready Hospital:

  1. Fase pre-hospital:

Fase ini dimulai saat ambulans yang dilengkapi tenaga medis menjemput pasien di tempat kejadian. Pada fase ini dilakukan pengumpulan data riwayat medis dan stabilisasi kondisi pasien selama penjemputan sampai tiba di rumah sakit.

  1. Fase hospital:

Setibanya di rumah sakit, dokter IGD akan melakukan evaluasi dan diagnosis jenis stroke serta penanganan yang tepat. Pada kasus stroke sumbatan yang masih dalam periode ‘Golden Hour’, yaitu masih kurang dari 4,5 jam sejak mulainya gejala stroke, akan segera dipersiapkan untuk dilakukan trombolisis. Penilaian kelayakan untuk dilakukan trombolisis akan ditentukan berdasarkan protokol trombolisis yang berlaku di RS Siloam TB Simatupang. Sebaliknya, bila pasien mengalami stroke perdarahan, konsultasi dengan Dokter Spesialis Bedah Saraf akan dilaksanakan segera untuk penilaian indikasi operasi.

  1. Fase perawatan:

Pasien kemudian dirujuk ke ruang perawatan, dalam hal ini di RS Siloam TB Simatupang telah dilengkapi dengan fasilitas ruangan stroke unit, yang dirancang khusus dan memiliki tenaga medis yang kompeten dan cekatan, serta peralatan medis yang memadai.

  1. Fase Post Hospital:

Tersedia layanan home care untuk pelayanan dan perawatan pasien setelah stabil dan rawat jalan selama kurang lebih 1-3 bulan. Penanganan pasien stroke di Stroke Ready Hospital memiliki perbedaan dalam pendekatan dan sumber daya medis yang tersedia. Berikut adalah beberapa perbedaan antara penanganan pasien stroke di rumah sakit biasa dan Stroke Ready Hospital:

  1. Tim Medis Terlatih:
Baca Juga :  Waspada 4 Faktor ini Bisa Memengaruhi Penyakit Jantung

Stroke Ready Hospital memiliki tim medis yang terlatih secara khusus dalam penanganan stroke. Mereka terbiasa mengenali gejala dan tanda-tanda stroke dengan cepat, melakukan evaluasi cepat, dan memulai pengobatan yang tepat sesuai dengan protokol yang ditetapkan. Dalam setahun, tenaga medis akan dibekali dan melakukan refreshment pelatihan sebanyak 2 (dua kali). Perawat stroke unit RS Siloam TB Simatupang telah dibekali pelatihan Advanced Stroke Life Support sebagai bekal prosedur penanganan stroke.

  1. Fasilitas dan Peralatan Medis:

Stroke Ready Hospital dilengkapi dengan teknologi medis terkini dan peralatan spesifik diperlukan untuk penanganan dan diagnosis stroke, seperti CT-Scan, MRI, CT-Angiografi, MR-Angiografi, Cerebral Angiografi, Carotis Dopper dan TCD, Transtorakal dan Transesofageal Ekokardiografi, dan Perekaman EKG Jangka Panjang.

  1. Protokol Penanganan Stroke:

Stroke Ready Hospital memiliki protokol penanganan yang telah ditetapkan secara khusus untuk pasien stroke. Protokol ini menetapkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk penilaian cepat, diagnosis, dan pengobatan segera. Hal ini membantu meminimalkan waktu respon dan memastikan penanganan yang efektif bagi pasien.

  1. Siaga 24 Jam:

Stroke Ready Hospital siap melayani pasien stroke selama 24 jam. Prinsipnya kapan pun pasien dengan gejala stroke datang ke RS Siloam TB Simatupang, maka tenaga medis akan selalu siaga untuk mengobati pasien.

  1. Pelayanan Pasca Stroke:

Perawatan stroke tidak berakhir ketika pasien meninggalkan rumah sakit, namun akan dilanjutkan saat rawat jalan atau pasien yang mendapatkan perawatan home care dari Siloam at Home. Grup RS Siloam memiliki Siloam at Home yang ditujukan untuk layanan home care pasca perawatan di rumah sakit, dalam hal ini termasuk pula pasien stroke. Layanan ini antara lain meliputi perawatan lanjutan oleh tenaga medis RS Siloam TB Simatupang, fisioterapi lanjutan di rumah, demikian pula pemeriksaan laboratorium.

Lebih lanjut, dr. Peter juga memberikan beberapa kiat agar masyarakat secara awam dapat segera mengenali gejala-gejala stroke. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan gejala stroke, slogan BE FAST sudah dipopulerkan di banyak negara.

BE FAST adalah:

B: Balance (Keseimbangan) – Apakah seseorang mengalami gangguan keseimbangan?

E: Eyes (Mata) – Apakah seseorang mengalami gangguan penglihatan?

F: Face (Wajah) – Apakah salah satu sisi wajah terlihat miring atau sulit untuk menggerakkan bagian wajah?

A: Arm (Lengan) – Apakah seseorang mengalami kelumpuhan pada salah satu lengan?

S: Speech (Pengucapan) – Apakah seseorang mengalami gangguan berbicara?

T: Time (Waktu) – Waktu merupakan hal yang penting. Jika mengalami gejala-gejala seperti di atas, segeralah menghubungi layanan gawat darurat. (pri/jawapos.com)

PROKALTENG.CO –  Stroke merupakan salah satu penyakit yang sangat mengancam kesehatan masyarakat. Untuk mengatasi dan meningkatkan pelayanan terhadap pasien stroke, RS Siloam TB Simatupang telah hadir dengan konsep inovatif Stroke Ready Hospital. Dokter Peter Gunawan Ng, Sp.S, dokter spesialis saraf di RS Siloam TB Simatupang, memberikan penjelasan mengenai penyakit stroke, pelayanan yang diberikan kepada pasien stroke, dan tips agar masyarakat secara umum lebih waspada jika menemui ciri-ciri yang bisa mengarah pada gejala stroke.

Pengertian Stroke dan Tipe Stroke Secara Umum

Menurut dr. Peter, stroke bisa diartikan sebagai defisit neurologis vokal yang muncul mendadak yang diakibatkan dari gangguan pada pembuluh darah di otak, retina, dan medula spinalis. Lebih jauh, dr. Peter juga menjelaskan secara singkat mengenai tipe-tipe stroke yang secara umum bisa dibedakan menjadi 2 (dua) tipe yaitu:

– Ischemic Stroke, merupakan jenis stroke yang paling umum terjadi dan disebabkan oleh adanya penyumbatan pembuluh darah otak atau orang menyebutnya sebagai stroke sumbatan, sehingga terjadinya gangguan suplai okseigen dan makanan ke jaringan otak.

– Hemorrhagic Stroke, atau orang awam menyebutnya sebagai suatu stroke perdarahan, di mana terjadi pecahnya pembuluh darah di dalam otak, yang juga berakibat terganggunya suplai oksigen dan makanan. Adapun untuk jenis obat yang mungkin diberikan kepada pasien juga berbeda, tergantung pada tipe stroke yang dialami oleh pasien.

Untuk tipe Ischemic Stroke (stroke sumbatan), pengobatan terbaik yang diberikan adalah dengan trombolisis, yaitu obat yang digunakan untuk melarutkan gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah di otak. Dengan kembalinya aliran darah otak akan mengurangi kerusakan pada jaringan otak. Sedangkan untuk Hemorrhagic Stroke (stroke perdarahan), pengobatan yang diberikan adalah untuk mengontrol atau menghentikan perdarahan. Sehingga mencegah terjadinya bertambahnya perdarahan.

“Setiap pasien stroke mungkin membutuhkan penanganan obat yang berbeda-beda tergantung pada kondisi dan faktor-faktor individu. Oleh karenanya, penting untuk segera mendapatkan penanganan medis yang tepat dan berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan pengobatan yang tepat saat mengalami gejala stroke,” sebut dr. Peter.

Pengertian Time is Brain dan Golden Hour

Dalam penyakit stroke terdapat istilah ‘Time is Brain’ dan ‘Golden Hour’. Apakah arti dari istilah-istilah tersebut? Menurut dr. Peter, Time is Brain merujuk pada suatu konsep di mana bila penanganan stroke dilakukan semakin cepat akan membuahkan hasil yang lebih baik. Berdasarkan publikasi dari Saver (2006), pada saat kejadian stroke dalam satu menit sekitar 1,9 juta sel saraf akan mengalami kerusakan. Sehingga penanganan yang cepat akan mengurangi kerusakan yang lebih besar. Setiap detik dan menit akan sangat berharga ketika saraf-saraf di otak mengalami kerusakan akibat stroke. Oleh karena itu, penanganan cepat dan tepat ketika seseorang mengalami stroke menjadi sangat penting.

Dalam penanganan stroke penyumbatan dikenal pula istilah ‘Golden Hour’, di mana dalam kurun waktu 4,5 jam dari saat mulai timbul gejala stroke, terapi trombolisis bisa diberikan. Pada periode tersebut, penanganan medis yang cepat dan tepat dapat memaksimalkan peluang pemulihan pasien.

Baca Juga :  Benarkah Olahraga Bisa Sebabkan Serangan Jantung?

Penanganan awal pasien stroke di ruangan emergency meliputi stabilisasi kondisi pasien. Perlu dilakukan diagnostik seperti CT-Scan Kepala atau MRI Kepala untuk membedakan apakah pasien mengalami stroke perdarahan atau stroke penyumbatan. dr. Peter dalam sesi wawancara juga menyinggung tentang pentingnya mengevaluasi faktor resiko terhadap kejadian stroke, seperti hipertensi, diabetes melitus, kolesterol tinggi, merokok, atau gangguan irama jantung.

Dalam upaya menangani stroke, RS Siloam TB Simatupang menerapkan protokol penanganan stroke yang dimulai di tahun 2019. “RS Siloam TB Simatupang telah mendapatkan penghargaan ANGELS Award (Acute Networks Striving For Excellence in Stroke) yang didukung oleh World Stroke Organization (WSO) sebagai wujud keseriusan RS Siloam TB Simatupang dalam penanganan pasien-pasien stroke dan juga sebagai realisasi Stroke Ready Hospital.

“Pada 2020 di kuartal 1 RS Siloam TB Simatupang mendapatkan penghargaan ANGELS Golden Award, diikuti pada tahun 2022 di kuartal 3 mendapatkan ANGELS Diamond Award. Sebagai bukti konsistensi RS Siloam TB Simatupang pada pelayanan pasien stroke, di tahun 2023 berturut-turut mendapatkan ANGELS Golden Award di kuartal 1, diikuti ANGELS Diamond Award di kuartal 2 dan kuartal 3 tahun 2023. RS Siloam TB Simatupang telah mendapatkan 5 (lima) penghargaan dan hingga kini penilaian masih terus berproses,” ungkap dr. Peter.

Apa Itu Konsep Stroke Ready Hospital?

Stroke Ready Hospital adalah konsep yang dikembangkan sejak sekitar 2011 di mana penanganan pasien stroke sudah dimulai sejak pra-rumah sakit. Lebih lanjut, dokter yang merupakan lulusan pendidikan spesialis saraf Universitätsklinikum Giessen Jerman, ini menjelaskan beberapa langkah yang dilakukan dalam konsep Stroke Ready Hospital:

  1. Fase pre-hospital:

Fase ini dimulai saat ambulans yang dilengkapi tenaga medis menjemput pasien di tempat kejadian. Pada fase ini dilakukan pengumpulan data riwayat medis dan stabilisasi kondisi pasien selama penjemputan sampai tiba di rumah sakit.

  1. Fase hospital:

Setibanya di rumah sakit, dokter IGD akan melakukan evaluasi dan diagnosis jenis stroke serta penanganan yang tepat. Pada kasus stroke sumbatan yang masih dalam periode ‘Golden Hour’, yaitu masih kurang dari 4,5 jam sejak mulainya gejala stroke, akan segera dipersiapkan untuk dilakukan trombolisis. Penilaian kelayakan untuk dilakukan trombolisis akan ditentukan berdasarkan protokol trombolisis yang berlaku di RS Siloam TB Simatupang. Sebaliknya, bila pasien mengalami stroke perdarahan, konsultasi dengan Dokter Spesialis Bedah Saraf akan dilaksanakan segera untuk penilaian indikasi operasi.

  1. Fase perawatan:

Pasien kemudian dirujuk ke ruang perawatan, dalam hal ini di RS Siloam TB Simatupang telah dilengkapi dengan fasilitas ruangan stroke unit, yang dirancang khusus dan memiliki tenaga medis yang kompeten dan cekatan, serta peralatan medis yang memadai.

  1. Fase Post Hospital:

Tersedia layanan home care untuk pelayanan dan perawatan pasien setelah stabil dan rawat jalan selama kurang lebih 1-3 bulan. Penanganan pasien stroke di Stroke Ready Hospital memiliki perbedaan dalam pendekatan dan sumber daya medis yang tersedia. Berikut adalah beberapa perbedaan antara penanganan pasien stroke di rumah sakit biasa dan Stroke Ready Hospital:

  1. Tim Medis Terlatih:
Baca Juga :  Waspada 4 Faktor ini Bisa Memengaruhi Penyakit Jantung

Stroke Ready Hospital memiliki tim medis yang terlatih secara khusus dalam penanganan stroke. Mereka terbiasa mengenali gejala dan tanda-tanda stroke dengan cepat, melakukan evaluasi cepat, dan memulai pengobatan yang tepat sesuai dengan protokol yang ditetapkan. Dalam setahun, tenaga medis akan dibekali dan melakukan refreshment pelatihan sebanyak 2 (dua kali). Perawat stroke unit RS Siloam TB Simatupang telah dibekali pelatihan Advanced Stroke Life Support sebagai bekal prosedur penanganan stroke.

  1. Fasilitas dan Peralatan Medis:

Stroke Ready Hospital dilengkapi dengan teknologi medis terkini dan peralatan spesifik diperlukan untuk penanganan dan diagnosis stroke, seperti CT-Scan, MRI, CT-Angiografi, MR-Angiografi, Cerebral Angiografi, Carotis Dopper dan TCD, Transtorakal dan Transesofageal Ekokardiografi, dan Perekaman EKG Jangka Panjang.

  1. Protokol Penanganan Stroke:

Stroke Ready Hospital memiliki protokol penanganan yang telah ditetapkan secara khusus untuk pasien stroke. Protokol ini menetapkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk penilaian cepat, diagnosis, dan pengobatan segera. Hal ini membantu meminimalkan waktu respon dan memastikan penanganan yang efektif bagi pasien.

  1. Siaga 24 Jam:

Stroke Ready Hospital siap melayani pasien stroke selama 24 jam. Prinsipnya kapan pun pasien dengan gejala stroke datang ke RS Siloam TB Simatupang, maka tenaga medis akan selalu siaga untuk mengobati pasien.

  1. Pelayanan Pasca Stroke:

Perawatan stroke tidak berakhir ketika pasien meninggalkan rumah sakit, namun akan dilanjutkan saat rawat jalan atau pasien yang mendapatkan perawatan home care dari Siloam at Home. Grup RS Siloam memiliki Siloam at Home yang ditujukan untuk layanan home care pasca perawatan di rumah sakit, dalam hal ini termasuk pula pasien stroke. Layanan ini antara lain meliputi perawatan lanjutan oleh tenaga medis RS Siloam TB Simatupang, fisioterapi lanjutan di rumah, demikian pula pemeriksaan laboratorium.

Lebih lanjut, dr. Peter juga memberikan beberapa kiat agar masyarakat secara awam dapat segera mengenali gejala-gejala stroke. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan gejala stroke, slogan BE FAST sudah dipopulerkan di banyak negara.

BE FAST adalah:

B: Balance (Keseimbangan) – Apakah seseorang mengalami gangguan keseimbangan?

E: Eyes (Mata) – Apakah seseorang mengalami gangguan penglihatan?

F: Face (Wajah) – Apakah salah satu sisi wajah terlihat miring atau sulit untuk menggerakkan bagian wajah?

A: Arm (Lengan) – Apakah seseorang mengalami kelumpuhan pada salah satu lengan?

S: Speech (Pengucapan) – Apakah seseorang mengalami gangguan berbicara?

T: Time (Waktu) – Waktu merupakan hal yang penting. Jika mengalami gejala-gejala seperti di atas, segeralah menghubungi layanan gawat darurat. (pri/jawapos.com)

Terpopuler

Artikel Terbaru