27.6 C
Jakarta
Saturday, April 20, 2024

Benarkah Olahraga Bisa Sebabkan Serangan Jantung?

Almarhum aktor Ashraf Sinclair selama ini rajin berolahraga,
bahkan termasuk seseorang yang rutin ikut program bermacam-macam jenis
olahraga. Pada malam sebelum meninggal karena serangan jantung pun, dikatakan
kalau Ashraf sempat berolahraga. Tapi, apakah olahraga bisa menyebabkan
serangan jantung?

Di luar kasus Ashraf Sinclair, secara umum Dokter Spesialis
Kedokteran Olahraga dr. Sophia Benedicta Hage, SpKO. menjelaskan, rutin
olahraga memang bermanfaat terhadap kesehatan jantung dan menurunkan risiko
serangan jantung. Tetapi, faktor olahraga bukan satu-satunya alasan seseorang
tidak bisa terkena serangan jantung. Ada banyak faktor lainnya yang berkaitan
dengan kondisi kesehatan seseorang yang dapat memengaruhi kesehatan jantung.

“Contohnya pola makan, merokok, kadar kolesterol, kadar gula
darah, tekanan darah, jam tidur atau jumlah waktu istirahat, kadar stres
psikologis, dan bahkan sampai faktor genetik,” kata dr. Sophia kepada JawaPos.com,
Rabu (19/2).

Baca Juga :  Penelitian: 1-2 dari 10 Orang Justru Tertular Covid-19 di Rumah Sakit

Sehingga, menurut dr. Sophia, sebenarnya yang lebih penting
adalah mengetahui risiko kesehatan diri sendiri daripada memerhatikan tingkat
olahraga. Tak jarang, seringkali seseorang yang melakukan olahraga berat lupa
melakukan cek kesehatan rutin, seperti cek kesehatan jantung tahunan.

“Yang berbahaya bukan olahraganya yang berat, tetapi olahraga
yang berat yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki risiko kesehatan seperti
tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, atau sumbatan di pembuluh darah
jantung,” paparnya.

“Apabila seseorang tidak memiliki faktor risiko, olahraga dengan
intensitas tinggi sekalipun tidak berbahaya,” tambahnya.

Saat berolahraga, kata dia, tubuh kita memang bekerja lebih
keras karena kontraksi otot, sehingga membutuhkan asupan oksigen yang tinggi.
Kebutuhan oksigen yang tinggi ini membuat jantung berdetak lebih kencang dan
dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah sesaat.

Baca Juga :  Air Ketumbar Bisa Turunkan Berat Badan

“Apabila kita sudah ada faktor risiko seperti tekanan darah
tinggi, risiko kenaikan tekanan darah dapat berbahaya. Atau apabila ada
sumbatan di pembuluh darah, aliran darah yang sedang deras-derasnya dapat
menyebabkan sumbatan lepas dan nyangkut di jantung,” katanya.

Gejala serangan jantung bisa sangat mendadak, sulit bernapas
karena sakit yang berat, bisa juga diawali dengan sakit di dada kiri yang
menjalar ke tangan pelan-pelan. Yang paling penting saat mengenali gejala
serangan jantung adalah tidak mengabaikan nyeri yang terjadi atau tidak
menyepelekan sulit bernapas, dan rasa pusing yang mungkin dialami.

“Jangan ragu periksa ke dokter apabila ada nyeri dada atau
sesak. Dan jangan lupa cek kesehatan setiap tahun,” tegas dr. Sophia.(jpc)

 

Almarhum aktor Ashraf Sinclair selama ini rajin berolahraga,
bahkan termasuk seseorang yang rutin ikut program bermacam-macam jenis
olahraga. Pada malam sebelum meninggal karena serangan jantung pun, dikatakan
kalau Ashraf sempat berolahraga. Tapi, apakah olahraga bisa menyebabkan
serangan jantung?

Di luar kasus Ashraf Sinclair, secara umum Dokter Spesialis
Kedokteran Olahraga dr. Sophia Benedicta Hage, SpKO. menjelaskan, rutin
olahraga memang bermanfaat terhadap kesehatan jantung dan menurunkan risiko
serangan jantung. Tetapi, faktor olahraga bukan satu-satunya alasan seseorang
tidak bisa terkena serangan jantung. Ada banyak faktor lainnya yang berkaitan
dengan kondisi kesehatan seseorang yang dapat memengaruhi kesehatan jantung.

“Contohnya pola makan, merokok, kadar kolesterol, kadar gula
darah, tekanan darah, jam tidur atau jumlah waktu istirahat, kadar stres
psikologis, dan bahkan sampai faktor genetik,” kata dr. Sophia kepada JawaPos.com,
Rabu (19/2).

Baca Juga :  Penelitian: 1-2 dari 10 Orang Justru Tertular Covid-19 di Rumah Sakit

Sehingga, menurut dr. Sophia, sebenarnya yang lebih penting
adalah mengetahui risiko kesehatan diri sendiri daripada memerhatikan tingkat
olahraga. Tak jarang, seringkali seseorang yang melakukan olahraga berat lupa
melakukan cek kesehatan rutin, seperti cek kesehatan jantung tahunan.

“Yang berbahaya bukan olahraganya yang berat, tetapi olahraga
yang berat yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki risiko kesehatan seperti
tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, atau sumbatan di pembuluh darah
jantung,” paparnya.

“Apabila seseorang tidak memiliki faktor risiko, olahraga dengan
intensitas tinggi sekalipun tidak berbahaya,” tambahnya.

Saat berolahraga, kata dia, tubuh kita memang bekerja lebih
keras karena kontraksi otot, sehingga membutuhkan asupan oksigen yang tinggi.
Kebutuhan oksigen yang tinggi ini membuat jantung berdetak lebih kencang dan
dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah sesaat.

Baca Juga :  Air Ketumbar Bisa Turunkan Berat Badan

“Apabila kita sudah ada faktor risiko seperti tekanan darah
tinggi, risiko kenaikan tekanan darah dapat berbahaya. Atau apabila ada
sumbatan di pembuluh darah, aliran darah yang sedang deras-derasnya dapat
menyebabkan sumbatan lepas dan nyangkut di jantung,” katanya.

Gejala serangan jantung bisa sangat mendadak, sulit bernapas
karena sakit yang berat, bisa juga diawali dengan sakit di dada kiri yang
menjalar ke tangan pelan-pelan. Yang paling penting saat mengenali gejala
serangan jantung adalah tidak mengabaikan nyeri yang terjadi atau tidak
menyepelekan sulit bernapas, dan rasa pusing yang mungkin dialami.

“Jangan ragu periksa ke dokter apabila ada nyeri dada atau
sesak. Dan jangan lupa cek kesehatan setiap tahun,” tegas dr. Sophia.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru