Saat
anak sudah sampai sesak dan kesulitan bernapas, masyarakat awam mengira
penyakit itu adalah pneumonia. Pneumonia merupakan penyakit peradangan akut
pada paru-paru yang membuat paru-paru dipenuhi dengan cairan dan sel radang.
Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi kesehatan serius dan tidak jarang
menyebabkan kematian.
Menurut
Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Dr.dr.
Nastiti Kaswandani, Sp.A(K), ada beberapa gejala khas pneumonia yang tak boleh
disepelekan. Dia menyarankan untuk segera menemui dokter jika ragu atas gejala-gejala
yang dialami anak.
Pertama,
adalah batuk dan demam yang berkelanjutan. Gejala awal pneumonia adalah gejala
yang menyerupai selesma (common cold) seperti batuk, pilek dan demam yang disertai
lemas dan lesu yang berkepanjangan.
รขโฌลGejala pneumonia ini biasanya bertahan
relatif lebih lama daripada gejala pilek dan batuk karena selesma,รขโฌย tutur dr.
Nastiti dalam webinar Save the Children, STOP Pneumonia dalam rangka Hari
Pneumonia Dunia (HPD) tanggal 12 November, Kamis (5/11).
Kedua,
adalah kesulitan bernapas. Anak-anak yang mengidap pneumonia sering mengalami
kesulitan bernapas yang ditandai dengan frekuensi napas lebih cepat, napas
cuping hidung, tarikan dinding dada dan perut, serta bibir dan kuku yang
membiru akibat kekurangan oksigen dalam darah. Kesulitan bernapas pada bayi
lebih mudah diketahui ketika beraktivitas atau makan.
รขโฌลBayi
yang mengalami kesulitan bernapas akan memprioritaskan mekanisme tubuhnya untuk
bernapas sehingga ia akan makan lebih sedikit, gelisah, rewel, atau terlihat
tidak nyaman,รขโฌย jelasnya.
Upaya
pencegahan dan perlindungan oleh orang tua, kata dia, perlu ditingkatkan.
Apalagi saat ini sedang era pandemi virus Korona yang juga menyebabkan penyakit
pernapasan.
รขโฌลAgar
anak Indonesia bukan saja terhindar dari wabah pandemi namun juga terhindar
dari penyakit mematikan lain yang masih mengancam mereka seperti pneumonia,รขโฌย
jelasnya.
Cara
Mencegahnya
Orang
tua bisa melakukan pencegahan dan melindungi buah hati mereka dengan berbagai
cara, di antaranya,
1.
ASI eksklusif enam bulan, menyusui ditambah MPASI! sampai 2 tahun.
2.
Tuntaskan imunisasi untuk anak
3.
Obati ke fasilitas kesehatan jika anak sakit.
4.
Pastikan kecukupan gizi anak dan hidup bersih sehat.