25 C
Jakarta
Thursday, November 28, 2024

10 Vaksin Sudah Uji Klinis Tahap III, Dua Masuk ke Indonesia

Uji
coba vaksin Covid-19 terus menunjukkan tingkat perkembangan. Berdasar data
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 2 Oktober, terdapat 10 vaksin yang masuk
uji klinis tahap III.

Kesepuluh
vaksin yang masuk tahap III uji klinis itu adalah Wuhan Institute of Biological
Products atau Sinopharm, Janssen Pharmaceutical Companies (Johnson &
Johnson Group), Cansino Biologics Incorporation atau Beijing Institute of
Biotechnology, Gamaleya Research Institute, BioNtech atau Fosun Pharma Pfizer.

Kemudian
terdapat pula University of Oxford atau AstraZeneca, Novavax, Moderna atau
NIAID, Beijing Institute of Biological Products atau Sinopharm. Dua dari 10
kandidat vaksin itu sudah masuk ke Indonesia.

Juru
Bicara Pemerintah Untuk Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut, kandidat vaksin
yang sudah mengadakan perjanjian akses dengan pemerintah Indonesia adalah
Sinovac dan bekerja sama dengan Biofarma.

“Saat
ini sedang dalam proses uji klinis fase III di Bandung,” kata Wiku dalam konferensi
pers, Selasa (6/10).

Vaksin
kedua adalah Sinopharm yang saat ini sedang mengadakan kerja sama dengan United
Arab Emirates. Uji klinis fase III sedang berlangsung dengan target subjek
22.000 orang.

Baca Juga :  Benarkah CrossFit Berbahaya Bagi Penderita Jantung?

 â€œKerja sama dengan pemerintah Indonesia
melalui PT Kimia Farma yang bekerja sama dengan G42 di UEA” paparnya.

Kandidat
vaksin lainnya, Genexine, di Korea yang bekerja sama dengan PT Kalbe Farma.
Kandidat ini masih menjalani uji klinis fase I dan fase IIA di Korea dengan 60
subject.

“Selain
kerja sama multilateral, pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan
vaksin dalam negeri seperti konsorsium pengembangan vaksin merah putih yang
dipimpin lembaga biologi molekuler Eijkman dan Kemenristek,” papar Prof Wiku.

Wiku
pun menjelaskan alur pengembangan vaksin yang nantinya diberikan kepada
masyarakat. Pertama, dimulai dari penelitian dasar. Pada tahap ini ilmuwan
menelusuri mekanisme potensial berdasarkan ilmu sains biomedis. Kemudian vaksin
dibuat dalam jumlah terbatas untuk bisa memasuki preklinis lalu mengikuti uji
klinis I, II, dan III.

Kedua,
setelah penelitian dasar, vaksin masuk tahap uji preklinis. Studi sel di
laboratorium, yakni studi in vitro dan in vivo.

Ketiga,
setelah melewati tahap uji pre klinis vaksin akan masuk uji klinis fase I.
Vaksin diberikan ke sekelompok kecil orang untuk melihat respons imun dan
kekebalan yang dipicu.

Baca Juga :  Yuk Dicoba, 5 Buah ini Ampuh Turunkan Kolesterol

Pada
fase II, vaksin diberikan kepada ratusan orang sehingga ilmuwan bisa
mempelajari lebih lanjut tentang keamanan dan dosis yang tepat.

Pada
uji klinis fase III vaksin diberikan kepada ribuan orang untuk memastikan
keamanannya termasuk efek samping yang jarang terjadi. Uji coba itu melibatkan
kelompok kontrol yang diberi placebo. Artinya, kelompok kontrol adalah
masyarakat yang disuntik tapi tidak dengan vaksin.

“Melalui
proses uji klinis ini ilmuwan dapat mengetahui apakah vaksin akan menimbulkan
efek samping atau tidak. Mengingat belum ada vaksin Covid-19 yang sudah lulus
uji klinis fase III, sampai saat ini, kewaspadaan dan monitoring terhadap
kemaanan vaksin tetap harus dilakukan,” jelasnya.

“Inilah
pentingnya uji klinis melalui semua fase. Jika sudah lulus fase tiga dan
memberikan laporan yang baik, maka kandidat vaksin bisa meminta persetujuan
edar dari lembaga pengawas. Kita tidak boleh terburu-buru dan harus berpegang
teguh pada data hasil uji,” ungkapnya.

Uji
coba vaksin Covid-19 terus menunjukkan tingkat perkembangan. Berdasar data
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 2 Oktober, terdapat 10 vaksin yang masuk
uji klinis tahap III.

Kesepuluh
vaksin yang masuk tahap III uji klinis itu adalah Wuhan Institute of Biological
Products atau Sinopharm, Janssen Pharmaceutical Companies (Johnson &
Johnson Group), Cansino Biologics Incorporation atau Beijing Institute of
Biotechnology, Gamaleya Research Institute, BioNtech atau Fosun Pharma Pfizer.

Kemudian
terdapat pula University of Oxford atau AstraZeneca, Novavax, Moderna atau
NIAID, Beijing Institute of Biological Products atau Sinopharm. Dua dari 10
kandidat vaksin itu sudah masuk ke Indonesia.

Juru
Bicara Pemerintah Untuk Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut, kandidat vaksin
yang sudah mengadakan perjanjian akses dengan pemerintah Indonesia adalah
Sinovac dan bekerja sama dengan Biofarma.

“Saat
ini sedang dalam proses uji klinis fase III di Bandung,” kata Wiku dalam konferensi
pers, Selasa (6/10).

Vaksin
kedua adalah Sinopharm yang saat ini sedang mengadakan kerja sama dengan United
Arab Emirates. Uji klinis fase III sedang berlangsung dengan target subjek
22.000 orang.

Baca Juga :  Benarkah CrossFit Berbahaya Bagi Penderita Jantung?

 â€œKerja sama dengan pemerintah Indonesia
melalui PT Kimia Farma yang bekerja sama dengan G42 di UEA” paparnya.

Kandidat
vaksin lainnya, Genexine, di Korea yang bekerja sama dengan PT Kalbe Farma.
Kandidat ini masih menjalani uji klinis fase I dan fase IIA di Korea dengan 60
subject.

“Selain
kerja sama multilateral, pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan
vaksin dalam negeri seperti konsorsium pengembangan vaksin merah putih yang
dipimpin lembaga biologi molekuler Eijkman dan Kemenristek,” papar Prof Wiku.

Wiku
pun menjelaskan alur pengembangan vaksin yang nantinya diberikan kepada
masyarakat. Pertama, dimulai dari penelitian dasar. Pada tahap ini ilmuwan
menelusuri mekanisme potensial berdasarkan ilmu sains biomedis. Kemudian vaksin
dibuat dalam jumlah terbatas untuk bisa memasuki preklinis lalu mengikuti uji
klinis I, II, dan III.

Kedua,
setelah penelitian dasar, vaksin masuk tahap uji preklinis. Studi sel di
laboratorium, yakni studi in vitro dan in vivo.

Ketiga,
setelah melewati tahap uji pre klinis vaksin akan masuk uji klinis fase I.
Vaksin diberikan ke sekelompok kecil orang untuk melihat respons imun dan
kekebalan yang dipicu.

Baca Juga :  Yuk Dicoba, 5 Buah ini Ampuh Turunkan Kolesterol

Pada
fase II, vaksin diberikan kepada ratusan orang sehingga ilmuwan bisa
mempelajari lebih lanjut tentang keamanan dan dosis yang tepat.

Pada
uji klinis fase III vaksin diberikan kepada ribuan orang untuk memastikan
keamanannya termasuk efek samping yang jarang terjadi. Uji coba itu melibatkan
kelompok kontrol yang diberi placebo. Artinya, kelompok kontrol adalah
masyarakat yang disuntik tapi tidak dengan vaksin.

“Melalui
proses uji klinis ini ilmuwan dapat mengetahui apakah vaksin akan menimbulkan
efek samping atau tidak. Mengingat belum ada vaksin Covid-19 yang sudah lulus
uji klinis fase III, sampai saat ini, kewaspadaan dan monitoring terhadap
kemaanan vaksin tetap harus dilakukan,” jelasnya.

“Inilah
pentingnya uji klinis melalui semua fase. Jika sudah lulus fase tiga dan
memberikan laporan yang baik, maka kandidat vaksin bisa meminta persetujuan
edar dari lembaga pengawas. Kita tidak boleh terburu-buru dan harus berpegang
teguh pada data hasil uji,” ungkapnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru