25.2 C
Jakarta
Friday, March 29, 2024

Konsumsi Nasi Putih Bisa Picu Diabetes, Ayo Batasi Jumlahnya!

Nasi
putih memiliki kandungan gula atau Glikemik Indeks (GI) yang bisa memicu
naiknya kadar gula darah. Maka, jumlah konsumsinya disarankan tidak melebihi
kebutuhan atau sesuai kalori per hari.

Rata-rata,
seseorang butuh 1.500 kkal setiap hari. Dilansir dari The Print, Senin (7/9),
sebuah penelitian terhadap lebih dari 130 ribu orang dewasa dari 21 negara
selama hampir satu dekade menunjukkan risiko tinggi diabetes terkait dengan
nasi putih.

Dipimpin
oleh Bhavadharini Balaji dari Lembaga Penelitian Kesehatan Populasi, Ilmu
Kesehatan Hamilton, dan Universitas McMaster, Kanada, penelitian ini merupakan
bagian dari proyek Prospective Urban Rural Epidemiology (PURE) lembaga
tersebut. Penemuan ini dipublikasikan dalam jurnal Diabetes Care pada edisi
September.

Nasi
Putih dan Diabetes

Nasi
putih menyebabkan kadar gula darah melonjak saat dikonsumsi karena indeks
glikemiknya yang tinggi. Penelitian juga menyinggung risiko diabetes yang
terkait dengan nasi putih selama beberapa dekade, meskipun temuannya
kontradiktif. Sebuah studi tahun 2012 menemukan bahwa setiap porsi tambahan
nasi putih meningkatkan risiko diabetes sebesar 11 persen.

Namun,
temuan berubah tergantung pada negara mana studi dilakukan. Sebagai contoh,
sebuah studi terhadap lebih dari 45 ribu peserta di Singapura tidak menemukan
peningkatan signifikan pada diabetes yang dikaitkan dengan konsumsi nasi putih.

Baca Juga :  Benarkah Vitamin C Bisa Bantu Tubuh Melawan Virus Corona? Simak Ulasan

Kebanyakan
studi semacam itu ditentukan pada pola hidup pada satu negara. Maka peneliti
memperluasnya ke 21 negara yakni Argentina, Bangladesh, Brasil, Kanada, Chili,
Tiongkok, Kolombia, India, Iran, Malaysia, wilayah Palestina yang diduduki,
Pakistan, Filipina, Polandia, Afrika, Arab Saudi, Swedia, Tanzania, Turki, Uni
Emirat Arab, dan Zimbabwe. Penduduk Asia Selatan tampaknya menunjukkan pola
konsumsi nasi putih dan diabetes yang lebih tinggi.

“Orang
Asia Selatan secara genetik lebih cenderung terkena diabetes, jadi ada alasan
gaya hidup serta biologis untuk kejadian diabetes yang tinggi,” kata dokter
yang berbasis di Bengaluru, dr. Gowri Kulkarni.

Untuk
memahami hubungan antara nasi putih dan diabetes di Asia Selatan, para peneliti
membandingkan data dari India, Bangladesh, dan Pakistan dengan negara lain di
dunia. Studi tersebut melibatkan 132.373 individu berusia antara 35 dan 70
tahun, dari 21 negara ini, yang dipantau selama sembilan setengah tahun. Dari
jumlah tersebut, 6.129 menunjukkan diabetes selama penelitian.

Baca Juga :  Tepuk Tangan untuk Pejuang Pencegahan Covid-19 Bergaung di Nusantara

Berapa
Takaran yang Pas?

Peserta
yang dinilai yakni mengonsumsi lebih dari satu cangkir atau 150 gram nasi
sehari. Secara keseluruhan, rata-rata konsumsi nasi putih adalah 128 gram sehari
di antara peserta penelitian.

Namun,
tim menemukan bahwa konsumsi beras putih tertinggi terlihat di Asia Selatan
dengan 630 gram per hari, diikuti oleh Asia Tenggara sebesar 239 gram dan
Tiongkok 200 gram per hari. Konsumsi beras yang tinggi mengakibatkan konsumsi
makanan lain yang lebih rendah seperti gandum, serat, daging merah, dan produk
susu.

Karbohidrat
membentuk hampir 80 persen kalori yang dikonsumsi di banyak negara Asia
Selatan. Berbicara tentang temuan ini, Ahli Gizi yang berbasis di Mumbai, Priya
Kathpal, menjelaskan bukan berarti rumah tangga yang makan nasi putih pasti
terkena diabetes. Akan tetapi itu semua ditentukan dari jumlah takarannya.

“Saya
tidak akan mengatakan setiap keluarga pemakan nasi putih akan memiliki
penderita diabetes dalam keluargan. Banyak tergantung pada jumlah nasi yang
dimakan, dengan apa nasi itu dimakan apakah gizinya seimbang, dan seberapa
sering,” paparnya.

Nasi
putih memiliki kandungan gula atau Glikemik Indeks (GI) yang bisa memicu
naiknya kadar gula darah. Maka, jumlah konsumsinya disarankan tidak melebihi
kebutuhan atau sesuai kalori per hari.

Rata-rata,
seseorang butuh 1.500 kkal setiap hari. Dilansir dari The Print, Senin (7/9),
sebuah penelitian terhadap lebih dari 130 ribu orang dewasa dari 21 negara
selama hampir satu dekade menunjukkan risiko tinggi diabetes terkait dengan
nasi putih.

Dipimpin
oleh Bhavadharini Balaji dari Lembaga Penelitian Kesehatan Populasi, Ilmu
Kesehatan Hamilton, dan Universitas McMaster, Kanada, penelitian ini merupakan
bagian dari proyek Prospective Urban Rural Epidemiology (PURE) lembaga
tersebut. Penemuan ini dipublikasikan dalam jurnal Diabetes Care pada edisi
September.

Nasi
Putih dan Diabetes

Nasi
putih menyebabkan kadar gula darah melonjak saat dikonsumsi karena indeks
glikemiknya yang tinggi. Penelitian juga menyinggung risiko diabetes yang
terkait dengan nasi putih selama beberapa dekade, meskipun temuannya
kontradiktif. Sebuah studi tahun 2012 menemukan bahwa setiap porsi tambahan
nasi putih meningkatkan risiko diabetes sebesar 11 persen.

Namun,
temuan berubah tergantung pada negara mana studi dilakukan. Sebagai contoh,
sebuah studi terhadap lebih dari 45 ribu peserta di Singapura tidak menemukan
peningkatan signifikan pada diabetes yang dikaitkan dengan konsumsi nasi putih.

Baca Juga :  Benarkah Vitamin C Bisa Bantu Tubuh Melawan Virus Corona? Simak Ulasan

Kebanyakan
studi semacam itu ditentukan pada pola hidup pada satu negara. Maka peneliti
memperluasnya ke 21 negara yakni Argentina, Bangladesh, Brasil, Kanada, Chili,
Tiongkok, Kolombia, India, Iran, Malaysia, wilayah Palestina yang diduduki,
Pakistan, Filipina, Polandia, Afrika, Arab Saudi, Swedia, Tanzania, Turki, Uni
Emirat Arab, dan Zimbabwe. Penduduk Asia Selatan tampaknya menunjukkan pola
konsumsi nasi putih dan diabetes yang lebih tinggi.

“Orang
Asia Selatan secara genetik lebih cenderung terkena diabetes, jadi ada alasan
gaya hidup serta biologis untuk kejadian diabetes yang tinggi,” kata dokter
yang berbasis di Bengaluru, dr. Gowri Kulkarni.

Untuk
memahami hubungan antara nasi putih dan diabetes di Asia Selatan, para peneliti
membandingkan data dari India, Bangladesh, dan Pakistan dengan negara lain di
dunia. Studi tersebut melibatkan 132.373 individu berusia antara 35 dan 70
tahun, dari 21 negara ini, yang dipantau selama sembilan setengah tahun. Dari
jumlah tersebut, 6.129 menunjukkan diabetes selama penelitian.

Baca Juga :  Tepuk Tangan untuk Pejuang Pencegahan Covid-19 Bergaung di Nusantara

Berapa
Takaran yang Pas?

Peserta
yang dinilai yakni mengonsumsi lebih dari satu cangkir atau 150 gram nasi
sehari. Secara keseluruhan, rata-rata konsumsi nasi putih adalah 128 gram sehari
di antara peserta penelitian.

Namun,
tim menemukan bahwa konsumsi beras putih tertinggi terlihat di Asia Selatan
dengan 630 gram per hari, diikuti oleh Asia Tenggara sebesar 239 gram dan
Tiongkok 200 gram per hari. Konsumsi beras yang tinggi mengakibatkan konsumsi
makanan lain yang lebih rendah seperti gandum, serat, daging merah, dan produk
susu.

Karbohidrat
membentuk hampir 80 persen kalori yang dikonsumsi di banyak negara Asia
Selatan. Berbicara tentang temuan ini, Ahli Gizi yang berbasis di Mumbai, Priya
Kathpal, menjelaskan bukan berarti rumah tangga yang makan nasi putih pasti
terkena diabetes. Akan tetapi itu semua ditentukan dari jumlah takarannya.

“Saya
tidak akan mengatakan setiap keluarga pemakan nasi putih akan memiliki
penderita diabetes dalam keluargan. Banyak tergantung pada jumlah nasi yang
dimakan, dengan apa nasi itu dimakan apakah gizinya seimbang, dan seberapa
sering,” paparnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru