26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Tak Kunjung Sembuh, Penyintas Long Covid-19 Masih Sesak Hingga Pusing

PROKALTENG.CO
– Pasien Covid-19 memang masih bisa mengalami berbagai keluhan berkepanjangan
setelah sembuh. Bahkan, keluhan bisa dirasakan berbulan-bulan setelah
dinyatakan negatif Covid-19 lewat tes PCR.

Kepada
JawaPos.com, Jumat (5/3), para penyintas Covid-19 bercerita berbagai keluhan
yang mereka masih alami sampai saat ini. Beberapa di antaranya masih merasakan
sesak napas, sakit kepala, hingga mudah lelah.

Salah
satunya dituturkan warga Bandung, Jawa Barat. Seorang pemuda, yang menolak
namanya dipublikasikan, menceritakan bahwa ibunya terkena Long Covid-19 sampai
saat ini. Ibunya berusia 49 tahun. Awal kena Covid-18 tanggal 12 Januari 2021,
dan dinyatakan sembuh 8 Februari. Saat itu sebetulnya sudah dinyatakan sehat.

“Ibu
saya lama penyembuhannya karena ibu saya ada penyakit bawaan yaitu maag
kronis,” kata pemuda itu.

Meski
sudah dinyatakan sembuh, ibunya masih merasa gampang lelah, gampang tidak enak
badan, gampang sesak, gampang pegal-pegal, bahkan mudah lupa.

Baca Juga :  Dampak Kebanyakan Olahraga bagi Kesehatan Otak

“Sejauh
ini didampingi sama dokter dari puskesmas. Sekarang minum vitamin saja. Kemarin
juga baru kontak sama dokter puskesmas mengenai keluhan Long Covid,” tuturnya.

Cerita
lain disampaikan oleh seorang gadis di Kalimantan Timur. Dia sakit Covid-19
bulan September 2020. Lalu ke luar isolasi mandiri bulan November.

“Awal
sakit itu kirain cuma demam biasa. Tapi lama-lama kepala sakit banget, sampai
rahang pun ikutan sakit. Habis itu perut bermasalah, terus nggak bisa cium sama
rasa juga,” katanya.

Sang
gadis, yang juga tidak mau namanya ditulis, sampai sekarang masih sering sakit
kepala. Perut juga sering bermasalah, dan napasnya kadang sesak.

“Pokoknya
badan tak bisa sesehat dulu rasanya, walaupun udah negatif,” tuturnya.

Baca Juga :  Masyarakat Harus Lindungi Lansia dengan Terapkan 3M

Sejauh
ini dia tak ada pendampingan medis atau tak minum obat lagi. Anehnya, hasil
rontgen menunjukkan paru-parunya normal.

“Kalau
rotgen terakhir waktu swab sih paru-paru sudah normal,” jelasnya.

Sementara
itu, sesuai data Badan Pengawasan Obat dan Makanan (FDA) AS, komplikasi jangka
panjang yang lebih serius juga dilaporkan. Keluhan itu telah diketahui
mempengaruhi sistem organ yang berbeda di dalam tubuh. Apa saja?

Kardiovaskular:
radang otot jantung

Pernapasan:
kelainan fungsi paru

Ginjal:
cedera ginjal akut

Dermatologis:
ruam, rambut rontok

Neurologis:
masalah penciuman dan rasa, masalah tidur, kesulitan konsentrasi, masalah
memori

Psikiatri:
depresi, kecemasan, perubahan mood

Signifikansi
jangka panjang dari efek ini belum diketahui. CDC AS akan melanjutkan
penyelidikan dan menginformasikan perawatan klinis Covid-19 serta tanggapan
kesehatan masyarakat terhadap Covid-19.

PROKALTENG.CO
– Pasien Covid-19 memang masih bisa mengalami berbagai keluhan berkepanjangan
setelah sembuh. Bahkan, keluhan bisa dirasakan berbulan-bulan setelah
dinyatakan negatif Covid-19 lewat tes PCR.

Kepada
JawaPos.com, Jumat (5/3), para penyintas Covid-19 bercerita berbagai keluhan
yang mereka masih alami sampai saat ini. Beberapa di antaranya masih merasakan
sesak napas, sakit kepala, hingga mudah lelah.

Salah
satunya dituturkan warga Bandung, Jawa Barat. Seorang pemuda, yang menolak
namanya dipublikasikan, menceritakan bahwa ibunya terkena Long Covid-19 sampai
saat ini. Ibunya berusia 49 tahun. Awal kena Covid-18 tanggal 12 Januari 2021,
dan dinyatakan sembuh 8 Februari. Saat itu sebetulnya sudah dinyatakan sehat.

“Ibu
saya lama penyembuhannya karena ibu saya ada penyakit bawaan yaitu maag
kronis,” kata pemuda itu.

Meski
sudah dinyatakan sembuh, ibunya masih merasa gampang lelah, gampang tidak enak
badan, gampang sesak, gampang pegal-pegal, bahkan mudah lupa.

Baca Juga :  Dampak Kebanyakan Olahraga bagi Kesehatan Otak

“Sejauh
ini didampingi sama dokter dari puskesmas. Sekarang minum vitamin saja. Kemarin
juga baru kontak sama dokter puskesmas mengenai keluhan Long Covid,” tuturnya.

Cerita
lain disampaikan oleh seorang gadis di Kalimantan Timur. Dia sakit Covid-19
bulan September 2020. Lalu ke luar isolasi mandiri bulan November.

“Awal
sakit itu kirain cuma demam biasa. Tapi lama-lama kepala sakit banget, sampai
rahang pun ikutan sakit. Habis itu perut bermasalah, terus nggak bisa cium sama
rasa juga,” katanya.

Sang
gadis, yang juga tidak mau namanya ditulis, sampai sekarang masih sering sakit
kepala. Perut juga sering bermasalah, dan napasnya kadang sesak.

“Pokoknya
badan tak bisa sesehat dulu rasanya, walaupun udah negatif,” tuturnya.

Baca Juga :  Masyarakat Harus Lindungi Lansia dengan Terapkan 3M

Sejauh
ini dia tak ada pendampingan medis atau tak minum obat lagi. Anehnya, hasil
rontgen menunjukkan paru-parunya normal.

“Kalau
rotgen terakhir waktu swab sih paru-paru sudah normal,” jelasnya.

Sementara
itu, sesuai data Badan Pengawasan Obat dan Makanan (FDA) AS, komplikasi jangka
panjang yang lebih serius juga dilaporkan. Keluhan itu telah diketahui
mempengaruhi sistem organ yang berbeda di dalam tubuh. Apa saja?

Kardiovaskular:
radang otot jantung

Pernapasan:
kelainan fungsi paru

Ginjal:
cedera ginjal akut

Dermatologis:
ruam, rambut rontok

Neurologis:
masalah penciuman dan rasa, masalah tidur, kesulitan konsentrasi, masalah
memori

Psikiatri:
depresi, kecemasan, perubahan mood

Signifikansi
jangka panjang dari efek ini belum diketahui. CDC AS akan melanjutkan
penyelidikan dan menginformasikan perawatan klinis Covid-19 serta tanggapan
kesehatan masyarakat terhadap Covid-19.

Terpopuler

Artikel Terbaru