Pandemi
Covid-19 mendorong peningkatan peranan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.
Menariknya, gabungan antara perawatan medis dan teknologi membuat pasien tak
perlu lagi khawatir untuk datang ke rumah sakit. Apalagi bagi keluarga yang
mendampingi pasien kronis biasanya harus mengambil cuti untuk mendampingi
pasien.
Penelitian
terbaru mengungkap, praktik telemedicine dalam dermatologi untuk melakukan
triase jarak jauh dan mengelola pasien dapat menghasilkan penghematan biaya
yang signifikan.
Telemedicine,
atau teledermatologi, telah dikaitkan dengan peningkatan akses ke perawatan dan
efisiensi klinis tanpa kehilangan akurasi diagnostik. Namun, literatur tersebut
langka dan tercampur dalam penilaian efektivitas biaya.
Dalam
laman HCP Live, sebuah tim peneliti yang berafiliasi dengan San Francisco
School of Medicine, University of California; Fakultas Kedokteran Universitas
Stanford, Stanford; dan Universitas Indiana, melakukan analisis minimalisasi
biaya retrospektif di Rumah Sakit dan Pusat Trauma Zuckerberg San Francisco
General (ZSFG). Mereka membandingkan biaya untuk mengelola pasien yang baru
dirujuk dalam pengaturan tradisional dan pengaturan jarak jauh.
Pada
1930-an, panggilan dokter atau perawat ke rumah mewakili 40 persen dari semua
perawatan pasien. Pada 1980-an, hanya 0,6 persen. Penelitian di University of
California telah menunjukkan model perawatan yang lebih holistik, di mana
perawat di rumah memainkan peran penting dalam perawatan pasien, sehingga dapat
menjadikan kualitas hidup yang lebih baik untuk pasien.
“Perawatan
kesehatan berbasis telemedicine dan aplikasi sangat menjanjikan untuk mendukung
masa depan pasien. Pasien pada akhirnya akan memperoleh manfaat dari berbagai
pihak termasuk rumah sakit dan perusahaan teknologi kesehatan yang saling
kolaborasi untuk menciptakan sistem perawatan kesehatan yang terintegrasi
secara digital,†kata Advisor Aido Health, dr. Roy Panusunan, dalam webinar
baru-baru ini.
Selain
itu, layanan perawatan rumah dengan fisioterapis dan perawat menjadikan
orang-orang yang rentan tidak perlu dihadapkan pada ketakutan yang mungkin
mereka miliki atas keharusan untuk keluar rumah. Tak hanya cukup terbuka
terhadap pasien dan keluarganya, para dokter mereka juga melihat perbedaan yang
mencolok dalam kualitas interaksi mereka dengan pasien.
Melalui
kunjungan rumah pula, perawat dan terapis memiliki pemahaman yang lebih baik
tentang keseharian pasien mereka. Mereka dapat melihat dan memberikan
rekomendasi kepada pasien dan keluarganya tentang cara perawatan yang optimal
di rumah.
“Sehingga
perawatan di rumah dibawa kembali ke rumah pasien. Kembali kepada model
perawatan yang holistik dan terintegrasi dengan saluran komunikasi yang jelas
dan efisien serta efektif,†kata dr. Roy.