30.1 C
Jakarta
Wednesday, April 9, 2025

Menular Lewat Handuk, Berikut Cara Obati Penyakit Moluskum Kontagiosum

Penyakit
kulit bintil-bintil mirip jerawat dan tersebar di tubuh, jangan disepelekan.
Bisa jadi itu merupakan jenis penyakit kulit Moluskum Kontagiosum. Penyakit itu
merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh virus pox.

Virus
ini dapat bertahan di permukaan benda yang telah tersentuh oleh kulit orang
yang terinfeksi. Sehingga, penularan juga dapat terjadi pada barang yang
terkontaminasi.

“Moluskum
Kontagiosum merupakan infeksi virus yang sangat menular dan dapat ditularkan
dari orang ke orang melalui kontak kulit ke kulit, berbagi pakaian, atau hanya
dengan menyentuh benda yang disentuh penderita yang terinfeksi,” kata Dokter
Spesialis Kulit dan Kelamin dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV dari CEO Klinik
Pramudia dalam Virtual Media Briefing, Rabu (4/11).

Moluskum
Kontagiosumi menyebabkan benjolan kecil pada kulit yang biasanya tidak terasa
nyeri tetapi dapat menimbulkan rasa gatal. Biasanya dapat menghilang dengan
sendirinya serta tidak meninggalkan bekas luka, walaupun tidak diterapi.

 â€œBiasanya anak-anak terinfeksi ketika bermain
dengan temannya. Pada usia dewasa, biasanya penularan melalui hubungan seksual
atau kontak ketika sedang berolahraga,” tambahnya.

Ia
melanjutkan masa inkubasi MK antara 2- 6 bulan. Namun, deteksi dini MK tidaklah
mudah. Selain jarang terasa gatal, pada umumnya MK tidak memiliki rasa nyeri.
Bentuk klinis dari gejala MK di kulit hampir menyerupai jerawat dan cepat
menjadi banyak.

Baca Juga :  Empat Aktivitas Sederhana Cegah Penyakit Jantung

“Pada
anak, MK sering ditemukan di dada, punggung, kaki, tangan, daerah lipatan dan
wajah. Sedangkan pada dewasa ditemukan pada genital dan area sekitarnya,”
tuturnya.

Untuk
mencegah tertularnya dari virus MK, selain menghindari kontak fisik dengan
penderita, masyarakat perlu untuk selalu menjaga kesehatan dan imunitas tubuh,
serta selalu menjaga kebersihan.

Menghindari
kontak dengan penderita. Mencuci tangan dengan air hangat dan sabun.
Mengajarkan anak-anak untuk mencuci tangan dengan benar, terutama usai bermain
dan berinteraksi dengan orang lain. Hindari berbagi barang personal, seperti
handuk, pakaian, sisir, dan sabun batang. Hindari berbagi perlengkapan olah
raga yang berkontak dengan orang lain seperti sarung tangan dan helm. Hindari
menyentuh benjolan.

Pengobatan

Bila
diobati dengan benar dan tidak terjadi kontak ulang terhadap sumber penularan,
jarang terjadi kekambuhan pada MK. Terdapat beberapa modalitas pengobatan untuk
MK. Hanya saja pada pelaksanaannya, pengobatan pada anak jauh lebih sulit
daripada orang dewasa.

Baca Juga :  BPOM Tegaskan Tak Bisa Diintervensi Soal Izin Darurat Vaksin Covid-19

Berikut
beberapa pengobatan MK:

Cryotherapy,
yaitu menggunakan nitrogen cair untuk membekukan tiap benjolan.

Kuret,
yaitu menggunakan alat untuk menembus benjolan dan mengikis.

Terapi
laser, untuk menghancurkan tiap benjolan.

Terapi
topikal, dengan menggunakan krim mengandung asam atau bahan kimia dengan tujuan
untuk menimbulkan pengelupasan lapisan atas kulit. Terapi ini dapat menimbulkan
rasa nyeri sehingga membutuhkan anestesi. Terapi pada penderita dengan
kekebalan tubuh rendah akan lebih lama dan sulit.

Selain
terapi, dokter juga biasanya menyarankan metode pengobatan lain untuk moluskum
kontagiosum,

yaitu
mengolesi bintil dengan asam trikloroasetat, asam salisilat, atau tretinoin,
baik dalam bentuk krim

ataupun
salep.

Kuret
atau scraping, yaitu dengan mengikis bintil menggunakan alat medis khusus.
Diathermy, yaitu dengan menghancurkan bintil menggunakan energi panas, dengan
terlebih dahulu diberikan bius lokal.

Pada
pengidap moluskum kontagiosum yang memiliki bintil besar atau cukup banyak,
dokter biasanya akan mengulang prosedur tersebut tiap 3 atau 6 minggu sampai
bintil hilang. Selama pengobatan, bintil yang baru masih bisa timbul, tapi
biasanya akan hilang seluruhnya dalam 2-4 bulan setelah diobati.

Penyakit
kulit bintil-bintil mirip jerawat dan tersebar di tubuh, jangan disepelekan.
Bisa jadi itu merupakan jenis penyakit kulit Moluskum Kontagiosum. Penyakit itu
merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh virus pox.

Virus
ini dapat bertahan di permukaan benda yang telah tersentuh oleh kulit orang
yang terinfeksi. Sehingga, penularan juga dapat terjadi pada barang yang
terkontaminasi.

“Moluskum
Kontagiosum merupakan infeksi virus yang sangat menular dan dapat ditularkan
dari orang ke orang melalui kontak kulit ke kulit, berbagi pakaian, atau hanya
dengan menyentuh benda yang disentuh penderita yang terinfeksi,” kata Dokter
Spesialis Kulit dan Kelamin dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV dari CEO Klinik
Pramudia dalam Virtual Media Briefing, Rabu (4/11).

Moluskum
Kontagiosumi menyebabkan benjolan kecil pada kulit yang biasanya tidak terasa
nyeri tetapi dapat menimbulkan rasa gatal. Biasanya dapat menghilang dengan
sendirinya serta tidak meninggalkan bekas luka, walaupun tidak diterapi.

 â€œBiasanya anak-anak terinfeksi ketika bermain
dengan temannya. Pada usia dewasa, biasanya penularan melalui hubungan seksual
atau kontak ketika sedang berolahraga,” tambahnya.

Ia
melanjutkan masa inkubasi MK antara 2- 6 bulan. Namun, deteksi dini MK tidaklah
mudah. Selain jarang terasa gatal, pada umumnya MK tidak memiliki rasa nyeri.
Bentuk klinis dari gejala MK di kulit hampir menyerupai jerawat dan cepat
menjadi banyak.

Baca Juga :  Empat Aktivitas Sederhana Cegah Penyakit Jantung

“Pada
anak, MK sering ditemukan di dada, punggung, kaki, tangan, daerah lipatan dan
wajah. Sedangkan pada dewasa ditemukan pada genital dan area sekitarnya,”
tuturnya.

Untuk
mencegah tertularnya dari virus MK, selain menghindari kontak fisik dengan
penderita, masyarakat perlu untuk selalu menjaga kesehatan dan imunitas tubuh,
serta selalu menjaga kebersihan.

Menghindari
kontak dengan penderita. Mencuci tangan dengan air hangat dan sabun.
Mengajarkan anak-anak untuk mencuci tangan dengan benar, terutama usai bermain
dan berinteraksi dengan orang lain. Hindari berbagi barang personal, seperti
handuk, pakaian, sisir, dan sabun batang. Hindari berbagi perlengkapan olah
raga yang berkontak dengan orang lain seperti sarung tangan dan helm. Hindari
menyentuh benjolan.

Pengobatan

Bila
diobati dengan benar dan tidak terjadi kontak ulang terhadap sumber penularan,
jarang terjadi kekambuhan pada MK. Terdapat beberapa modalitas pengobatan untuk
MK. Hanya saja pada pelaksanaannya, pengobatan pada anak jauh lebih sulit
daripada orang dewasa.

Baca Juga :  BPOM Tegaskan Tak Bisa Diintervensi Soal Izin Darurat Vaksin Covid-19

Berikut
beberapa pengobatan MK:

Cryotherapy,
yaitu menggunakan nitrogen cair untuk membekukan tiap benjolan.

Kuret,
yaitu menggunakan alat untuk menembus benjolan dan mengikis.

Terapi
laser, untuk menghancurkan tiap benjolan.

Terapi
topikal, dengan menggunakan krim mengandung asam atau bahan kimia dengan tujuan
untuk menimbulkan pengelupasan lapisan atas kulit. Terapi ini dapat menimbulkan
rasa nyeri sehingga membutuhkan anestesi. Terapi pada penderita dengan
kekebalan tubuh rendah akan lebih lama dan sulit.

Selain
terapi, dokter juga biasanya menyarankan metode pengobatan lain untuk moluskum
kontagiosum,

yaitu
mengolesi bintil dengan asam trikloroasetat, asam salisilat, atau tretinoin,
baik dalam bentuk krim

ataupun
salep.

Kuret
atau scraping, yaitu dengan mengikis bintil menggunakan alat medis khusus.
Diathermy, yaitu dengan menghancurkan bintil menggunakan energi panas, dengan
terlebih dahulu diberikan bius lokal.

Pada
pengidap moluskum kontagiosum yang memiliki bintil besar atau cukup banyak,
dokter biasanya akan mengulang prosedur tersebut tiap 3 atau 6 minggu sampai
bintil hilang. Selama pengobatan, bintil yang baru masih bisa timbul, tapi
biasanya akan hilang seluruhnya dalam 2-4 bulan setelah diobati.

Terpopuler

Artikel Terbaru