25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Hati-hati, Depresi Bisa Menular

Depresi adalah salah satu kondisi mental yang sudah tidak asing lagi di telinga. Tidak hanya menyebabkan penderitanya jadi stres dan mudah cemas, depresi juga bisa ditularkan pada orang lain. Bukan seperti penyakit yang langsung menular, ada beberapa proses yang akhirnya menyebabkan seseorang jadi ikutan depresi.

Transfer suasana hati dan emosi

Dilansir dari Healthline, depresi tidak hanya memengaruhi sang penderita, tapi juga bisa menyebar ke orang lain. Misalnya, apabila ada satu orang yang mengalami depresi dalam suatu kelompok, terjadi transfer suasana hati, perilaku, dan emosi di antara orang-orang dalam suatu kelompok.

Terkait hal ini, sebuah penelitian pada 2015 pernah melakukan uji coba pada seekor tikus. Para peneliti memicu depresi pada tikus dengan memaparkan mereka pada stres yang tak terduga dan tak terkendali selama beberapa minggu. Misalnya, menyalakan lampu terang selama 48 jam dan menumpahkan air di tempat tidur mereka.

Stresor ini dianggap cukup menekan tikus, yang ditunjukkan dengan tikus menjadi kurang tertarik pada air gula (salah satu favoritnya). Ini adalah penanda anhedonia yang merupakan gejala khas depresi, yakni kehilangan atau penurunan dalam minat, motivasi, dan kesenangan dalam beraktivitas.

Setelah tikus menjadi depresi, para peneliti memasukkan ‘teman sekamar’ baru. Dalam beberapa minggu, tikus baru tersebut menunjukkan gejala yang sama dengan rekan mereka yang depresi. Karena itulah, peneliti berkesimpulan bahwa depresi dapat bersifat menular.

Baca Juga :  Temukan Virus Corona di Feses dan Anal, Peneliti UI: Covid-19 Penipu U

Menurut dr. Lidya Heryanti, Sp. KJ kepada KlikDokter, mencurahkan isi hati—terutama cerita tentang kecemasan, kesedihan, dan ketakutan—dapat memicu orang lain ikut merasakan rasa sedih dan depresi yang sedang dialami si pencerita.

“Tidak pernah ada yang tahu bagaimana kondisi setiap orang yang membaca curhatan Anda di media sosial. Ada yang prihatin dengan keadaan yang sedang menimpa Anda, tapi ada juga yang jadi ikut merasakan hal yang sama dan berubah menjadi semakin frustrasi dan depresi mendengarnya,” ujar dr. Lidya. 

Senada dengannya, dr. Sara Elise Wijono dari KlikDokter menjelaskan bahwa depresi bisa ditularkan melalui komunikasi verbal maupun non-verbal dari si pencerita.

“Bahkan, hanya dengan melihat orang terdekat Anda depresi pun, akan ada kemungkinan Anda juga jadi ikut depresi. Hal ini karena Anda jadi ikut prihatin dan panik sendiri karena tidak tahu harus berbuat apa untuk membantu kerabat keluar dari masalah tersebut,” jelas dr. Sara.

Bagaimana emosi disebarkan?

Hingga saat ini, para peneliti masih mencari tahu bagaimana sebenarnya emosi orang yang mengalami depresi maupun tidak, disebarkan. Akan tetapi, beberapa penelitian menunjukkan hal ini bisa terjadi dalam beberapa cara, yaitu:

Baca Juga :  Untuk Pasien Isoman, Ini Daftar Vitamin yang Dianjurkan Kemenkes

1. Perbandingan sosial

Saat bersama orang lain –atau berkontak di media sosial– Anda sering menentukan nilai dan perasaan sendiri pada orang lain. Namun, membandingkan diri Anda dengan orang lain, terutama yang memiliki pola pikir negatif, dapat merusak kesehatan mental Anda.

2. Interpretasi emosional

Ini terkait pada cara Anda menafsirkan perasaan orang lain. Emosi dan isyarat nonverbal dari orang lain berfungsi sebagai ‘informasi’ bagi otak Anda.

Misalnya saja, ketika membaca pesan di kolom komentar media sosial dan SMS, Anda dapat menginterpretasikan informasi secara berbeda atau lebih negatif dari pada yang mungkin dimaksudkan.

3. Empati

Menjadi orang yang berempati merupakan hal yang baik. Empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan orang lain secara mendalam. Tetapi jika Anda terlalu menempatkan diri pada posisi orang yang mengalami depresi, Anda mungkin dapat mengalami gejala depresi juga.

Hal-hal di atas tak hanya berlaku pada emosi negatif. Faktanya, memiliki perbandingan sosial dan interpretasi pada orang-orang yang bahagia dan optimistis, bisa juga memengaruhi Anda. Itu sebabnya, sangat penting bersama dan dikelilingi orang-orang yang positif agar Anda dapat ikut terbawa.

Depresi memang dapat menular. Agar tidak mewabah dan memengaruhi orang-orang sekitar, segera cari pertolongan bila Anda mengalami depresi. Misalnya melalui dokter atau psikolog.(HNS/RH/klikdokter)

Depresi adalah salah satu kondisi mental yang sudah tidak asing lagi di telinga. Tidak hanya menyebabkan penderitanya jadi stres dan mudah cemas, depresi juga bisa ditularkan pada orang lain. Bukan seperti penyakit yang langsung menular, ada beberapa proses yang akhirnya menyebabkan seseorang jadi ikutan depresi.

Transfer suasana hati dan emosi

Dilansir dari Healthline, depresi tidak hanya memengaruhi sang penderita, tapi juga bisa menyebar ke orang lain. Misalnya, apabila ada satu orang yang mengalami depresi dalam suatu kelompok, terjadi transfer suasana hati, perilaku, dan emosi di antara orang-orang dalam suatu kelompok.

Terkait hal ini, sebuah penelitian pada 2015 pernah melakukan uji coba pada seekor tikus. Para peneliti memicu depresi pada tikus dengan memaparkan mereka pada stres yang tak terduga dan tak terkendali selama beberapa minggu. Misalnya, menyalakan lampu terang selama 48 jam dan menumpahkan air di tempat tidur mereka.

Stresor ini dianggap cukup menekan tikus, yang ditunjukkan dengan tikus menjadi kurang tertarik pada air gula (salah satu favoritnya). Ini adalah penanda anhedonia yang merupakan gejala khas depresi, yakni kehilangan atau penurunan dalam minat, motivasi, dan kesenangan dalam beraktivitas.

Setelah tikus menjadi depresi, para peneliti memasukkan ‘teman sekamar’ baru. Dalam beberapa minggu, tikus baru tersebut menunjukkan gejala yang sama dengan rekan mereka yang depresi. Karena itulah, peneliti berkesimpulan bahwa depresi dapat bersifat menular.

Baca Juga :  Temukan Virus Corona di Feses dan Anal, Peneliti UI: Covid-19 Penipu U

Menurut dr. Lidya Heryanti, Sp. KJ kepada KlikDokter, mencurahkan isi hati—terutama cerita tentang kecemasan, kesedihan, dan ketakutan—dapat memicu orang lain ikut merasakan rasa sedih dan depresi yang sedang dialami si pencerita.

“Tidak pernah ada yang tahu bagaimana kondisi setiap orang yang membaca curhatan Anda di media sosial. Ada yang prihatin dengan keadaan yang sedang menimpa Anda, tapi ada juga yang jadi ikut merasakan hal yang sama dan berubah menjadi semakin frustrasi dan depresi mendengarnya,” ujar dr. Lidya. 

Senada dengannya, dr. Sara Elise Wijono dari KlikDokter menjelaskan bahwa depresi bisa ditularkan melalui komunikasi verbal maupun non-verbal dari si pencerita.

“Bahkan, hanya dengan melihat orang terdekat Anda depresi pun, akan ada kemungkinan Anda juga jadi ikut depresi. Hal ini karena Anda jadi ikut prihatin dan panik sendiri karena tidak tahu harus berbuat apa untuk membantu kerabat keluar dari masalah tersebut,” jelas dr. Sara.

Bagaimana emosi disebarkan?

Hingga saat ini, para peneliti masih mencari tahu bagaimana sebenarnya emosi orang yang mengalami depresi maupun tidak, disebarkan. Akan tetapi, beberapa penelitian menunjukkan hal ini bisa terjadi dalam beberapa cara, yaitu:

Baca Juga :  Untuk Pasien Isoman, Ini Daftar Vitamin yang Dianjurkan Kemenkes

1. Perbandingan sosial

Saat bersama orang lain –atau berkontak di media sosial– Anda sering menentukan nilai dan perasaan sendiri pada orang lain. Namun, membandingkan diri Anda dengan orang lain, terutama yang memiliki pola pikir negatif, dapat merusak kesehatan mental Anda.

2. Interpretasi emosional

Ini terkait pada cara Anda menafsirkan perasaan orang lain. Emosi dan isyarat nonverbal dari orang lain berfungsi sebagai ‘informasi’ bagi otak Anda.

Misalnya saja, ketika membaca pesan di kolom komentar media sosial dan SMS, Anda dapat menginterpretasikan informasi secara berbeda atau lebih negatif dari pada yang mungkin dimaksudkan.

3. Empati

Menjadi orang yang berempati merupakan hal yang baik. Empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan orang lain secara mendalam. Tetapi jika Anda terlalu menempatkan diri pada posisi orang yang mengalami depresi, Anda mungkin dapat mengalami gejala depresi juga.

Hal-hal di atas tak hanya berlaku pada emosi negatif. Faktanya, memiliki perbandingan sosial dan interpretasi pada orang-orang yang bahagia dan optimistis, bisa juga memengaruhi Anda. Itu sebabnya, sangat penting bersama dan dikelilingi orang-orang yang positif agar Anda dapat ikut terbawa.

Depresi memang dapat menular. Agar tidak mewabah dan memengaruhi orang-orang sekitar, segera cari pertolongan bila Anda mengalami depresi. Misalnya melalui dokter atau psikolog.(HNS/RH/klikdokter)

Terpopuler

Artikel Terbaru