28.4 C
Jakarta
Monday, May 26, 2025

WHO: Tak Semua Vaksin Bisa Lolos Uji Klinis dan Efektif Lawan Korona

Dunia
berlomba untuk menemukan vaksin Covid-19. Di Indonesia, vaksin Merah Putih
masih dikembangkan oleh Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, dan sudah
menuju uji coba ke hewan.

Sementara,
vaksin asal Tiongkok Sinovac sedang diuji kepada 1.600-an orang. Total jumlah
kandidat vaksin terkuat yang sedang dinantikan kabar baiknya berjumlah 5
vaksin.

Dalam
Forum Group Discussion virtual bersama Badam Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
serta Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Kepala Perwakilan WHO untuk Indonesia
Paranietharan dalam pidatonya mengatakan vaksin adalah langkah yang ditunggu
untuk menekan penularan virus Korona. Sedikitnya sudah ada 5 vaksin yang sudah
melewati fase 3.

“Penting
untuk menanti vaksin. Updatenya, ada total 150 kandidat vaksin yang
dikembangkan. Lima dari mereka sudah selesai fase 3,” katanya.

Baca Juga :  Awas! Penggunaan Earphone Terlalu Lama Bisa Timbulkan Bahaya Fatal

“Kami
menunggu hasil clinical trial semoga vaksin tersebut bisa terbukti efektif.
Memang juga butuh waktu tahunan untuk diteliti,” tambahnya.

Menurut
Paranietharan, hal itu penting untuk mereview data sebab tak semuanya vaksin
lolos fase 3 bisa disetujui dan efektif melawan penyakit. Pihaknya selalu
memberikan informasi terkini di laman resmi WHO perihal perkembangan vaksin.

“Kami
memastikan agar vaksin efektif. Kami berharap tahun depan ada kabar bagus soal
vaksin. Dan juga semoga obat yang diteliti lebih efektif. Obat dan vaksin
penting untuk mengendalikan penularan,” jelasnya.

Sementara
itu Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito mengatakan isu kemandirian dan akses
terhadap obat dan vaksin saat ini menjadi isu yang sangat penting. Terlebih di
tengah masa pandemi Covid-19, yang sejak ditetapkan sebagai pandemi global pada
11 Maret 2020 lalu telah mempengaruhi status kesehatan di 114 negara di seluruh
dunia.

Baca Juga :  Ponsel Bisa Menyebabkan Kelebihan Berat Badan?

“Sejalan
dengan perkembangan pandemi Covid-19, Badan POM memandang perlu adanya
koordinasi dan kolaborasi antara regulator (National Medicines Regulatory
Authorities/NMRAs) dan industri farmasi negara anggota OKI dalam rangka
pengembangan obat dan vaksin sebagai langkah strategis terhadap upaya
penanganan pandemi Covid-19 secara global,” tutup Penny.

Dunia
berlomba untuk menemukan vaksin Covid-19. Di Indonesia, vaksin Merah Putih
masih dikembangkan oleh Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, dan sudah
menuju uji coba ke hewan.

Sementara,
vaksin asal Tiongkok Sinovac sedang diuji kepada 1.600-an orang. Total jumlah
kandidat vaksin terkuat yang sedang dinantikan kabar baiknya berjumlah 5
vaksin.

Dalam
Forum Group Discussion virtual bersama Badam Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
serta Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Kepala Perwakilan WHO untuk Indonesia
Paranietharan dalam pidatonya mengatakan vaksin adalah langkah yang ditunggu
untuk menekan penularan virus Korona. Sedikitnya sudah ada 5 vaksin yang sudah
melewati fase 3.

“Penting
untuk menanti vaksin. Updatenya, ada total 150 kandidat vaksin yang
dikembangkan. Lima dari mereka sudah selesai fase 3,” katanya.

Baca Juga :  Awas! Penggunaan Earphone Terlalu Lama Bisa Timbulkan Bahaya Fatal

“Kami
menunggu hasil clinical trial semoga vaksin tersebut bisa terbukti efektif.
Memang juga butuh waktu tahunan untuk diteliti,” tambahnya.

Menurut
Paranietharan, hal itu penting untuk mereview data sebab tak semuanya vaksin
lolos fase 3 bisa disetujui dan efektif melawan penyakit. Pihaknya selalu
memberikan informasi terkini di laman resmi WHO perihal perkembangan vaksin.

“Kami
memastikan agar vaksin efektif. Kami berharap tahun depan ada kabar bagus soal
vaksin. Dan juga semoga obat yang diteliti lebih efektif. Obat dan vaksin
penting untuk mengendalikan penularan,” jelasnya.

Sementara
itu Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito mengatakan isu kemandirian dan akses
terhadap obat dan vaksin saat ini menjadi isu yang sangat penting. Terlebih di
tengah masa pandemi Covid-19, yang sejak ditetapkan sebagai pandemi global pada
11 Maret 2020 lalu telah mempengaruhi status kesehatan di 114 negara di seluruh
dunia.

Baca Juga :  Ponsel Bisa Menyebabkan Kelebihan Berat Badan?

“Sejalan
dengan perkembangan pandemi Covid-19, Badan POM memandang perlu adanya
koordinasi dan kolaborasi antara regulator (National Medicines Regulatory
Authorities/NMRAs) dan industri farmasi negara anggota OKI dalam rangka
pengembangan obat dan vaksin sebagai langkah strategis terhadap upaya
penanganan pandemi Covid-19 secara global,” tutup Penny.

Terpopuler

Artikel Terbaru