29 C
Jakarta
Sunday, April 13, 2025

Cara Mengatasi Dua Penyakit Tulang yang Paling Dikeluhkan

DOKTER Spesialis Orthopedi, Asa Ibrahim Sp.OT mengungkap dua penyakit yang paling sering membawa pasien datang memeriksa ke klinik orthopedi/tulang.

Dua penyakit itu diantaranya sakit punggung bawah/boyok dan sakit lutut. Dua-dunya kata dia, punya faktor risiko yang mirip-mirip, yang sebenarnya bisa dihindari yakni otot yang lemah, kurang olahraga dan gemuk berlebih.

“Kerusakan lutut/tulang belakang ini adalah penyebab kecacatan tersering di bidang kami,” kata dr Asa dalam akun X, pribadinya, Sabtu, (4/1/2025).

Lebih lanjut kata dia, kunci pentingnya otot memiliki fungsi penting untuk melindungi punggung dan lutut dari kerusakan.

Prinsipnya, jika beban didapat sendi-sendi kita lebih berat dari kekuatan dari otot kita, akan mempercepat kerusakan dari sendi-sendi tersebut.

“Jadi teman-teman punya tugas dua biar sendi-sendi tubuhnya awet, bebannya dikurangi, atau ototnya diperkuat, yang terbaik ya jelas ototnya diperkuat dan bebannya dikurangi,” ujarnya.

Dia menyatakan, mengurangi beban ini tentu saja yang utama dengan mengurangi berat badan atau mengurangi aktivitas yang meningkatkan beban pada sendi-sendi kita, misal duduk lama itu meningkatkan beban pada tulang belakang, atau ngangkat-ngangkat beban berat diluar kekuatan tubuh.

Baca Juga :  Ayo Mulai dari Sekarang! Begini Cara Mencegah Osteoporosis agar Tulang Tetap Kuat

“Bukan berarti ga boleh dapat beban ya tubuhnya, tapi kalau emang kerjaannya/aktivitasnya banyak kena beban pada tubuh, ya wajib banget untuk memperkuat otot yang kena beban tersebut, kalo ngga ya bakal cepat banget rusak dan jadi penyakit, meskipun masih muda, banyak kasusnya,” tuturnya.
Lebih jauh kata dia, ada beberapa pasien, yang masih muda, kurus, tapi bantalan tulang belakangnya uda rusak parah dan sudah sakit punggung terus.

Faktor risikonya karena seharian duduk lama, tidak pernah olahraga, kurang tidur yang tidak normal yang panah biru, di MRI bantalan tulang belakangnya sudah ada rusak (menghitam).

Dan yang namanya penyakit kerusakan tulang belakang/lutut ini prosesnya biasanya panjang pelan-pelan rusak, dan kalau sudah terlanjur rusak, tidak bisa diobati jadi mulus lagi, bisanya diganti dengan komponen sendi baru, dan biasanya fungsinya tidak kembali 100 persen.

Baca Juga :  Bisa Buat Glowing, Ketahui Sejumlah Manfaat Minum Air Dingin untuk Kesehatan Tubuh

Karena proses kerusakannya itu pelan dan progresif seiring waktu, jadi mencegahnya tidak bisa jika sudah terlanjur rusak sendinya, mencegahnya juga melalui usaha yang konsisten seiring waktu yang bisa dilakukan dengan rajin olahraga dan perkuat otot yang nantinya akan melindungi sendi.

“Buat orang-orang yang kerjanya duduk lama/ngangkat-ngangkat, harus perkuat core muscle dan back muscle. Buat yang banyak berdiri, naik turun tangga, ngangkat-ngangkat, harus perkuat otot paha dan panggulnya. Dan yang pasti, hindari obesitas, tapi kalau memang susah nurunin berat badan, minimal ototnya harus diperkuat,” jelasnya.

Selain itu, ada faktor risiko yang bersifat unmodifiable, alias tidak bisa diubah-ubah, kalau otot lemah/kurang olahraga/obesitas/kurang tidur/merokok masih bisa diubah dengan kebiasaan.

Tapi ada faktor resiko yang tidak bisa diubah, salah satunya jenis kelamin wanita. Resiko kerusakan sendi pada tulang belakang dan lutut ini lebih tinggi pada perempuan, sehingga dia sangat menyarankan untuk lebih rajin memperkuat otot-ototnya. (jpg)

 

DOKTER Spesialis Orthopedi, Asa Ibrahim Sp.OT mengungkap dua penyakit yang paling sering membawa pasien datang memeriksa ke klinik orthopedi/tulang.

Dua penyakit itu diantaranya sakit punggung bawah/boyok dan sakit lutut. Dua-dunya kata dia, punya faktor risiko yang mirip-mirip, yang sebenarnya bisa dihindari yakni otot yang lemah, kurang olahraga dan gemuk berlebih.

“Kerusakan lutut/tulang belakang ini adalah penyebab kecacatan tersering di bidang kami,” kata dr Asa dalam akun X, pribadinya, Sabtu, (4/1/2025).

Lebih lanjut kata dia, kunci pentingnya otot memiliki fungsi penting untuk melindungi punggung dan lutut dari kerusakan.

Prinsipnya, jika beban didapat sendi-sendi kita lebih berat dari kekuatan dari otot kita, akan mempercepat kerusakan dari sendi-sendi tersebut.

“Jadi teman-teman punya tugas dua biar sendi-sendi tubuhnya awet, bebannya dikurangi, atau ototnya diperkuat, yang terbaik ya jelas ototnya diperkuat dan bebannya dikurangi,” ujarnya.

Dia menyatakan, mengurangi beban ini tentu saja yang utama dengan mengurangi berat badan atau mengurangi aktivitas yang meningkatkan beban pada sendi-sendi kita, misal duduk lama itu meningkatkan beban pada tulang belakang, atau ngangkat-ngangkat beban berat diluar kekuatan tubuh.

Baca Juga :  Ayo Mulai dari Sekarang! Begini Cara Mencegah Osteoporosis agar Tulang Tetap Kuat

“Bukan berarti ga boleh dapat beban ya tubuhnya, tapi kalau emang kerjaannya/aktivitasnya banyak kena beban pada tubuh, ya wajib banget untuk memperkuat otot yang kena beban tersebut, kalo ngga ya bakal cepat banget rusak dan jadi penyakit, meskipun masih muda, banyak kasusnya,” tuturnya.
Lebih jauh kata dia, ada beberapa pasien, yang masih muda, kurus, tapi bantalan tulang belakangnya uda rusak parah dan sudah sakit punggung terus.

Faktor risikonya karena seharian duduk lama, tidak pernah olahraga, kurang tidur yang tidak normal yang panah biru, di MRI bantalan tulang belakangnya sudah ada rusak (menghitam).

Dan yang namanya penyakit kerusakan tulang belakang/lutut ini prosesnya biasanya panjang pelan-pelan rusak, dan kalau sudah terlanjur rusak, tidak bisa diobati jadi mulus lagi, bisanya diganti dengan komponen sendi baru, dan biasanya fungsinya tidak kembali 100 persen.

Baca Juga :  Bisa Buat Glowing, Ketahui Sejumlah Manfaat Minum Air Dingin untuk Kesehatan Tubuh

Karena proses kerusakannya itu pelan dan progresif seiring waktu, jadi mencegahnya tidak bisa jika sudah terlanjur rusak sendinya, mencegahnya juga melalui usaha yang konsisten seiring waktu yang bisa dilakukan dengan rajin olahraga dan perkuat otot yang nantinya akan melindungi sendi.

“Buat orang-orang yang kerjanya duduk lama/ngangkat-ngangkat, harus perkuat core muscle dan back muscle. Buat yang banyak berdiri, naik turun tangga, ngangkat-ngangkat, harus perkuat otot paha dan panggulnya. Dan yang pasti, hindari obesitas, tapi kalau memang susah nurunin berat badan, minimal ototnya harus diperkuat,” jelasnya.

Selain itu, ada faktor risiko yang bersifat unmodifiable, alias tidak bisa diubah-ubah, kalau otot lemah/kurang olahraga/obesitas/kurang tidur/merokok masih bisa diubah dengan kebiasaan.

Tapi ada faktor resiko yang tidak bisa diubah, salah satunya jenis kelamin wanita. Resiko kerusakan sendi pada tulang belakang dan lutut ini lebih tinggi pada perempuan, sehingga dia sangat menyarankan untuk lebih rajin memperkuat otot-ototnya. (jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru