31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

LIPI Kembangkan Masker Elektrik untuk Bunuh Virus Penyebab Covid-19

Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sedang mengembangkan desain masker elektrik
untuk membunuh virus korona penyebab Covid-19 saat udara masuk di dalam masker.

’’Filtrasi
kedua kami punya desain khusus, sehingga ketika udara yang dihirup itu akan
benar-benar terjamin bakteri dan virusnya terbunuh,’’ kata Deni Shidqi
Khaerudini, peneliti LIPI yang terlibat dalam pengembangan masker elektrik
seperti dikutip dari Antara pada Senin (2/11).

Masker
bertenaga baterai tersebut dirancang memiliki filter ganda, yakni filter
pertama menggunakan tembaga berbentuk kasa atau jaring dengan ukuran mesh, dan
filter kedua berbasis sterilizer vortex.

Masker
yang tidak perlu dicuci itu juga akan menggunakan sinar ultraviolet C (UVC),
sehingga bisa menyinari udara yang masuk dan juga membunuh virus dan bakteri.

’’Jadi,
ketika sebelum dihirup ibaratnya menjamin bahwa udara yang dihirup benar-benar
fresh sudah tidak ada bakteri dan virus,’’ tutur peneliti dari Pusat Penelitian
Fisika LIPI itu.

Baca Juga :  Jantung Berdebar Setelah Kebanyakan Minum Kopi? Ini Penyebabnya

Dengan
filter ganda, masker tersebut mengusung konsep trapping (menjebak) dan killing
(membunuh). Ketika udara masuk, virus dan bakteri terjebak atau terperangkap di
filter pertama yang berbasis tembaga. Lalu virus atau bakteri akan benar-benar
terbunuh di filter kedua.

’’Kami
buat double (ganda) filtrasi, pertama untuk perangkap si virus dan bakterinya,
yang kedua untuk killing (membunuh) bakteri atau virusnya,’’ tutur Deni.

Penyaringan
terhadap udara yang masuk ke dalam masker akan menggunakan bantuan
elektrostatik untuk membantu menjebak partikel virus dan bakteri.

’’Jadi
kalau virus atau bakteri tadi tanpa ada bantuan elektrostatik dia bisa lolos,
jadi kita trapping, makanya nanti harus ada listrik di situ, nanti kita akan
tanam baterai, ada baterai lithium ion di maskernya,’’ ujar Deni.

Baca Juga :  5 Bahan Kimia Ini Berbahaya Dalam Kosmetik

Sinar
UVC akan muncul ketika masker digunakan bukan pada saat masker disimpan atau
tidak digunakan. Untuk sistem memunculkan sinar UVC tersebut masih dalam konsep
yang bisa memanfaatkan sensor khusus atau dibuat dengan menekan tombol tertentu
untuk menyalakan.

Masker
tersebut dilengkapi dengan baterai, sehingga dayanya dapat diisi ulang
sewaktu-waktu dengan alat pengisi daya. Masker dibuat dengan desain sedemikian
rupa sehingga lebih ringan dan efektif, namun tetap dalam bentuk kompak atau
kokoh.

’’Nanti
kami kombinasi di dalamnya dengan sinar UVC, tapi tetap kami buat desainnya
ekonomis supaya tetap enak dipakai tidak terlalu berat dan juga efektivitas
killing (membunuh) bakteri dan virusnya jadi lebih bagus,’’ tutur Deni. (*)

Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sedang mengembangkan desain masker elektrik
untuk membunuh virus korona penyebab Covid-19 saat udara masuk di dalam masker.

’’Filtrasi
kedua kami punya desain khusus, sehingga ketika udara yang dihirup itu akan
benar-benar terjamin bakteri dan virusnya terbunuh,’’ kata Deni Shidqi
Khaerudini, peneliti LIPI yang terlibat dalam pengembangan masker elektrik
seperti dikutip dari Antara pada Senin (2/11).

Masker
bertenaga baterai tersebut dirancang memiliki filter ganda, yakni filter
pertama menggunakan tembaga berbentuk kasa atau jaring dengan ukuran mesh, dan
filter kedua berbasis sterilizer vortex.

Masker
yang tidak perlu dicuci itu juga akan menggunakan sinar ultraviolet C (UVC),
sehingga bisa menyinari udara yang masuk dan juga membunuh virus dan bakteri.

’’Jadi,
ketika sebelum dihirup ibaratnya menjamin bahwa udara yang dihirup benar-benar
fresh sudah tidak ada bakteri dan virus,’’ tutur peneliti dari Pusat Penelitian
Fisika LIPI itu.

Baca Juga :  Jantung Berdebar Setelah Kebanyakan Minum Kopi? Ini Penyebabnya

Dengan
filter ganda, masker tersebut mengusung konsep trapping (menjebak) dan killing
(membunuh). Ketika udara masuk, virus dan bakteri terjebak atau terperangkap di
filter pertama yang berbasis tembaga. Lalu virus atau bakteri akan benar-benar
terbunuh di filter kedua.

’’Kami
buat double (ganda) filtrasi, pertama untuk perangkap si virus dan bakterinya,
yang kedua untuk killing (membunuh) bakteri atau virusnya,’’ tutur Deni.

Penyaringan
terhadap udara yang masuk ke dalam masker akan menggunakan bantuan
elektrostatik untuk membantu menjebak partikel virus dan bakteri.

’’Jadi
kalau virus atau bakteri tadi tanpa ada bantuan elektrostatik dia bisa lolos,
jadi kita trapping, makanya nanti harus ada listrik di situ, nanti kita akan
tanam baterai, ada baterai lithium ion di maskernya,’’ ujar Deni.

Baca Juga :  5 Bahan Kimia Ini Berbahaya Dalam Kosmetik

Sinar
UVC akan muncul ketika masker digunakan bukan pada saat masker disimpan atau
tidak digunakan. Untuk sistem memunculkan sinar UVC tersebut masih dalam konsep
yang bisa memanfaatkan sensor khusus atau dibuat dengan menekan tombol tertentu
untuk menyalakan.

Masker
tersebut dilengkapi dengan baterai, sehingga dayanya dapat diisi ulang
sewaktu-waktu dengan alat pengisi daya. Masker dibuat dengan desain sedemikian
rupa sehingga lebih ringan dan efektif, namun tetap dalam bentuk kompak atau
kokoh.

’’Nanti
kami kombinasi di dalamnya dengan sinar UVC, tapi tetap kami buat desainnya
ekonomis supaya tetap enak dipakai tidak terlalu berat dan juga efektivitas
killing (membunuh) bakteri dan virusnya jadi lebih bagus,’’ tutur Deni. (*)

Terpopuler

Artikel Terbaru