29 C
Jakarta
Friday, April 18, 2025

WHO Kembali Ingatkan Virus Korona itu Nyata, Bahaya, dan Membunuh

Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memahami masyarakat dunia sudah lelah menghadapi pandemi
virus Korona selama 8 bulan lebih. WHO juga memahami bahwa masyarakat sudah
ingin kembali hidup normal. Tapi WHO mengingatkan, semua harus dilakukan dengan
aman.

“Karena
membuka diri tanpa pengendalian virus akan menjadi ‘resep bencana’,” kata
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Senin (31/8)

Dilansir
dari Straits Times, Kamis (3/9), Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom
Ghebreyesus mengakui bahwa banyak orang mulai lelah dengan pembatasan dan ingin
kembali normal delapan bulan setelah pandemi. WHO sepenuhnya mendukung upaya
untuk membuka kembali ekonomi dan kegiatan masyarakat, tapi harus aman.

“Kami
ingin melihat anak-anak kembali ke sekolah dan orang-orang kembali ke tempat
kerja, tetapi kami ingin melihatnya dilakukan dengan aman. Tidak ada negara
yang bisa berpura-pura pandemi telah berakhir,” katanya.

Baca Juga :  Soal Kehalalan Vaksin Covid-19, BPOM Diminta Koordinasi dengan MUI

Kenyataannya
virus ini menyebar dengan mudah. Wabah semakin melonjak setelah dikaitkan
dengan pertemuan orang-orang di stadion, klub malam, tempat ibadah, dan
keramaian lainnya.

“Hindari
peristiwa-peristiwa yang menguatkan ini agar sektor ekonomi lain benar-benar
terbuka dan perekonomian bisa kembali hidup,” ujarnya.

“Saya
pikir kita bisa hidup tanpa pergi ke stadion,” paparnya

Dia
juga mendesak agar pemerintah masing-masing menindak tegas orang-orang yang
berdemonstrasi menentang pembatasan Covid-19. Masyarakat harus memahami bahwa
virus itu berbahaya.

“Kita
harus terlibat dalam dialog yang jujur. Virus itu nyata. Ini berbahaya. Virus
itu bergerak cepat dan membunuh. Kita harus melakukan segalanya untuk
melindungi diri kita sendiri dan untuk melindungi orang lain,” tegasnya.

Baca Juga :  Kenali Tanda Tubuh Kekurangan Serat

Sikap
anti-Covid-19 terjadi di Berlin, Jerman yang menentang pembatasan dalam protes
terbesar di Eropa. Mereka menentang aturan masker dan pembatasan lainnya. Di
belahan dunia lainnya, sejumlah orang sudah semakin cuek dengan virus Korona
dan mulai abai dengan protokol kesehatan.

Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memahami masyarakat dunia sudah lelah menghadapi pandemi
virus Korona selama 8 bulan lebih. WHO juga memahami bahwa masyarakat sudah
ingin kembali hidup normal. Tapi WHO mengingatkan, semua harus dilakukan dengan
aman.

“Karena
membuka diri tanpa pengendalian virus akan menjadi ‘resep bencana’,” kata
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Senin (31/8)

Dilansir
dari Straits Times, Kamis (3/9), Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom
Ghebreyesus mengakui bahwa banyak orang mulai lelah dengan pembatasan dan ingin
kembali normal delapan bulan setelah pandemi. WHO sepenuhnya mendukung upaya
untuk membuka kembali ekonomi dan kegiatan masyarakat, tapi harus aman.

“Kami
ingin melihat anak-anak kembali ke sekolah dan orang-orang kembali ke tempat
kerja, tetapi kami ingin melihatnya dilakukan dengan aman. Tidak ada negara
yang bisa berpura-pura pandemi telah berakhir,” katanya.

Baca Juga :  Soal Kehalalan Vaksin Covid-19, BPOM Diminta Koordinasi dengan MUI

Kenyataannya
virus ini menyebar dengan mudah. Wabah semakin melonjak setelah dikaitkan
dengan pertemuan orang-orang di stadion, klub malam, tempat ibadah, dan
keramaian lainnya.

“Hindari
peristiwa-peristiwa yang menguatkan ini agar sektor ekonomi lain benar-benar
terbuka dan perekonomian bisa kembali hidup,” ujarnya.

“Saya
pikir kita bisa hidup tanpa pergi ke stadion,” paparnya

Dia
juga mendesak agar pemerintah masing-masing menindak tegas orang-orang yang
berdemonstrasi menentang pembatasan Covid-19. Masyarakat harus memahami bahwa
virus itu berbahaya.

“Kita
harus terlibat dalam dialog yang jujur. Virus itu nyata. Ini berbahaya. Virus
itu bergerak cepat dan membunuh. Kita harus melakukan segalanya untuk
melindungi diri kita sendiri dan untuk melindungi orang lain,” tegasnya.

Baca Juga :  Kenali Tanda Tubuh Kekurangan Serat

Sikap
anti-Covid-19 terjadi di Berlin, Jerman yang menentang pembatasan dalam protes
terbesar di Eropa. Mereka menentang aturan masker dan pembatasan lainnya. Di
belahan dunia lainnya, sejumlah orang sudah semakin cuek dengan virus Korona
dan mulai abai dengan protokol kesehatan.

Terpopuler

Artikel Terbaru