25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

7 Hoax Seputar Penyebaran Virus Korona

SEJAK meruaknya kabar wabah virus corona,
warganet pun ramai di media sosial ikut peduli dengan isu kesehatan global
penyebaran virus tersebut. Hal itu membuat semua informasi juga harus disaring
dengan benar. Sebab selain berita positif dan informasi, banyak juga berita
palsu atau kabar bohong (hoax) yang beredar.

Dalam sebuah diskusi terkait virus Korona, para ahli dari Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yakni Dokter Spesialis Mikrobiologi dr.
Fera Ibrahim, SpMK(K), MSc, PhD dan Dokter Spesialis Paru dr. Erlina Burhan,
SpP(K), MSc, PhD, meluruskan sejumlah informasi yang keliru di masyarakat. Hal
itu supaya tak menimbulkan keresahan dan salah paham.

1. Kabar Sudah Ada Vaksin
Virus Korona

Faktanya : Virus Novel Coronavirus atau virus Korona adalah virus jenis
baru yang ditemukan pada Desember 2019. Sehingga para ahli atau peneliti belum
menemukan vaksinnya. Butuh waktu panjang untuk membuat vaksinnya.

“Ada pasien yang datang ke saya. ‘Dok saya ingin vaksin virus Korona’. Lalu
saya jawab, ‘wong strain-nya baru ditemukan. Ya enggak ada. Bukan untuk Coronavirus’,”
kata dr. Erlina.

2. Kabar Virus Korona Bisa
Disembuhkan dengan Herbal

Sejumlah hoax juga menyebutkan bahwa virus Korona bisa disembuhkan dengan
bahan herbal yakni dengan makan 8 butir bawang putih. Hal itu dengan tegas
dibantah oleh ahli.

“Coronavirus belum ada obatnya. Ada yang bilang pakai bawang putih. Hoax
itu. Kayaknya bawang putih biar laku. Ingat ya sampai saat ini belum ada
vaksinnya,” kata dr. Erlina sambil tertawa.

Baca Juga :  Ahli Ingatkan Bahaya Olahraga Pakai Masker Bagi Pernapasan

3. Kabar Virus Korona
Berasal dari Kebocoran Lab

Eks intelijen Israel sebelumnya menyatakan bahwa bisa saja Coronavirus
menyebar dari kebocoran laboratorium di Wuhan sebagai senjata biologis. Menurut
dr. Fera, untuk menjawab hal itu tentunya harus dilakukan investigasi atau
buktikan dulu. “Lihat dari genom-nya. Berasal dari mana rasanya sih itu lab
kelelawar yang buat,” ujar dr. Fera tertawa.

Dia menilai isu tersebut harus diteliti lebih lanjut. Penyebaran
penyakitnya dari mana. Sebab virus itu menyebar justru dari pasar hewan ekstrem
di Wuhan. Maka harus dilihat juga secara komprehensif dan meluas.

4. Kabar Obat Anti HIV Bisa
Sembuhkan Virus Korona

Menurut dr. Fera, obat anti virus itu memutus rantai pada proses
replikasinya. Berbeda juga proses replikasi virus Korona dengan HIV. Sebab
menurutnya, penyakit yang disebabkan oleh virus adalah Self Limiting Disease.
Artinya, seseorang akan sembuh dengan sendirinya jika daya tahan tubuhnya kuat.

“Obat yang diberikan sifatnya hanya suportif. Mereka berikan obat anti HIV
itupun hanya satu institusi. Dan, kata mereka pasiennya baik. Namun, kita
enggak tahu. Virus itu self limiting disease. Kita enggak tahu apakah sembuh
karena suportifnya atau memang obat HIV. Dan ada juga yang kasih anti virus flu
burung. Tapi semua enggak ada evidence basednya,” ujarnya.

Baca Juga :  Penyebab Serangan Jantung di Usia 30-an

5. Kabar Satu Kali Kontak
Langsung Tertular

Penularan Coronavirus adalah jika kontak dengan pasien dari jarak dekat
misalnya 1 meter. Lalu kontak intensif berulang-ulang. “Kecil kemungkinan
sekali kontak dengan pasien terjangkit atau tertular. Kalau kejadian berarti
apes,” kata dr. Erlina sambil tertawa.

Maka jika dikatakan sudah sembuh apabila sudah diperiksa dahaknya 2 kali
dan hasilnya negatif. Dan tak ada kaitannya dengan penularan dengan mengonsumsi
makanan dari Tiongkok.

6. Kabar Virus Korona Bisa
Menular Lewat Tatapan Mata

Menurut dr. Erlina, virus tak bisa tertular dari tatapan mata. Tapi, dari kontak
cairan bersin dan batuk.

7. Kabar Pakai Masker Bisa
Dibalik

Beredar di media sosial bahwa cara pakai masker yang benar adalah dengan
cara dibalik dengan warna tua ada di dalam dan warna muda di bagian luar.
Menurut dr. Erlina lapisan depan berfungsi sebagai waterproof atau anti air,
sedangkan bagian dalam masker untuk menyerap cairan.

Menurutnya, ajaran penggunaan masker yang dibalik itu salah kaprah dan
tidak untuk ditiru. Dan masker N95 digunakan untuk ahli medis yang kontak
dengan pasien dan masyarakat biasa bisa menggunakan masker pada umumnya.
“Justru jangan pakai terbalik, kalau dibalik nanti malah bahaya,” tegasnya. (jpc/kpc)

SEJAK meruaknya kabar wabah virus corona,
warganet pun ramai di media sosial ikut peduli dengan isu kesehatan global
penyebaran virus tersebut. Hal itu membuat semua informasi juga harus disaring
dengan benar. Sebab selain berita positif dan informasi, banyak juga berita
palsu atau kabar bohong (hoax) yang beredar.

Dalam sebuah diskusi terkait virus Korona, para ahli dari Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yakni Dokter Spesialis Mikrobiologi dr.
Fera Ibrahim, SpMK(K), MSc, PhD dan Dokter Spesialis Paru dr. Erlina Burhan,
SpP(K), MSc, PhD, meluruskan sejumlah informasi yang keliru di masyarakat. Hal
itu supaya tak menimbulkan keresahan dan salah paham.

1. Kabar Sudah Ada Vaksin
Virus Korona

Faktanya : Virus Novel Coronavirus atau virus Korona adalah virus jenis
baru yang ditemukan pada Desember 2019. Sehingga para ahli atau peneliti belum
menemukan vaksinnya. Butuh waktu panjang untuk membuat vaksinnya.

“Ada pasien yang datang ke saya. ‘Dok saya ingin vaksin virus Korona’. Lalu
saya jawab, ‘wong strain-nya baru ditemukan. Ya enggak ada. Bukan untuk Coronavirus’,”
kata dr. Erlina.

2. Kabar Virus Korona Bisa
Disembuhkan dengan Herbal

Sejumlah hoax juga menyebutkan bahwa virus Korona bisa disembuhkan dengan
bahan herbal yakni dengan makan 8 butir bawang putih. Hal itu dengan tegas
dibantah oleh ahli.

“Coronavirus belum ada obatnya. Ada yang bilang pakai bawang putih. Hoax
itu. Kayaknya bawang putih biar laku. Ingat ya sampai saat ini belum ada
vaksinnya,” kata dr. Erlina sambil tertawa.

Baca Juga :  Ahli Ingatkan Bahaya Olahraga Pakai Masker Bagi Pernapasan

3. Kabar Virus Korona
Berasal dari Kebocoran Lab

Eks intelijen Israel sebelumnya menyatakan bahwa bisa saja Coronavirus
menyebar dari kebocoran laboratorium di Wuhan sebagai senjata biologis. Menurut
dr. Fera, untuk menjawab hal itu tentunya harus dilakukan investigasi atau
buktikan dulu. “Lihat dari genom-nya. Berasal dari mana rasanya sih itu lab
kelelawar yang buat,” ujar dr. Fera tertawa.

Dia menilai isu tersebut harus diteliti lebih lanjut. Penyebaran
penyakitnya dari mana. Sebab virus itu menyebar justru dari pasar hewan ekstrem
di Wuhan. Maka harus dilihat juga secara komprehensif dan meluas.

4. Kabar Obat Anti HIV Bisa
Sembuhkan Virus Korona

Menurut dr. Fera, obat anti virus itu memutus rantai pada proses
replikasinya. Berbeda juga proses replikasi virus Korona dengan HIV. Sebab
menurutnya, penyakit yang disebabkan oleh virus adalah Self Limiting Disease.
Artinya, seseorang akan sembuh dengan sendirinya jika daya tahan tubuhnya kuat.

“Obat yang diberikan sifatnya hanya suportif. Mereka berikan obat anti HIV
itupun hanya satu institusi. Dan, kata mereka pasiennya baik. Namun, kita
enggak tahu. Virus itu self limiting disease. Kita enggak tahu apakah sembuh
karena suportifnya atau memang obat HIV. Dan ada juga yang kasih anti virus flu
burung. Tapi semua enggak ada evidence basednya,” ujarnya.

Baca Juga :  Penyebab Serangan Jantung di Usia 30-an

5. Kabar Satu Kali Kontak
Langsung Tertular

Penularan Coronavirus adalah jika kontak dengan pasien dari jarak dekat
misalnya 1 meter. Lalu kontak intensif berulang-ulang. “Kecil kemungkinan
sekali kontak dengan pasien terjangkit atau tertular. Kalau kejadian berarti
apes,” kata dr. Erlina sambil tertawa.

Maka jika dikatakan sudah sembuh apabila sudah diperiksa dahaknya 2 kali
dan hasilnya negatif. Dan tak ada kaitannya dengan penularan dengan mengonsumsi
makanan dari Tiongkok.

6. Kabar Virus Korona Bisa
Menular Lewat Tatapan Mata

Menurut dr. Erlina, virus tak bisa tertular dari tatapan mata. Tapi, dari kontak
cairan bersin dan batuk.

7. Kabar Pakai Masker Bisa
Dibalik

Beredar di media sosial bahwa cara pakai masker yang benar adalah dengan
cara dibalik dengan warna tua ada di dalam dan warna muda di bagian luar.
Menurut dr. Erlina lapisan depan berfungsi sebagai waterproof atau anti air,
sedangkan bagian dalam masker untuk menyerap cairan.

Menurutnya, ajaran penggunaan masker yang dibalik itu salah kaprah dan
tidak untuk ditiru. Dan masker N95 digunakan untuk ahli medis yang kontak
dengan pasien dan masyarakat biasa bisa menggunakan masker pada umumnya.
“Justru jangan pakai terbalik, kalau dibalik nanti malah bahaya,” tegasnya. (jpc/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru