30.2 C
Jakarta
Tuesday, April 8, 2025

Lakukan 9 Hal Ini Agar Otak Tak Cepat Pikun

SEIRING pertambahan usia, kemampuan bagian otak
yang membantu manusia belajar, mengingat, berencana, dan beberapa fungsi
kognitif lainnya akan menurun, yang biasa dinamakan pikun.

Identik dengan usia tua, tapi pikun juga bisa dialami usia muda. Ada
kegiatan yang bisa dilakukan agar otak tidak cepat pikun.

“Pertambahan usia tersebut juga menyebabkan menurunnya aliran darah ke otak
karena terjadinya penyempitan pembuluh darah, sehingga memperbesar kemungkinan
terjadinya peradangan di otak. Hal ini turut memperburuk fungsi kognitif otak,”
jelas dr. Astrid Wulan Kusumoastuti dari KlikDokter.

Tidak ada perubahan fisik yang berarti, sehingga cukup sulit untuk
mengidentifikasi pikun. Namun, kondisi ini akan sangat mengganggu, sehingga
penderitanya akan kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Kegiatan yang dapat membantu otak agar tidak cepat pikun

Pikun yang merupakan gejala demensia adalah kondisi yang tak dapat
disembuhkan, tetapi bisa diperlambat dan dicegah dengan latihan otak. Tak perlu
menunggu hingga berusia lanjut, Anda pun bisa mulai melatih otak sedini
mungkin. Contoh kegiatannya adalah sebagai berikut:

1. Belajar bahasa baru

Dikatakan oleh dr. Resthie Rachmanta Putri, M.Epid, dari KlikDokter,
beberapa studi membuktikan bahwa mempelajari bahasa baru dan mempraktikkannya
dalam percakapan sehari-hari bisa memperlambat terjadinya demensia dan
memperlambat proses penuaan pada otak.

2. Menghafal lirik lagu

Siapa yang tidak menyukai musik? “Mendengarkan musik dan menyanyikan
liriknya bisa efektif melatih daya ingat. Pilih lagu yang Anda suka tapi belum
hafal liriknya, lalu dengarkan dan lantunkan berulang-ulang,” dr. Restie
menyarankan.

Baca Juga :  Minuman Terbaik untuk Atasi Dehidrasi

Anda juga bisa mencoba menstimulasi otak yang bertanggung jawab atas kemampuan
memori, memori, dan seni.

3. Rutin berolahraga

“Gangguan otak seperti demensia berhubungan dengan masalah jantung dan
pembuluh darah (kardiovaskular). Orang-orang yang memiliki penyakit
kardiovaskular relatif lebih mudah mengalami pikun,” kata dr. Sepriani T.
Limbong dari KlikDokter.

Salah satu cara untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular adalah
dengan menjaga berat badan agar tetap ideal. Pasalnya, dr. Sepriani mengatakan,
salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan otak adalah berat badan berlebih.

Frekuensi olahraga yang disarankan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah
setidaknya 150 menit atau lima kali dalam seminggu selama 30 menit tiap
sesinya.

4. Menggambar peta

Menggambar peta sederhana lingkungan rumah, menggambar rute jalan yang Anda
lewati dari rumah ke kantor atau tempat lainnya juga dapat membantu melatih
otak.

Dengan menerapkannya, kata dr. Resthie, Anda telah melatih memori dan
kemampuan visuospasial (berhubungan dengan persepsi dari hubungan-hubungan
ruang).

5. Bermain permainan yang
dapat mengasah otak

“Kegiatan yang melibatkan kemampuan berpikir dapat meningkatkan kemampuan
kognitif dan menurunkan risiko demensia,” kata dr. Sepriani.

“Aktivitas seperti bermain kartu, puzzle, teka-teki silang, Sudoku, atau
permainan board game lainnya hanya segelintir kegiatan yang dapat menjaga kemampuan
kognitif otak,” lanjutnya.

6. Modifikasi kebiasaan
sehari-hari

Lakukan modifikasi pada kebiasaan yang biasa Anda lakukan setiap hari.
Misalnya, biasa menyapu dengan tangan kanan, kali ini gunakan tangan kiri.

7. Belajar bermain musik

Dokter Resthie juga mengatakan bahwa berdasarkan studi, orang-orang yang
suka bermain musik memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami demensia
dan gangguan memori.

Baca Juga :  Waspada, Empat Gejala Kanker Ini Sering Dianggap Remeh

8. Mengubah gaya hidup

Demi kesehatan otak (dan tubuh yang lebih baik), lakukan perubahan gaya
hidup menjadi lebih baik. Salah satunya adalah dengan menjauhi alkohol.

“Alkohol bersifat toksik terhadap sel otak. Risiko kerusakan otak akan
meningkat bila Anda punya kebiasaan minum alkohol,” ujar dr. Sepriani.

Selain itu, dr. Sepriani juga mengimbau untuk berhenti merokok. Tak hanya
dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker, rokok juga terbukti
dapat menurunkan kemampuan kognitif dan memengaruhi kesehatan otak.

Satu lagi yang tak kalah penting adalah dengan menerapkan pola makan sehat
bergizi seimbang untuk menjaga kesehatan sel otak.

“Mulailah dengan memperbanyak makan buah dan sayur, serta menggunakan
sumber lemak sehat seperti minyak jagung dan minyak zaitun. Perbanyak pula
konsumsi ikan. Rutin mengonsumsi ikan dapat mencegah penurunan ingatan atau
memori,” jelas dr. Sepriani.

9. Cek kesehatan rutin

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, pikun erat kaitannya dengan
penyakit jantung, hipertensi, begitu juga diabetes dan kolesterol.

Khususnya bila Anda mengalami kondisi tersebut, sebaiknya rutin cek
kesehatan atau kontrol ke dokter, dan mengonsumsi obat untuk mengendalikan
kondisi penyakit sehingga kesehatan otak ikut terjaga.

Itulah beberapa kegiatan yang bisa dilakukan agar otak tidak cepat pikun.
Bila dilakukan secara rutin, manfaatnya tak hanya pada kesehatan otak, tetapi
juga pada kesehatan tubuh secara menyeluruh. (RN/RH/klikdokter/jpnn/fajar/kpc)

SEIRING pertambahan usia, kemampuan bagian otak
yang membantu manusia belajar, mengingat, berencana, dan beberapa fungsi
kognitif lainnya akan menurun, yang biasa dinamakan pikun.

Identik dengan usia tua, tapi pikun juga bisa dialami usia muda. Ada
kegiatan yang bisa dilakukan agar otak tidak cepat pikun.

“Pertambahan usia tersebut juga menyebabkan menurunnya aliran darah ke otak
karena terjadinya penyempitan pembuluh darah, sehingga memperbesar kemungkinan
terjadinya peradangan di otak. Hal ini turut memperburuk fungsi kognitif otak,”
jelas dr. Astrid Wulan Kusumoastuti dari KlikDokter.

Tidak ada perubahan fisik yang berarti, sehingga cukup sulit untuk
mengidentifikasi pikun. Namun, kondisi ini akan sangat mengganggu, sehingga
penderitanya akan kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Kegiatan yang dapat membantu otak agar tidak cepat pikun

Pikun yang merupakan gejala demensia adalah kondisi yang tak dapat
disembuhkan, tetapi bisa diperlambat dan dicegah dengan latihan otak. Tak perlu
menunggu hingga berusia lanjut, Anda pun bisa mulai melatih otak sedini
mungkin. Contoh kegiatannya adalah sebagai berikut:

1. Belajar bahasa baru

Dikatakan oleh dr. Resthie Rachmanta Putri, M.Epid, dari KlikDokter,
beberapa studi membuktikan bahwa mempelajari bahasa baru dan mempraktikkannya
dalam percakapan sehari-hari bisa memperlambat terjadinya demensia dan
memperlambat proses penuaan pada otak.

2. Menghafal lirik lagu

Siapa yang tidak menyukai musik? “Mendengarkan musik dan menyanyikan
liriknya bisa efektif melatih daya ingat. Pilih lagu yang Anda suka tapi belum
hafal liriknya, lalu dengarkan dan lantunkan berulang-ulang,” dr. Restie
menyarankan.

Baca Juga :  Minuman Terbaik untuk Atasi Dehidrasi

Anda juga bisa mencoba menstimulasi otak yang bertanggung jawab atas kemampuan
memori, memori, dan seni.

3. Rutin berolahraga

“Gangguan otak seperti demensia berhubungan dengan masalah jantung dan
pembuluh darah (kardiovaskular). Orang-orang yang memiliki penyakit
kardiovaskular relatif lebih mudah mengalami pikun,” kata dr. Sepriani T.
Limbong dari KlikDokter.

Salah satu cara untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular adalah
dengan menjaga berat badan agar tetap ideal. Pasalnya, dr. Sepriani mengatakan,
salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan otak adalah berat badan berlebih.

Frekuensi olahraga yang disarankan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah
setidaknya 150 menit atau lima kali dalam seminggu selama 30 menit tiap
sesinya.

4. Menggambar peta

Menggambar peta sederhana lingkungan rumah, menggambar rute jalan yang Anda
lewati dari rumah ke kantor atau tempat lainnya juga dapat membantu melatih
otak.

Dengan menerapkannya, kata dr. Resthie, Anda telah melatih memori dan
kemampuan visuospasial (berhubungan dengan persepsi dari hubungan-hubungan
ruang).

5. Bermain permainan yang
dapat mengasah otak

“Kegiatan yang melibatkan kemampuan berpikir dapat meningkatkan kemampuan
kognitif dan menurunkan risiko demensia,” kata dr. Sepriani.

“Aktivitas seperti bermain kartu, puzzle, teka-teki silang, Sudoku, atau
permainan board game lainnya hanya segelintir kegiatan yang dapat menjaga kemampuan
kognitif otak,” lanjutnya.

6. Modifikasi kebiasaan
sehari-hari

Lakukan modifikasi pada kebiasaan yang biasa Anda lakukan setiap hari.
Misalnya, biasa menyapu dengan tangan kanan, kali ini gunakan tangan kiri.

7. Belajar bermain musik

Dokter Resthie juga mengatakan bahwa berdasarkan studi, orang-orang yang
suka bermain musik memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami demensia
dan gangguan memori.

Baca Juga :  Waspada, Empat Gejala Kanker Ini Sering Dianggap Remeh

8. Mengubah gaya hidup

Demi kesehatan otak (dan tubuh yang lebih baik), lakukan perubahan gaya
hidup menjadi lebih baik. Salah satunya adalah dengan menjauhi alkohol.

“Alkohol bersifat toksik terhadap sel otak. Risiko kerusakan otak akan
meningkat bila Anda punya kebiasaan minum alkohol,” ujar dr. Sepriani.

Selain itu, dr. Sepriani juga mengimbau untuk berhenti merokok. Tak hanya
dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker, rokok juga terbukti
dapat menurunkan kemampuan kognitif dan memengaruhi kesehatan otak.

Satu lagi yang tak kalah penting adalah dengan menerapkan pola makan sehat
bergizi seimbang untuk menjaga kesehatan sel otak.

“Mulailah dengan memperbanyak makan buah dan sayur, serta menggunakan
sumber lemak sehat seperti minyak jagung dan minyak zaitun. Perbanyak pula
konsumsi ikan. Rutin mengonsumsi ikan dapat mencegah penurunan ingatan atau
memori,” jelas dr. Sepriani.

9. Cek kesehatan rutin

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, pikun erat kaitannya dengan
penyakit jantung, hipertensi, begitu juga diabetes dan kolesterol.

Khususnya bila Anda mengalami kondisi tersebut, sebaiknya rutin cek
kesehatan atau kontrol ke dokter, dan mengonsumsi obat untuk mengendalikan
kondisi penyakit sehingga kesehatan otak ikut terjaga.

Itulah beberapa kegiatan yang bisa dilakukan agar otak tidak cepat pikun.
Bila dilakukan secara rutin, manfaatnya tak hanya pada kesehatan otak, tetapi
juga pada kesehatan tubuh secara menyeluruh. (RN/RH/klikdokter/jpnn/fajar/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru