29.6 C
Jakarta
Thursday, October 2, 2025

Waspada Campak, Dokter Anak Ingatkan Gejala Awal Bisa Berujung Komplikasi Berat

PROKALTENG.CO – Kasus campak di Indonesia kembali meningkat dan menjadi perhatian serius dunia medis. Dokter Spesialis Anak, Dr. dr. Dominicus Husada, DTM&H, MCTM(TP), Sp.A(K), mengingatkan masyarakat agar tidak meremehkan gejala awal campak pada anak karena bisa berujung komplikasi berat.

“Campak sering kali diawali demam, batuk, dan pilek yang mirip flu. Karena terlihat ringan, banyak orang tua tidak waspada hingga akhirnya muncul ruam di seluruh tubuh. Padahal, bila tidak ditangani tepat, penyakit ini bisa menimbulkan pneumonia, diare berat, hingga radang otak,” ujar Dominicus dilansir dari ANTARA, Rabu (1/10).

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), katanya, telah merekomendasikan pemberian imunisasi campak-rubella (MR) atau MMR sesuai jadwal nasional guna menekan angka kasus. Vaksin MR diberikan pertama kali pada usia 9 bulan, lalu dosis kedua pada usia 15–18 bulan, dan booster pada usia 5–7 tahun.

Baca Juga :  Gara-gara Hal ini, Acara Pagi Pagi Pasti Happy Kembali Kena Sanksi dar

Dominicus menjelaskan, bila anak belum menerima vaksin MR hingga usia 12 bulan, maka vaksin MMR bisa dijadikan dosis pertama. Di Indonesia, dosis kedua diberikan dengan interval enam bulan, kemudian dilanjutkan lagi di usia 5–7 tahun.

“Dengan mengikuti jadwal imunisasi lengkap, anak akan lebih terlindungi dari campak sekaligus penyakit lain seperti gondongan dan rubella,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya pencegahan penularan melalui pola hidup sehat. Orang tua disarankan menjaga kebersihan rumah, membiasakan cuci tangan, memastikan ventilasi ruangan baik, serta mendukung daya tahan tubuh anak dengan gizi seimbang, istirahat cukup, dan aktivitas fisik teratur.

Country Medical Lead MSD Indonesia, dr. Amrilmaen Badawi, turut mengingatkan agar orang tua memeriksa kembali buku imunisasi anak.

Baca Juga :  Tips dan Trik Mengajarkan Kebiasaan Memilih Makanan yang Baik untuk si Kecil

“Pastikan dosis MMR lengkap. Dengan begitu, kita bisa melindungi anak-anak agar tumbuh menjadi generasi sehat dan kuat,” ujarnya.

Kementerian Kesehatan mencatat hingga Agustus 2025 ada 46 Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak di berbagai daerah. Jawa Timur menjadi salah satu provinsi dengan kasus tinggi. Di Kabupaten Sumenep saja tercatat 2.139 suspek campak, 205 terkonfirmasi laboratorium, dan 20 anak meninggal dunia.

Hingga kini cakupan imunisasi campak nasional masih jauh dari target 95 persen yang diperlukan untuk membentuk kekebalan kelompok (herd immunity). (ant)

PROKALTENG.CO – Kasus campak di Indonesia kembali meningkat dan menjadi perhatian serius dunia medis. Dokter Spesialis Anak, Dr. dr. Dominicus Husada, DTM&H, MCTM(TP), Sp.A(K), mengingatkan masyarakat agar tidak meremehkan gejala awal campak pada anak karena bisa berujung komplikasi berat.

“Campak sering kali diawali demam, batuk, dan pilek yang mirip flu. Karena terlihat ringan, banyak orang tua tidak waspada hingga akhirnya muncul ruam di seluruh tubuh. Padahal, bila tidak ditangani tepat, penyakit ini bisa menimbulkan pneumonia, diare berat, hingga radang otak,” ujar Dominicus dilansir dari ANTARA, Rabu (1/10).

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), katanya, telah merekomendasikan pemberian imunisasi campak-rubella (MR) atau MMR sesuai jadwal nasional guna menekan angka kasus. Vaksin MR diberikan pertama kali pada usia 9 bulan, lalu dosis kedua pada usia 15–18 bulan, dan booster pada usia 5–7 tahun.

Baca Juga :  Gara-gara Hal ini, Acara Pagi Pagi Pasti Happy Kembali Kena Sanksi dar

Dominicus menjelaskan, bila anak belum menerima vaksin MR hingga usia 12 bulan, maka vaksin MMR bisa dijadikan dosis pertama. Di Indonesia, dosis kedua diberikan dengan interval enam bulan, kemudian dilanjutkan lagi di usia 5–7 tahun.

“Dengan mengikuti jadwal imunisasi lengkap, anak akan lebih terlindungi dari campak sekaligus penyakit lain seperti gondongan dan rubella,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya pencegahan penularan melalui pola hidup sehat. Orang tua disarankan menjaga kebersihan rumah, membiasakan cuci tangan, memastikan ventilasi ruangan baik, serta mendukung daya tahan tubuh anak dengan gizi seimbang, istirahat cukup, dan aktivitas fisik teratur.

Country Medical Lead MSD Indonesia, dr. Amrilmaen Badawi, turut mengingatkan agar orang tua memeriksa kembali buku imunisasi anak.

Baca Juga :  Tips dan Trik Mengajarkan Kebiasaan Memilih Makanan yang Baik untuk si Kecil

“Pastikan dosis MMR lengkap. Dengan begitu, kita bisa melindungi anak-anak agar tumbuh menjadi generasi sehat dan kuat,” ujarnya.

Kementerian Kesehatan mencatat hingga Agustus 2025 ada 46 Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak di berbagai daerah. Jawa Timur menjadi salah satu provinsi dengan kasus tinggi. Di Kabupaten Sumenep saja tercatat 2.139 suspek campak, 205 terkonfirmasi laboratorium, dan 20 anak meninggal dunia.

Hingga kini cakupan imunisasi campak nasional masih jauh dari target 95 persen yang diperlukan untuk membentuk kekebalan kelompok (herd immunity). (ant)

Terpopuler

Artikel Terbaru