30.9 C
Jakarta
Tuesday, July 1, 2025

Sikat Gigi Terlalu Sering dan Kuat Bisa Merusak, Bukan Menyehatkan

PROKALTENG.CO – Menyikat gigi terlalu sering dan dengan tekanan berlebih justru bisa menyebabkan kerusakan serius pada email gigi dan gusi. Alih-alih menyehatkan, kebiasaan ini bisa memperparah kondisi mulut jika tidak dilakukan dengan teknik yang benar, apalagi setelah makan.

Menurut laporan Hindustan Times, dokter gigi spesialis prostetik sekaligus CEO Epikdoc.AI, Dr. Sanjeet Shankar, mengingatkan bahwa perawatan gigi secara berlebihan justru berisiko menimbulkan masalah jangka panjang, seperti gusi surut dan ausnya lapisan pelindung gigi.

“Beberapa orang menyikat gigi setelah setiap kali makan. Yang lain menyikat gigi dengan intensitas yang sama seperti yang mereka gunakan pada wajan yang bernoda. Keduanya tidak membantu. Yang terjadi selanjutnya bukanlah kekuatan tetapi kerusakan, pertama-tama pada email, kemudian pada garis gusi. Ironisnya, upaya untuk menjaga kesehatan mulut justru menjadi kehancurannya,” katanya.

Ia menambahkan, konsumsi makanan atau minuman asam seperti jeruk, tomat, atau cola dapat melembutkan email gigi. Jika langsung disikat, kondisi ini justru mempercepat erosi. Shankar menyarankan untuk menunggu sekitar 30 menit agar air liur menetralkan asam sebelum menyikat gigi.

Baca Juga :  Punya Gaji Tinggi Tapi Uang Sering Habis Sebelum Akhir Bulan, Mungkin Ini Penyebabnya

Setelah lapisan email terkikis, gigi tidak bisa pulih secara alami. Perawatan yang dibutuhkan antara lain penambalan, bonding, atau pemasangan mahkota gigi. Jika resesi gusi terjadi, tindakan medis seperti cangkok atau teknik bedah lubang jarum bisa diperlukan, meskipun prosedur tersebut cukup mahal dan invasif.

“Kerusakan ini terjadi selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, dengan tanda-tanda kecil yang mudah terlewatkan, seperti sensitivitas yang berlebihan, perubahan kecil pada gusi, atau sikat gigi yang terlalu cepat aus. Yang sering kali terlewatkan bukanlah usaha, tetapi pengendalian diri,” kata Shankar.

Ia juga menyoroti bahwa kebiasaan menyikat gigi yang salah bisa menyebabkan dentin lapisan di bawah email menjadi lebih pori dan sensitif, serta rentan terhadap pembusukan.

Beberapa kesalahan umum termasuk menyikat dengan tekanan keras, memakai bulu sikat yang kasar, atau pasta gigi pemutih yang abrasif. Orang yang tidak kidal, misalnya, sering memberi tekanan lebih besar pada sisi kiri mulut. Gigi taring juga kerap disikat lebih agresif karena bentuknya yang menonjol, dan ini menjadi awal dari keausan.

Baca Juga :  Tes Mata Dapat Mendeteksi Kondisi Kesehatan Mata

Saat gusi menyusut, akar gigi jadi lebih terbuka dan rentan terinfeksi. Lama kelamaan, terbentuk celah hitam antara gigi yang sulit dibersihkan dan mudah menjadi tempat sisa makanan tersangkut.

“Ini bukan sekadar masalah kosmetik. Hal ini membuat pembersihan menjadi lebih sulit dan makanan lebih sering tersangkut,” tegasnya.

Ciri umum yang patut diwaspadai antara lain bulu sikat cepat rusak dalam waktu 2–3 minggu atau terasa kasar di ujungnya. Shankar merekomendasikan sikat gigi berbulu lembut, dengan gerakan ringan dan melingkar serta sudut mengarah ke garis gusi. Untuk penggunaan normal, sikat gigi sebaiknya diganti setiap tiga bulan. (ant)

PROKALTENG.CO – Menyikat gigi terlalu sering dan dengan tekanan berlebih justru bisa menyebabkan kerusakan serius pada email gigi dan gusi. Alih-alih menyehatkan, kebiasaan ini bisa memperparah kondisi mulut jika tidak dilakukan dengan teknik yang benar, apalagi setelah makan.

Menurut laporan Hindustan Times, dokter gigi spesialis prostetik sekaligus CEO Epikdoc.AI, Dr. Sanjeet Shankar, mengingatkan bahwa perawatan gigi secara berlebihan justru berisiko menimbulkan masalah jangka panjang, seperti gusi surut dan ausnya lapisan pelindung gigi.

“Beberapa orang menyikat gigi setelah setiap kali makan. Yang lain menyikat gigi dengan intensitas yang sama seperti yang mereka gunakan pada wajan yang bernoda. Keduanya tidak membantu. Yang terjadi selanjutnya bukanlah kekuatan tetapi kerusakan, pertama-tama pada email, kemudian pada garis gusi. Ironisnya, upaya untuk menjaga kesehatan mulut justru menjadi kehancurannya,” katanya.

Ia menambahkan, konsumsi makanan atau minuman asam seperti jeruk, tomat, atau cola dapat melembutkan email gigi. Jika langsung disikat, kondisi ini justru mempercepat erosi. Shankar menyarankan untuk menunggu sekitar 30 menit agar air liur menetralkan asam sebelum menyikat gigi.

Baca Juga :  Punya Gaji Tinggi Tapi Uang Sering Habis Sebelum Akhir Bulan, Mungkin Ini Penyebabnya

Setelah lapisan email terkikis, gigi tidak bisa pulih secara alami. Perawatan yang dibutuhkan antara lain penambalan, bonding, atau pemasangan mahkota gigi. Jika resesi gusi terjadi, tindakan medis seperti cangkok atau teknik bedah lubang jarum bisa diperlukan, meskipun prosedur tersebut cukup mahal dan invasif.

“Kerusakan ini terjadi selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, dengan tanda-tanda kecil yang mudah terlewatkan, seperti sensitivitas yang berlebihan, perubahan kecil pada gusi, atau sikat gigi yang terlalu cepat aus. Yang sering kali terlewatkan bukanlah usaha, tetapi pengendalian diri,” kata Shankar.

Ia juga menyoroti bahwa kebiasaan menyikat gigi yang salah bisa menyebabkan dentin lapisan di bawah email menjadi lebih pori dan sensitif, serta rentan terhadap pembusukan.

Beberapa kesalahan umum termasuk menyikat dengan tekanan keras, memakai bulu sikat yang kasar, atau pasta gigi pemutih yang abrasif. Orang yang tidak kidal, misalnya, sering memberi tekanan lebih besar pada sisi kiri mulut. Gigi taring juga kerap disikat lebih agresif karena bentuknya yang menonjol, dan ini menjadi awal dari keausan.

Baca Juga :  Tes Mata Dapat Mendeteksi Kondisi Kesehatan Mata

Saat gusi menyusut, akar gigi jadi lebih terbuka dan rentan terinfeksi. Lama kelamaan, terbentuk celah hitam antara gigi yang sulit dibersihkan dan mudah menjadi tempat sisa makanan tersangkut.

“Ini bukan sekadar masalah kosmetik. Hal ini membuat pembersihan menjadi lebih sulit dan makanan lebih sering tersangkut,” tegasnya.

Ciri umum yang patut diwaspadai antara lain bulu sikat cepat rusak dalam waktu 2–3 minggu atau terasa kasar di ujungnya. Shankar merekomendasikan sikat gigi berbulu lembut, dengan gerakan ringan dan melingkar serta sudut mengarah ke garis gusi. Untuk penggunaan normal, sikat gigi sebaiknya diganti setiap tiga bulan. (ant)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/