32.7 C
Jakarta
Wednesday, April 9, 2025

Rokok Elektrik Juga Perlu Diwaspadai

ANDA tentu sudah tidak asing lagi dengan dampak negatif kebiasaan
merokok. Namun, akhir-akhir ini, semakin banyak orang yang memiliki kebiasaan
merokok jadi berpindah ke rokok elektrik atau e-cigarette. Para perokok ini
mengira, rokok elektrik punya dampak negatif yang cenderung lebih ringan bila
dibandingkan dengan berbagai zat beracun pada rokok tembakau. Sudah tepatkah
hal tersebut?

Sekilas tentang rokok elektrik

Rokok elektrik atau banyak disebut sebagai vape adalah salah satu
jenis dari penghantar nikotin elektronik. Ada tiga komponen utama dalam rokok
elektrik, yaitu baterai, elemen pemanas, dan tabung yang berisi cairan.

Cairan dalam tabung tersebut berisi nikotin, propilen glikol atau
gliserin, serta penambah rasa, seperti rasa buah-buahan dan cokelat. Beberapa
rokok elektrik juga mempunyai baterai dan tabung cairan yang dapat diisi
ulang.

Rokok elektrik bekerja dengan cara memanaskan cairan yang ada di
dalam tabung, lalu menghasilkan uap seperti asap yang umumnya mengandung
berbagai zat kimia. Pengguna pun mengisap zat kimia ini langsung dari
corongnya.

Beberapa pakar mencoba untuk menjawab pertanyaan tersebut melalui
salah satu penelitian yang dilakukan di University of Birmingham. Dari hasil
penelitian tersebut, didapatkan bahwa penggunaan rokok elektrik berkaitan
dengan terjadinya kerusakan sel penting pada sistem daya tahan tubuh. Hal ini
dapat mengakibatkan dampak negatif yang tidak diketahui sebelumnya.

Penelitian memaparkan bahwa asap yang timbul dari penggunaan rokok
elektrik dapat menghambat fungsi dari sel daya tahan tubuh yang terdapat di
paru-paru serta meningkatkan risiko terjadinya peradangan. Karena itu, para
peneliti menyanggah opini publik yang menganggap bahwa rokok elektrik dapat
digolongkan sebagai aman.

Baca Juga :  Setelah Tiongkok, Hantavirus dari Tikus Kini Ditemukan di AS

 

Tidak seberbahaya tokok tembakau?

Meski begitu, para pakar dari Public Health England menyatakan
bahwa rokok elektrik masih tidak seberbahaya rokok tembakau. Rokok jenis ini
masih mungkin digunakan sebagai salah satu cara untuk melepas ketergantungan
terhadap rokok tembakau.

Penelitian dengan desain eksperimental berskala kecil yang
dipublikasikan di jurnal kedokteran Thorax tersebut dipimpin oleh Professor
David Thickett, pakar di bidang penelitian terkait rokok elektrik.
Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai rokok elektrik fokus pada komposisi
zat kimia dari cairan yang terdapat pada rokok elektrik sebelum digunakan.

Pada penelitian tersebut, para peneliti mengembangkan sebuah
prosedur mekanik untuk memimik pengisapan rokok elektrik di laboratorium.
Mereka menggunakan sampel jaringan paru-paru yang didapat dari delapan individu
yang tidak merokok.

Hasil penelitian menunjukkan, asap yang timbul sebagai akibat dari
pengisapan rokok elektrik menyebabkan terjadinya peradangan serta menghambat
aktivitas dari sel makrofag pada alveolus paru-paru. Sel makrofag berfungsi
untuk mengeliminasi partikel debu, bakteri, dan alergen (zat pencetus alergi),
yang dapat berpotensi menimbulkan gangguan pada pernapasan.

Para peneliti mengatakan bahwa sebagian dampak yang diamati
menyerupai efek yang tampak pada perokok tembakau biasa dan orang dengan
penyakit paru-paru kronis.

Baca Juga :  Zumba Ternyata Juga Cocok Buat yang Berusia 50 Tahun ke Atas

Para peneliti mengingatkan bahwa hasil tersebut didapatkan pada
kondisi yang disesuaikan di laboratorium. Karena itu, masih dibutuhkan
penelitian lebih lanjut untuk lebih memahami efek jangka panjang yang dapat
terjadi. Sebagai tambahan, hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut
merupakan perubahan yang diamati selama 48 jam masa penelitian.

Public Health England juga melakukan telaah ilmiah pada Februari
2018 lalu untuk merangkum semua bukti ilmiah yang berhubungan dengan penggunaan
rokok elektrik. Dari telaah tersebut, didapatkan bahwa sebagian besar hasil
kajian ilmiah menunjukkan bahwa rokok elektrik memiliki taraf keamanan yang
lebih baik dibandingkan merokok, dan dapat digunakan sebagai salah satu metode
untuk membantu melepaskan kecanduan terhadap rokok.

Professor Thickett menambahkan bahwa walaupun rokok elektrik
dikatakan lebih aman dibandingkan rokok tembakau, penggunaan alat tersebut
tetap dapat berbahaya karena penelitian terkait hal ini masih belum banyak.
Namun, menurut dia, masih terdapat banyak dampak negatif dari penggunaan rokok
elektrik yang belum diteliti lebih lanjut.

Rokok
elektrik ternyata dapat berdampak negatif terhadap sel pada sistem daya tahan
tubuh. Karena itu, yang paling baik adalah Anda menghindari kebiasaan tersebut
sama sekali, baik rokok tembakau maupun rokok elektrik. Hal ini demi menurunkan
risiko berbagai dampak negatif pada kesehatan tubuh.(HNS/RVS/kikdokter)

ANDA tentu sudah tidak asing lagi dengan dampak negatif kebiasaan
merokok. Namun, akhir-akhir ini, semakin banyak orang yang memiliki kebiasaan
merokok jadi berpindah ke rokok elektrik atau e-cigarette. Para perokok ini
mengira, rokok elektrik punya dampak negatif yang cenderung lebih ringan bila
dibandingkan dengan berbagai zat beracun pada rokok tembakau. Sudah tepatkah
hal tersebut?

Sekilas tentang rokok elektrik

Rokok elektrik atau banyak disebut sebagai vape adalah salah satu
jenis dari penghantar nikotin elektronik. Ada tiga komponen utama dalam rokok
elektrik, yaitu baterai, elemen pemanas, dan tabung yang berisi cairan.

Cairan dalam tabung tersebut berisi nikotin, propilen glikol atau
gliserin, serta penambah rasa, seperti rasa buah-buahan dan cokelat. Beberapa
rokok elektrik juga mempunyai baterai dan tabung cairan yang dapat diisi
ulang.

Rokok elektrik bekerja dengan cara memanaskan cairan yang ada di
dalam tabung, lalu menghasilkan uap seperti asap yang umumnya mengandung
berbagai zat kimia. Pengguna pun mengisap zat kimia ini langsung dari
corongnya.

Beberapa pakar mencoba untuk menjawab pertanyaan tersebut melalui
salah satu penelitian yang dilakukan di University of Birmingham. Dari hasil
penelitian tersebut, didapatkan bahwa penggunaan rokok elektrik berkaitan
dengan terjadinya kerusakan sel penting pada sistem daya tahan tubuh. Hal ini
dapat mengakibatkan dampak negatif yang tidak diketahui sebelumnya.

Penelitian memaparkan bahwa asap yang timbul dari penggunaan rokok
elektrik dapat menghambat fungsi dari sel daya tahan tubuh yang terdapat di
paru-paru serta meningkatkan risiko terjadinya peradangan. Karena itu, para
peneliti menyanggah opini publik yang menganggap bahwa rokok elektrik dapat
digolongkan sebagai aman.

Baca Juga :  Setelah Tiongkok, Hantavirus dari Tikus Kini Ditemukan di AS

 

Tidak seberbahaya tokok tembakau?

Meski begitu, para pakar dari Public Health England menyatakan
bahwa rokok elektrik masih tidak seberbahaya rokok tembakau. Rokok jenis ini
masih mungkin digunakan sebagai salah satu cara untuk melepas ketergantungan
terhadap rokok tembakau.

Penelitian dengan desain eksperimental berskala kecil yang
dipublikasikan di jurnal kedokteran Thorax tersebut dipimpin oleh Professor
David Thickett, pakar di bidang penelitian terkait rokok elektrik.
Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai rokok elektrik fokus pada komposisi
zat kimia dari cairan yang terdapat pada rokok elektrik sebelum digunakan.

Pada penelitian tersebut, para peneliti mengembangkan sebuah
prosedur mekanik untuk memimik pengisapan rokok elektrik di laboratorium.
Mereka menggunakan sampel jaringan paru-paru yang didapat dari delapan individu
yang tidak merokok.

Hasil penelitian menunjukkan, asap yang timbul sebagai akibat dari
pengisapan rokok elektrik menyebabkan terjadinya peradangan serta menghambat
aktivitas dari sel makrofag pada alveolus paru-paru. Sel makrofag berfungsi
untuk mengeliminasi partikel debu, bakteri, dan alergen (zat pencetus alergi),
yang dapat berpotensi menimbulkan gangguan pada pernapasan.

Para peneliti mengatakan bahwa sebagian dampak yang diamati
menyerupai efek yang tampak pada perokok tembakau biasa dan orang dengan
penyakit paru-paru kronis.

Baca Juga :  Zumba Ternyata Juga Cocok Buat yang Berusia 50 Tahun ke Atas

Para peneliti mengingatkan bahwa hasil tersebut didapatkan pada
kondisi yang disesuaikan di laboratorium. Karena itu, masih dibutuhkan
penelitian lebih lanjut untuk lebih memahami efek jangka panjang yang dapat
terjadi. Sebagai tambahan, hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut
merupakan perubahan yang diamati selama 48 jam masa penelitian.

Public Health England juga melakukan telaah ilmiah pada Februari
2018 lalu untuk merangkum semua bukti ilmiah yang berhubungan dengan penggunaan
rokok elektrik. Dari telaah tersebut, didapatkan bahwa sebagian besar hasil
kajian ilmiah menunjukkan bahwa rokok elektrik memiliki taraf keamanan yang
lebih baik dibandingkan merokok, dan dapat digunakan sebagai salah satu metode
untuk membantu melepaskan kecanduan terhadap rokok.

Professor Thickett menambahkan bahwa walaupun rokok elektrik
dikatakan lebih aman dibandingkan rokok tembakau, penggunaan alat tersebut
tetap dapat berbahaya karena penelitian terkait hal ini masih belum banyak.
Namun, menurut dia, masih terdapat banyak dampak negatif dari penggunaan rokok
elektrik yang belum diteliti lebih lanjut.

Rokok
elektrik ternyata dapat berdampak negatif terhadap sel pada sistem daya tahan
tubuh. Karena itu, yang paling baik adalah Anda menghindari kebiasaan tersebut
sama sekali, baik rokok tembakau maupun rokok elektrik. Hal ini demi menurunkan
risiko berbagai dampak negatif pada kesehatan tubuh.(HNS/RVS/kikdokter)

Terpopuler

Artikel Terbaru