PROKALTENG.CO – Kita semua menyadari pro kontra penggunaan media sosial dan bagaimana hal itu memengaruhi pikiran, emosi, harga diri, bahkan kesehatan individu.
Adapun media sosial telah menjadi bagian penting dalam kehidupan, memungkinkan kita untuk tetap terhubung dengan keluarga dan teman, membuat kontak baru, memperluas bisnis, hingga mencari pekerjaan.
Sayangnya, terlalu sering bermain media sosial dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mental dan gangguan kejiwaan seperti kecemasan, depresi, dan perubahan harga diri.
Kecanduan dan penggunaan jejaring sosial juga dikaitkan dengan NOMOPHOBIA (NO MObile PHone PhoBIA), kelainan psikologis di mana penderitanya merasa takut terlepas dari ponsel, konektivitas internet, dan media sosial.
Jadi, kapankah Anda harus menjauhi dan melakukan detoksifikasi media sosial? Dikutip dari Minds Journal, Jumat (17/5), berikut 8 tanda yang perlu diwaspadai:
- Terus membandingkan diri dengan orang lain
Suka atau tidak suka, bermain media sosial membuat kita membandingkan hidup dengan orang lain seperti kehidupan mereka terlihat menarik, sedangkan kita hanya menjalani hari-hari biasa.
Jika Anda tidak bisa berhenti melakukan ini, maka segeralah nonaktifkan media sosialmu.
- Merasa buruk terhadap diri sendiri
Terlepas dari apa yang Anda komentari di postingan terbaru teman soal liburan keluarga, pernikahan, tempat kerja, atau hal keren yang mereka lakukan, Anda tahu betul perasaan sendiri.
Jika merasa harga diri Anda bergantung pada jumlah likes, hearts, followers, dan retweets, ini saatnya untuk menjauhi layar, hargai apa yang Anda miliki. dan perbaiki hidupmu.
- Langsung cek ponsel
Tahukah Anda bahwa lebih dari 80 persen pengguna smartphone memeriksa gawai mereka dalam waktu 15 menit setelah mereka bangun tidur?
Jika Anda salah satunya, segera hentikan ini karena perilaku tersebut dikaitkan dengan peningkatan kecemasan, stres, kurangnya perhatian, suasana hati negatif, dan depresi.
Selain itu, mengecek media sosial sebelum tidur juga dapat memengaruhi kualitas tidur dan menyebabkan insomnia karena merangsang otak Anda.
- Tidak bisa hidup tanpa ponsel
Jika Anda menghabiskan terlalu banyak waktu di depan ponsel, sehingga memengaruhi pendidikan, pekerjaan, hubungan, atau kehidupan normal, berarti Anda kecanduan!
- Merasa kehilangan saat tidak ada ponsel
Apakah Anda menderita NOMOPHOBIA? Apakah Anda takut kehilangan ponsel atau tidak dapat mengakses media sosial?
Menurut studi tahun 2020, fobia tidak ada ponsel mengacu pada ketakutan, kecemasan, kegugupan, dan ketidaknyamanan yang dirasakan seseorang ketika melakukan aktivitas tanpa ponselnya.
- Digunakan sebagai pengalih perhatian
Beristirahat sejenak dari pekerjaan dapat membantu kita kembali fokus dan menjadi lebih produktif.
Namun, jika Anda mengambil ponsel dan memeriksa postingan terbaru di media sosial saat bekerja, hal ini akan memengaruhi konsentrasi, perhatian, produktivitas, dan kinerja.
- Tidak menikmatinya
Media sosial seharusnya menyenangkan dan menarik karena menjadi cara interaktif untuk terhubung dengan orang sekitar atau bertemu orang baru.
Namun jika akhir-akhir ini Anda merasa hal tersebut lebih seperti kewajiban daripada kesenangan, merasa jengkel atau sedih melihat postingan di feed, lebih baik menjauh. Hal ini tidak seharusnya membuat Anda merasa stres atau cemas.
- Mengabaikan kehidupan pribadi
Terlalu terobsesi dengan media sosial atau terus mengkhawatirkan apa yang akan Anda posting selanjutnya untuk mendapatkan lebih banyak likes dapat berdampak serius pada kehidupan pribadi.
Hal ini juga dapat menghalangi Anda untuk mengejar minat dan hobi, mempelajari keterampilan baru, dan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan pribadi.
Faktanya, penggunaan media sosial berlebihan juga dapat memengaruhi dinamika keluarga dan fungsi keluarga. (pri/jawapos.com)